Tiga Tanaman Herbal yang Bisa Bikin Tidur Pulas Dan Produktif Menulis
Tidur Berkualitas Awal Produktivitas dan Kualitas Tulisan. Kira-kira berapa orang yang akan setuju dengan hipotesis di atas. Bahwa jika kita memiliki tidur yang berkualitas akan berpengaruh ke produktivitas. Bagi yang bekerjanya bukan menulis, sepertinya produktivitas harian juga sangat dipengaruhi oleh kualitas tidur, bukan?
"Orang yang kerja di ranah kreatif itu bisa nggak tidur buat nyelesain proyeknya, tapi begitu selesai dia bisa seharian tidur buat balas dendam." Kalimat itu pernah dilontarkan sahabat saya, dulu zaman kami masih ngantor di sebuah majalah gaya hidup.
Dan bener sih, apa yang dia bilang. Di hari-hari menjelang deadline, kami bisa melek dua malam, setelahnya layout beres dan film majalah dikirim ke percetakan, baru deh, kami bisa lebih santai. Sahabat saya itu memilih untuk tidur seharian.
Kebiasaan tidur zaman masih ngantor dan masih usia 20-an beda banget dengan kebiasaan tidur saya saat ini, di usia sudah kepala 3 plus-plus.
Bisa dibilang, saat ini saya termasuk orang yang berada di fase menginginkan tidur yang berkualitas. Kalau soal kuantitas, ya mau gimana lagi, bisa tidur enam jam tanpa terbangun tengah malam saja rasanya sudah sangat disyukuri.
Sebelum tulisan ini dibuat, saya sudah pernah menulis tentang rutinitas apa yang membuat tidur malam hari lebih berkualitas.
Kali ini, alhamdulillah bisa update ilmu lagi dengan mengikuti webinar yang diadakan oleh Deltomed dan Komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis. Temanya bagus banget : "Tidur Berkualitas Awal Produktivitas dan Kualitas Tulisan."
Di acara zoominar tersebut, para peserta diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan untuk mengidentifikasikan permasalahan tidur yang dialami. Hasilnya seperti ini :
Saya sendiri, saat ini termasuk orang yang sempat mengalami permasalahan tidur. Awalnya, kesulitan untuk mencapai kualitas tidur yang baik disebabkan karena saya memiliki anak Balita yang masih menyusui di malam hari. Namun, sebenarnya sejak si bayi berusia tiga bulan, dia sudah bisa tidur dengan lebih anteng, dan terbangun hanya untuk menyusu satu kali saja sepanjang malamnya (di usia 15 bulan ke atas ini)
Meski sebenarnya sudah tidak terganggu oleh ritme bangun-tidur Si Bayi, saya sendiri masih mengalami beberapa masalah tidur yang sering berpengaruh pada mood dan produktivitas.
Masalah tidur yang saya alami antara lain :
1. Tidur nggak jenak. Mata terpejam, badan terbaring tapi pikiran terus lari ke mana-mana, overthinking yang bahkan bisa terbawa hingga mimpi buruk.
2. Sulit kembali tidur jika terbangun di tengah malam.
3. Jam tidur terasa panjang, tetapi saat pagi hari masih sering merasa lelah dan mengantuk.
Dari situ, saya bisa menyimpulkan bahwa secara kuantitas, saya bisa tidur lebih dari enam jam, namun secara kualitas masih buruk.
Dari tadi disebut-sebut kuantitas dan kualitas tidur, udah tahu bedanya kan ya?
Apa itu Kuantitas dan Kualitas Tidur?
Kuantitas adalah lamanya waktu tidur. Umumnya orang dewasa, 6 jam adalah waktu yang minimal untuk kuantitas tidur yang baik, namun rata-rata 7-9 jam. Tetapi kebutuhan akan kuantitas tidur setiap orang berbeda-beda, ada orang dewasa yang butuh tidur malam sepuluh sampai sebelas jam.
Sementara, Kualitas tidur terkait dengan "how well you sleep". Tidur yang berkualitas, misalnya dapat tertidur dalam waktu 30 menit atau kurang, tidur malam tanpa terbangun di tengah malam atau hanya terbangun 1 kali, & kembali dapat tidur dalam waktu 20 menit setelah terbangun.
Kualitas Tidur lebih dominan dalam mempengaruhi Kesehatan secara keseluruhan daripada Kuantitas Tidur (US National Sleep Foundation)
Kualitas Tidur menjadi indikator yang lebih baik dalam menilai mood dan kepuasan hidup dibandingkan Kuantitas Tidur (US National Sleep Foundation)
Dari penjelasan Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si(Herbal) Ketua Umum PDPOTJI (Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia) disebutkan bahwa tidur itu, baik kuantitas maupun kualitasnya sangat penting pengaruhnya bagi kesehatan. Kenapa?
Pengaruh Tidur Bagi Kesehatan :
Sains menunjukkan bahwa aktivitas tidur sangat penting bagi otak agar bisa melakukan beberapa hal ini :
1. Mendetoksifikasi sampah-sampah sisa metabolisme.
2. Menyingkirkan sel-sel neuron yang sudah tidak berfungsi.
3. Membangun kembali sambungan sel-sel neuron yang baru.
4. Menyesuaikan kembali keseimbangan neurotransmitter.
5. Meningkatkan kemampuan penerimaan dan sensitivitas neurotransmitter.
Kelima proses di atas adalah kunci pembentukan memori jangka pendek maupun memori jangka panjang yang berpengaruh pada proses berpikir.
Aktivitas tidur yang buruk memengaruhi otak, membuat kita tidak dapat berpikir jernih dan mengalami gangguan mood ketika di usia muda, dan di usia tua dapat mempercepat penurunan fungsi kognisi.
Kuantitas dan kualitas tidur yang kurang akan berpengaruh ke sistem imun, juga ke sistem daya ingat, dan fungsi kognitif kita bisa menurun.
Kualitas tidur yang menurun bisa memicu seseorang jadi moody, dan rentan terserang depresi.
Kalau pas kita kurang tidur, bisa memengaruhi fokus saat menyetir, itu yang menjelaskan kenapa bisa terjadi kecelakaan karena kurang tidur juga memengaruhi konsentrasi.
Kualitas tidur yang buruk juga membuat kulit kita kesehatannya kurang baik, atau rentan mengalami penuaan dini.
Saat sedang kurang tidur juga bisa memicu seseorang merasa lapar di malam hari, dan memicu ia untuk mencari makanan junk food, karena tidak bisa tidur, asam lambang naik.
Menurut dr. Inggrid lagi, kualitas tidur lebih penting karena yang memengaruhi kesehatan secara domian lebih kepada kualitasnya bukan kuantitasnya, dan hal tersebut sudah dibuktikan dari berbagai penelitian.
Ketika menilai mood dan kepuasan dalam hidup biasanya akan ditanyakan tentang kualitas tidur dibanding kuantitas tidur.
Tidur 7 jam dengan kualitas baik dibandingkam tidur 9 jam tapi kualitasnya jelek, maka lebih baik yang 7 jam tapi kualitas bagus.
Masalah Tidur Akibat Pandemi
Ternyata kondisi pandemi ini juga memengaruhi kualitas tidur seseorang, banyak yang menyatakan bahwa kualitas tidurnya menurun dan terganggu, karena merasa cemas, stress, ketakutan, dan ada kondisi-kondisi dimana kita sering di rumah, sehingga lebih banyak memakai gawai dan terpapar sinar biru.
Gangguan tidur di masa pandemi ini sering disebut dengan Coronasomnia atau Covidsomnia.
Kondisi insomnia di saat pandemi ini juga dipicu oleh adanya kecemasan.
Kesehatan dan produktivitas dimulai dari tidur berkualitas.
1. Pada masa pandemi Covid-19 saat ini , tidur dapat meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh
2. Benarkah tidur dapat meningkatkan imunitas ata kekebalan tubuh?
Tahapan tidur lelap / deep sleep akan terjadi di NREM N3 dan N4, umumnya pada durasi tidur menit ke 90-120.
Tahapan tidur lelap ini disebut sebagai periode tidur yang berkualitas.
Tahapan tidur lelap akan membantu proses detoksifikasi dan peningkatan imunitas dan kekebalan tubuh.
Mereka yang tidak melewati fase tidur lelap, dikatakan tidurnya tidak berkualitas. Orang itu akan segar ketika bangun meskipun hanya empat jam tidur, kalau tidurnya berkualitas.
Siklus tidur ini berurutan dimulai dari tahapan tidur ringan (NREM N1 dan NREM N2) > tidur lelap / deep sleep (NREM N3 dan NREM N4) > kembali ke tidur ringan > kemudian diakhiri dengan fase REM.
Mereka yang melewati fase tidur lelap > menikmati tidur yang berkualitas.
1. Kurang tidur dapat menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit
2. Hal ini berkaitan dengan sistem innate daya tahan tubuh.
3. Pada saat tidur lelap, interleukin-1, tumor necrosis factor (TNF) dan natural killer cells (NKC) akan tinggi di dalam darah dan menurun ketika bangun. Pada orang yang kurang tidur, diketahui kadar NKC-nya turun jauh. Selanjutnya, interleukin,,-1 juga dapat merangsang tidur masuk ke tahap tidur lebih dalam.
4. Sebuah penelitian membuktikan bahwa pemberian interleukin-1 pada hewan percobaan akan menginduksi tidur.
5. Sebaliknya, ketika pemberian dihentikan, hewan tersebut akan segera bangun. Kondisi serupa juga terjadi pada pemberian TNF.
6. Hal ini menunjukkan bahwa tidur dapat meningkatkan sistem daya tahan tubuh.
7. Tidur yang berkualitas ditambah makanan bergizi dan berolahraga secara teratur dapat meningkatkan daya tahan dan kesehatan tubuh.
Masalah Umum Dalam Gangguan Tidur.
Sebenarnya, gangguan tidur sendiri banyak penyebabnya, misalnya karena kita sedang sakit, mengalami sakit kepala yang membuat sulit tidur, atau pada saat tidur terjadi periode sesak napas.
Selain itu, juga karena adanya gangguan psikologis, seperti strees, depresi, atau bisa juga faktor genetik, misalnya narkolepsi.
Untuk yang biasa nulis di malam hari, hal itu juga bisa menimbulkan gangguan tidur karena aktivitas kita berlawanan dengan biological clock.
Ada juga saat dimana, faktor lingkungan terasa tidak kondusif, misalnya kasur nggak nyaman, lampu terlalu terang, dsb
Herbal atau tanaman obat untuk mengatasi gangguan tidur.
1. Passion Flower
Passion flower, adalah bunga yang sangat cantik, bernama latin passiflora incarnata, aslinya dari Amerika.
Passion flower mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, asam lemak, di samping zat-zat lain, misalnya minyak atsiri, yang punya aktivitas menekan sistem syaraf pusat dengan meningkatkan kadar GABA di dalam otak, satu neurotransmitter yang punya sifat menenangkan.
Passion flower menurunkan tekanan darah dan denyut jantung, bagus juga untuk hipertensi.
Ekstrak Passion flower meningkatkan totals leep time (TST), efisiensi tidur dan memperbaiki wake after sleep onset (WASO) secara signifikan.
Kesimpulan: Ekstrak passion flower bermanfaat pada gangguan insomnia.
2. Akar Valerian
Akar Valerian (Valeriana officinalis)
Dengan ekstrak akar valerian, sistem syaaf pusat ditekan sehingga GABA akan dilepaskan degradasi GABA akan dihambat, jadi GABAnya dihambat dalam kadar yang tetap. Otot-otot juga menjadi lebih lemas. Akar valerian juga merupakan anti nyeri. Bisa mengatasi gangguan kecemasan. Ada efek hipotensif juga menurunkan tekanan darah.
Akar valerian juga mengandung minyak esensial, yang bisa menekan sistem syaraf pusat, melemaskan syaraf, melemaskan otot, dan juga senyawa lain yang membuat seseorang merasa rileks.
Akar Valerian punya profil keamanan yang sangat baik, dan bisa disandingkan dengan hormon melatonin sintetik, malah valerian ini lebih bagus, dan sangat aman. Namun ada juga yang sensitif pada satu kandungan valerian sehingga malah menimbulkan efek paradoks.
3. Jahe
Tanaman jahe, habitat aslinya ada di Indonesia, dan kandungan minyak astirinya efeknya banyak yang menguntungkan, bisa melemaskan otot, punya efek anti nyeri, efek anti radang, bisa bersifat termogenik atau memproduksi kalor, juga bisa merangsang pengeluaran keringat.
Jahe juga punya efek mengurangi gas dari saluran cerna. Kemudian juga bisa mengurangi mual, muntah, dan masuk angin, kembung, pegal linu, saraf tegang, sehingga hahe sangat berperan untuk memperbaiki kualitas tidur.
Di dalamnya ada zat gingerol, efeknya melancarkan sirkulasi darah, dan akan membantu memperbaiki pencernaan.
Dari berbagai kajian, jahe juga bisa meninggkatkan sistem imun tubuh. Dan hanya orang tertentu yang sensitif pada jahe saja yang mungkin lambungnya sensitif, dan tidak cocok.
Manfaat Herbal Dalam Antangin Good Night.
Nah, beberapa jenis herbal mungkin sudah banyak kita kenal, namun cara mengonsumsinya belum tentu sesuai takaran. Tapi kini sudah ada Antangin Good Night yang memiliki tiga kandungan herbal dengan dosis yang sudah disesuaikan.
Antangin Good Night juga sudah memiliki sertifikasi halal dan terdaftar di BPOM sehingga tidak ragu untuk mengonsumsinya. Kita bisa minum 2-4 tablet sebelum tidur untuk meningkatkan kualitas tidur.
Khasiat utamanya adalah untuk meringankan gangguan tidur dan membantu meredakan gejala masuk angin dan menghangatkan badan.
Teman-teman juga bisa mempelajari tentang Antangin Good Night ini ini Instagram Antangin
Antangin Good Night bisa didapatkan di online maupun offline store seperti apotek maupun toko obat dengan harga berkisar Rp. 5000,- per strip.
Jadi, yuk kita perbaiki kualitas tidur, kalau bangun dalam kondisi segar, maka moodnya akan lebih baik, saat mood baik, ide untuk menulis lebih mengalir sehingga produktivitas kita dalam berkarya pun ikut meningkat.
No comments