The Geography of Genius : Buku yang bikin kamu pengin jalan-jalan keliling dunia dan ngobrol sama orang pinter.
The Geography of Genius : Buku yang bikin kamu pengin ngobrol sama orang pinter dan jalan-jalan keliling dunia. Judulnya sungguh panjang ya. Betewe, kangen nggak sih, dengan masa-masa di mana kita bisa bebas berpergian tanpa merasa khawatir, harus PCR, karatina, dan sebagainya. The Geography of Genius ini jadi salah satu buku yang saya baca ulang di masa pandemi ini. Ketika lagi marak virtual tour, dan kisah tentang human library, saya jadi teringat dengan perjalanan Eric Weiner menyusuri berbagai kota di dunia yang terkenal bisa melahirkan para jenius.
Membaca kembali bukunya lumayan bisa mengendurkan keinginan jalan-jalan, apalagi kalau lagi pengin melihat dunia luar nun jauh di sana. Karena dengan cara bertuturnya terasa seperti bisa melihat langsung kota-kota yang dijelajahi Eric Weiner, dari mulai Athena, Florence, Edinburgh, Silicon Valley, dll.
Tak hanya dari caranya menggambarkan tempat yang dikunjungi atau menceritakan orang yang ditemui dalam perjalanannya, Eric juga meramu tulisannya dengan berbagai hasil penelitian dan referensi yang tak sedikit. Ini yang membuat buku ini bukan sekadar camilan ringan, tetapi seolah sebuah buffet all you can eat.
Buat kalian, apa yang paling menarik dari kegitan traveling ke negara lain? Merasakan vibes yang berbeda, melihat orang-orang baru, mengenal budayanya, atau mencicipi kulinernya?
Saya sendiri, cukup senang jika bepergian ke tempat baru dan bisa membaur dengan penduduk lokal, atau melakukan aktivitas yang dilakukan penduduk setempat, jadi nggak hanya sebuah perjalanan ala turis saja.
Di atas sempat menyinggung soal human library juga, nah bakal seru tuh, kalau travelling ditemani seseorang yang memang memiliki wawasan lengkap soal kota yang kita datangi teri.
Setiap orang pasti punya preferensinya masing-masing soal apa yang paling menarik dari sebuah perjalanan ke negara lain.
Dalam buku The Geography of Genius ini, Eric Weiner melakukan perjalanan untuk menemukan kota-kota paling kreatif di dunia. Setelah membaca bukunya, kita bisa memahami bahwa yang disebut dengan jenius tidak selalu orang dengan nilai IQ yang tinggi.
Perjalanan Eric Weiner ini dimulai dari Athena. Nah, siapa yang punya impian berkunjung ke Yunani, selain untuk berfoto ala selebram di Santorini, mestinya perlu juga nih, diagendakan sebuah perjalanan yang bisa memberikan kita insight baru tentang manusia-manusianya.
Seperti ketika di Yunani, Eric mendapati bahwa kebiasaan jalan-jalan yang dilakukan oleh orang Yunani membuat mereka menemukan insight baru tentang kehidupan. Bisa jadi filsuf-filsuf besar yang lahir di Yunani juga hobi jalan-jalan, ya.
Apa kemudian yang membuat satu kota bisa melahirkan pemikir-pemikir otentik, orang kreatif, atau tokoh inspiratif?
Apakah karena iklimnya, misalnya Bandung kota dengan suhu udara yang relatif dingin tersebut bisa melahirkan aneka kuliner kreatif yang mungkin tidak ditemukan di tempat lain. Siapa coba yang kepikiran masak kerupuk bukan dengan digoreng tapi direbus dan dibuat seblak?
Bisa jadi, cuaca dingin membuat orang lebih kreatif membuat masakan yang membuat mereka merasa hangat.
Ini sih, hipotesis saya saja.
Tapi saat membaca tulisan Eric Weiner ini, saya setuju dengan apa yang ditulisnya : “Kreativitas adalah respons terhadap lingkungan kita."
Dalam buku ini kita bisa membaca bagaimana Weiner mengevaluasi ulang tentang bagaimana pentingnya budaya dalam memantik dan memelihara kreativitas.
Keunikan dan budaya setiap kota ternyata bisa melahirkan sosok-sosok kreatif yang inspiratif, misalnya Florence yang memiliki Leonardo da Vinci atau Silicon Valley yang membentuk Steve Jobs menjadi Steve Jobs seperti yang kita kenal.
Para genius ini tidak lahir di sembarang waktu dan tempat. Bisa jadi jika Leonardo da Vinci hidup di era gadget seperti sekarang, ia tak akan melahirkan lukisan Mona Lisa.
Dalam buku ini, kita juga bakal menemukan berbagai definisi soal kejeniusan.
Genius itu sederhana. Genius itu bukan hal baru. Genius itu mahal. Genius itu praktis. Genius itu semrawut. Genius itu tidak sengaja. Genius itu menular. Genius itu lemah. Semua itu dibahas di The Geography of Genius.
Dan bakal sayang banget, kalau kamu belum pernah membaca salah satu buku Eric Weiner ini.
No comments