Tontonan
My Liberation Notes : Sepenggal Realita Kehidupan Yang Biasanya
Sempat merasa bosan di episode awal karena pace cerita yang cenderung lambat tidak membuat saya berhenti menyimak drakor My Liberation Notes ini. Salah satu yang membuat saya bisa bertahan adalah karena banyak dialog yang kalimatnya punya makna dalam dan sangat relate dengan kehidupan sehari-hari. Tentu juga karena faktor
My Liberation Notes : Sepenggal Realita Kehidupan Yang Biasa.
Oke, buat yang belum nonton mungkin ini bakal menjadi spoiler ya, jadi boleh skip deh, baca bagian ini.
Kalau biasanya saat nonton drakor kita selalu fokus dengan pemeran utamanya bakal 'berlayar bersama' dan memiliki ending yang manis, di drakor ini kita mesti menurunkan ekspektasi.
No, bukan karena ending-nya sedih ya. Tapi justru ending dari drakor ini cukup realistis dan sejalan dengan judulnya : My Liberation Notes. Yang kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti : "Catatan Pembebasan."
Karena genre drama ini juga 'slice of life' maka wajar kalau ending-nya terasa menggantung dan masih dilingkupi dengan tanda tanya. Ini juga membuat penonton berspekulasi apakah akan ada season keduanya. Sebenarnya kalau kita simak detail-detailnya bisa menebak kok, arah ending-nya.
Lagi pula dalam kehidupan sehari-hari pun begitu, ketika kita sampai di satu titik kebahagiaan, bukan berarti itu sudah akhir dari perjalanan hidup kita. Masih ada peer lainnya. Dan semua pun belum selesai sampai nanti waktu istirahat kita ditetapkan olehNya.
Dari satu titik kebahagiaan yang satu, kita mungkin akan bergerak lagi pada titik lain, yang bisa jadi lebih penuh tantangan, bahkan titik itu bisa membuat kita merasa sedih atau terpuruk, dan kemudian kita bisa melaluinya lagi, lalu kembali berada di titik kebahagiaan lainnya.
Catatan Pembebasan dari para tokoh di My Liberation Notes
Menyoroti tentang "Catatan Pembebasan" dari tokoh-tokohnya juga sangat menarik.
Dari Mi Jeong kita belajar bahwa kebahagiaan tidak boleh bergantung kepada orang lain. Kita bisa membuat diri kita sendiri merasa dicintai dengan melepaskan harapan-harapan bahwa apabila seseorang sudah melakukan sesuatu kepada kita, barulah kita bisa merasakan bahagia.
Cara Mi Jeong bisa berbahagia pun dengan langkah kecil yang sederhana; dalam sehari ada 24 jam, dan sepanjang hari itu tentu kita tidak akan selalu merasa tertekan atau sedih, pasti ada hal-hal kecil yang bisa membuat kita tersenyum.
Jika dalam satu hari ada lima menit yang membahagiakan maka berpeganglah pada kebahagiaan itu, sedikit demi sedikit kita pun bisa menemukan kebahagiaan lainnya, dan tahu-tahu hari berakhir. Begitulah cara Mi Jeong menjalani hari-harinya.
Dari Gi-Jeong kita belajar bahwa tidak semua hal bisa berjalan seperti apa yang kita kehendaki. Kita harus bisa menerima hal-hal lain yang hadir satu paket dengan kebahagiaan itu sendiri.
Formula kebahagiaan itu sendiri tidak hanya berisi satu hal yang selalu kita sukai, tetapi ada juga hal-hal yang di luar harapan dan kontrol kita.
Gi-Jeong berhasil membuat dirinya jatuh cinta lagi, tetapi ia juga harus mau menerima bahwa orang yang dicintainya adalah seorang pria yang telah memiliki anak dan tinggal dengan kakak perempuan dan saudara perempuannya (yang menurutnya bikin hubungan jadi rumit dan rempong) .
Ia merasa tidak nyaman dengan kehadiran mereka, namun ia juga tidak bisa berpisah dengan Tae Hyun.
Jika sebelumnya Gi-Jeong selalu mudah menyerah dalam suatu hubungan jika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan dirinya, alias memiliki standar yang terlalu tinggi, kini dengan Tae Hyun ia berusaha bertahan meski menghadapi situasi yang tidak nyaman untuknya.
Dari sosok Chang Hee kita belajar bahwa ada hal-hal pahit yang memang harus ditelan untuk bisa membuat diri kita menjadi lebih baik. Dan menjadi dewasa adalah belajar menyimpan kepahitan-kepahitan itu sendiri, tidak perlu memuntahkannya kepada orang lain agar diri kita merasa lebih baik.
Bagaimana dengan Mr. Gu sendiri? Apakah akhir hidupnya akan bahagia, dan apa yang akan terjadi dengan dirinya setelah semua yang ia alami ketika dikhianati oleh Hyeon Jin?
Pertama kita bisa lihat perkembangan yang cukup signifikan dari diri Mr. Gu sejak ia masih tinggal di Pedesaan Sanpo hingga kembali ke Seoul. Selain itu di akhir episode, Mr. Gu juga mulai menyadari masalah kecanduan alkoholnya, dan bahwa ia mulai ingin memperbaiki dirinya.
Catatan pembebasan dirinya adalah bahwa ia mulai belajar untuk tidak melakukan hal-hal yang selama ini dipercayai sebagai kebenaran, namun justru membuatnya semakin terpuruk.
Jika melihat dari adegan koin yang tergelincir, namun tidak jatuh masuk ke selokan, ada sebuah pertanda yang bisa penonton tangkap, bahwa Mr. Gu bisa jadi tergelincir pada masalah baru, namun itu tidak membuatnya terperosok jatuh ke dalam lubang yang gelap, justru itu menjadi permulaan bagi perubahan yang baik dalam hidupnya.
Ternyata uang koin 500 ini juga memiliki arti tersendiri. Di uang koin tersebut terdapat lambang burung Durumi atau bangau bermahkota merah. Di Korea, burung ini merupakan simbol cinta, kebahagiaan, kelangsungan hidup, kesetiaan, dan umur panjang. Sepertinya hal itu adalah gambaran hidup Mr.Gu ke depannya yang ingin penulis sampaikan kepada kita.
Jadi gimana, kalian puas dengan ending-nya atau berharap bakal ada season selanjutnya untuk menjelaskan semuanya.
Lepas dari semua itu, kayaknya hampir sebagian penonton jadi cari-cari film atau drama lain yang dibintangi oleh Son Seokgu.
No comments