Usia berapa teman-teman sadar kalau vanila bubuk yang selama ini suka dipakai untuk penambah aroma saat membuat kue itu sebenarnya adalah vanila sintetis? Kira-kira, pernah terbayangkah sebelumnya bagaimana bentuk dari vanila sebelum diolah menjadi bubuk? Di tulisan kali ini, teman-teman yang suka membuat kue atau menambahkan vanila dalam makanan atau minumannya kudu merapat, nih.
Siapa yang selama ini kenalnya vanila ya, vanili bubuk ini? |
Karena inilah jawaban kenapa kalau kita menambahkan terlalu banyak bubuk vanila maka hasil kue atau es krim yang dibuat akan memiliki rasa yang cenderung pahit. Jadi, vanila bubuk yang kita tambahkan memang fungsinya hanya untuk menambah aroma saja, bukan rasa.
Padahal, vanila sendiri punya banyak khasiat lho, dari mulai sebagai aromaterapi dimana aromanya yang manis dan menenangkan dipercaya menjadi salah satu anti depresan yang bisa meredakan kecemasan.
Dalam baking, vanila juga berfungsi memperkuat cita rasa bahan makanan yang lain, misalnya ketika kita membuat cake coklat, maka ketika ditambahkan ekstrak vanila, rasa coklatnya akan lebih terasa, meski kita tidak merasakan rasa vanila tersebut, tetapi rasa cake-nya menjadi lebih enak.
Sementara untuk kesehatan, ekstrak vanila juga memiliki efek positif pada sistem saraf pusat, bisa meredakan nyeri, sebagai anti bakteri, dan banyak lagi.
Tentunya, kita pun ingin juga menambahkan vanila asli pada kue atau minuman supaya mendapatkan khasiatnya. Tapi yang seperti apa sih, vanila asli itu?
Sepertinya, kita harus kenalan lagi nih, dengan vanila ini.
Pertama, jangan kaget ya, kalau sebenarnya Indonesia itu adalah penghasil vanila terbesar di dunia. Nah, kalau penghasil terbesar, lalu kenapa banyak orang Indonesia justru kenalnya dengan bubuk vanila sintetik, bukan vanila asli?
Usut punya usut, vanila asli memang sebuah budidaya yang mahal, konon di masa lalu sempat disebut sebagai emas hijau saking berharga dan mahal.
Budidaya vanila juga terbilang sulit. Saya pernah ngobrol dengan seorang petani di Banyuwangi yang coba membudidayakannya, katanya penyerbukan harus dibantu tangan manusia, itu pun harus hati-hati sekali. Dalam satu hektar lahan, bisa ditanami sekitar 2500-3000 pohon vanila, tetapi dalam satu pohon hanya bisa menghasilkan 0,3 kg – 0,4 KG vanila kering.
Vanila sendiri termasuk ke dalam jenis tanaman anggrek yang berasal dari genus Vanilla. Ada tiga jenis anggrek yang menghasilkan buah vanila yakni Vanilla planifolia, Vanilla tahitensis, dan Vanilla pompon. Namun, kebanyakan jenis vanila yang tersebar di dunia adalah Vanilla planifoli.
Nah kalau teman-teman penasaran, bentuk vanila asli itu seperti buncis, warnanya pun hijau dan bila sudah kering sering disebut sebagai batang vanila, atau vanilla pod.
Cara Mengolah Batang Vanila
Batang vanila itu kemudian dikeringkan, dan jika dibuka, bagian dalam dari 'buncis kering' tersebut akan terdapat kumpulan biji-biji kecil seperti pasir berwarna hitam yang teksturnya agak berminyak. Bagian tersebutlah yang dimanfaatkan sebagai ekstrak vanila.
Berdasarkan pengalaman pribadi, saya pernah mencoba membeli batang vanilla di beberapa toko pangan organik, satu batangnya dibandrol sekitar Rp. 25.000,-
Cara pakai batang vanila itu adalah dengan mengeruk bagian isinya, dan mengambil sedikit saja untuk dicampurkan ke dalam adonan kue atau minuman.
Dikarenakan harganya yang relatif mahal itulah maka dibuatlah alternatif pengganti biji vanila tadi, yaitu dalam bentuk bubuk perisa atau essens. Keduanya sama-sama pahit jika digunakan terlalu banyak karena fungsinya memang hanya untuk memberikan aroma.
Namun, ada juga ekstrak vanila yang dibuat dengan cara merendam batang vanila kering di dalam cairan, umumnya cairan yang digunakan mengandung alkohol, misalnya direndam dan whiskey. Karena itulah banyak juga pehobi masak atau baking yang menghindari ekstrak vanila.
Saya sendiri, ketika mulai menjual almond mylk di lapak Little Organic Kitchen, menambahkan biji kering vanila dari batangnya langsung, namun hanya dengan jumlah yang sangat sedikit. Saat itu, tahun 2015, saya membeli biji kering vanila dari Setiabudi Supermarket di Bandung karena di Semarang masih jarang yang menjualnya. Sayangnya, harga almond mylk yang saya jual menjadi lebih mahal dengan adanya penambahan biji vanila tersebut.
Barulah sekitar tahun 2017, saya mengenal ekstrak vanila halal.
Ekstrak Vanila Halal.
Adalah La Damme in Vanilla yang menjadi pelopor pembuatan ekstrak vanila halal.
Jika biasanya ekstrak vanila direndam dalam alkohol maka La Damme in Vanilla menemukan teknik khusus sehingga ekstrak vanila tetap bisa dibuat tanpa harus direndam dalam cairan yang mengandung alkohol.
Hasilnya, kita tetap bisa menikmati aroma vanila yang manis, dan juga tidak membuat rasa makanan atau minuman jadi pahit.
Kemasan yang dijual La Damme in Vanilla pun memiliki ukuran beragam sehingga tetap terasa ekonomis, misalnya untuk konsumen yang masih mau mencoba bisa membeli yang ukuran 25 ml terlebih dahulu.
Selain kemasan kecil, ekstrak vanila dari La Damme in Vanilla juga tersedia ukuran 50 ml dan 100 ml.
Sejak memakai La Damme in Vanilla, saya tetap bisa mempertahankan rasa dan kualitas minuman di Little Organic Kitchen, harganya pun tetap terjangkau.
Jika dulu belum banyak toko online yang menjualnya, kini La Damme in Vanilla sudah banyak juga dijual oleh toko online dan marketplace. Salah satu toko online yang menjadi stockist dan supplier di Semarang adalah @vanillame.id
Teman-teman yang tertarik untuk mencoba ekstrak vanila halal bisa langsung kontak pemilik Instagram @vanillame.id ya.
No comments