Ubah 5 Mindset Ini Agar Hobi Jadi Skill Yang Menghasilkan
Tanpa benar-benar menyadari hampir sebagian besar pekerjaan yang saya lakukan lima tahun belakangan ini berasal dari hobi. Namun apakah di 2023 ini bakal ada goal untuk unlocked new skill? Bentar, kita mundur sebentar untuk melihat beberapa goal di tahun-tahun sebelumnya.
Melihat ke belakang sejenak, nggak lama-lama, cuma mau melihat sudah sejauh apa sih, perjalanan membawa? Seberapa besar sudah bertumbuh? Seberapa besar jarak antara apa yang diinginkan dan realitasnya? Apakah masih mengerjakan hal-hal yang sama, apakah masih menekuni hobi yang sama?
Kalau ngomongin soal goal, saya jadi ingat tulisan ini, dan setelah membacanya, alhamdulillah bisa merasa lega karena tiga goal yang tertulis di sana sudah unlocked, alias tercapai. Meski belum optimal dan terus berproses agar sesuai dengan dicita-citakan, namun seenggaknya hal tersebut sudah bisa diceklis.
Ya, awal tahun dan momen pergantian tahun seringkali masih menjadi momen untuk refleksi dan menyusun tangga-tangga pijakan untuk sampai di tempat tujuan atau goal yang dicita-citakan.
Kayaknya udah cukup sering juga saya membahas tentang goal setting di awal tahun ini. Ada tulisan tentang :
Silakan klik satu-satu untuk membacanya, ya.
Mengubah Hobi Jadi Skill Yang Menghasilkan
Beberapa tahun ke belakang rasanya sudah beberapa kali menulis tentang hobi: pertama bercerita tentang 'menulis sebagai hobi yang menghasilkan', dan juga membahas tentang 'menemukan ikigai dalam hidup.'
Keduanya sebenarnya sudah merangkum tema tentang hobi dan passion.
Tahun ini rasanya tidak ada hobi atau skill yang benar-benar baru yang ingin saya tekuni. Hampir sebagian besar skill yang ingin diperdalam dan dipertajam masih berasal dari sumber yang sama.
Meski begitu ketika jalan-jalan untuk melihat ke 'masa lampau' saya menyadari ada hal-hal yang tidak lagi ingin saya lakukan. Bukan karena hal itu tidak menyenangkan atau tidak menghasilkan, melainkan karena rasa-rasanya sudah tidak pas dengan diri yang sekarang.
Misalnya, saya tidak lagi ingin menulis fiksi.
Keinginan untuk kembali menerbitkan buku masih besar, namun kini buku yang ingin saya terbitkan bukan lagi bergenre fiksi.
Meski sudah ada beberapa tema non-fiksi yang menarik perhatian dan energi, tetapi niatnya belum cukup kuat untuk bisa konsisten dan komitmen menyelesaikan satu naskah.
Ada semacam mekanisme rewarding di dalam diri yang bergeser, tidak lagi sama seperti dulu. Ketika validasi eksternal berubah ke internal, rasa-rasanya kini lebih ingin mengejar sesuatu yang bisa memuaskan inner-self.
Seringkali saya pun kembali bertanya-tanya, apa yang rasa-rasanya bakal membuat saya merasa puas ketika berhasil menerbitkan buku atau menghasilkan karya kembali?
Kalau dulu, punya keinginan bukunya best-seller, yang saat ini keinginan itu sudah terkubur lantaran melihat realitas dunia penerbitan dan perbukuan di Indonesia. Kemudian maraknya kanal daring untuk membaca, dan ketidakinginan (mungkin kemalasan) saya untuk mengejar tren ini, juga menjadi salah satu alasan mengapa keinginan menulis buku rasa-rasanya tidak semenggebu itu lagi.
Tentu saja hobi menulis ini tetap tersalurkan dalam beberapa pekerjaan, mulai dari copywriting hingga content writing, Tetapi menulis untuk sebuah produk atau konten untuk orang lain tidak sama seperti menulis fiksi (novel milik sendiri) atau buku non-fiksi dengan tema yang dipilih sendiri.
Tetap ada sesuatu yang bukan diri saya sendiri dalam karya-karya itu. Untungnya masih ada blog ini. Tempat untuk menulis apapun yang melintas di pikiran.
Untuk urusan menulis di blog dan memonetisasinya pun semangatnya cenderung meredup semenjak harus melepas domain lama bramasole.com dan berganti domain yang sekarang.
Alasan teknis yang membuat saya angot-angotan.
Tetapi sisi baiknya, saya kembali menulis di blog karena dorongan ingin menulis, bukan hanya karena ada tulisan bersponsor atau job nulis di blog.
Ketika sampai di titik bahwa apa yang akan dilakukan dan kerjakan harus bisa memuaskan inner-self, hobi-hobi karbitan (hobi yang muncul mendadak karena dorongan FOMO) tidak lagi terasa menarik untuk dikerjakan.
Meskipun kalau diamat-amati, saya tidak memiliki hobi yang benar-benar baru, semuanya masih sama, atau setidaknya berasal dari sumber yang sama.
Saat ini goal-nya adalah mengasah hobi-hobi lama itu agar menjadi skill yang menghasilkan dan bermanfaat lebih luas.
Apa saja kira-kira?
Eh, tapi kayaknya alih-alih mau belajar apa, saya justru pengin berbagi hal-hal yang harus saya 'unlearn' di 2023 ini deh. Karena itu salah satu cara supaya punya ruang untuk belajar skill baru, mempertajamnya hingga bisa mengubah hobi atau hal-hal yang disukai menjadi keahlian.
Unlearn di sini maksudnya melepaskan keyakinan lama yang membuat kita terhambat baik secara mindset maupun niat untuk belajar skill baru.
5 Things To Unlearn in 2023
1. Melakukan Yang Semua Orang Lakukan. Mengerjakan Seperti Semua Orang.
Kapan kita akan bisa benar-benar menyadari tugas apa yang dititipkan Tuhan secara spesial dan spesifik untuk diri ini?
2. Merasa nyaman berada dalam zona nyaman dan aman, meski tidak mengalami pertumbuhan.
Bertumbuh dan sembuh selalu membutuhkan proses yang tidak mudah, terkadang bahkan menyakitkan. Tetapi berada terus dalam zona tersebut akan membuat kita terus memaklumi penderitaan dan bukannya bergerak untuk perubahan.
3. Kebahagiaan ada di tempat yang lain ketika kita sudah pindah rumah, pindah negara, ganti pekerjaan, atau ganti partner.
Melepaskan adiksi terhadap pemikiran bahwa kebahagiaan baru didapatkan jika kita sudah sampai di tujuan yang berbeda dengan apa yang kita jalani hari ini.
Until you give up the idea that happiness is somewhere else, it will never be where you are.
4. Mengerjakan sesuatu ketika ada energi besar dan bayangan tentang hasil yang bisa didapatkan setelahnya.
Bagaimana jika hal-hal kecil yang tampaknya tidak membutuhkan energi besar untuk dikerjakan dan tidak memberikan jaminan atas hasil yang luar biasa justru adalah sesuatu yang dapat membuat kita bertumbuh lebih baik.
Mau melakukan sesuatu tapi belum bergerak juga karena merasa belum ada energi dan bayangan akan hasil yang memuaskan? Mungkin motifnya kurang layak buat dikejar dan nilainya tidak terhidupkan.
5. Lebih menyenangkan melakukan hal yang besar, terlihat, dan diapresiasi banyak orang.
Padahal justru banyak hal kecil yang bisa mengarahkan kita pada hal besar. Kebanyakan dari kita sering berpikir untuk melakukan hal besar di dalam hidup, tetapi tidak semua mau mencoba dari titik paling bawah. Kebanyakan pengin segera meraih kesuksesan. Memulai dari titik terendah membuat kebanyakan orang tidak percaya diri karena takut dipandang rendah oleh orang lain.
Every opportunity in life can lead to something big. When we let go of opportunities because we don't want to start small, we let go of our chance of success.
Itu tadi 5 hal yang harus di-unlearn di 2023 ini, semoga keyakinan lama bisa digantikan keyakinan baru yang membuat kita semakin berkelimpahan energi baik untuk bahan bakar mengasah keterampilan dan keahlian baru di 2023 ini.
No comments