Membantu Pemulihan Ekonomi Kerakyatan Bersama ISC

Hand sanitizer, sabun cuci tangan, tisu basah, adalah beberapa barang yang wajib dimiliki di masa-masa adaptasi kebiasaan baru seperti sekarang ini. Bahkan untuk hand sanitizer dan tisu basah hampir selalu ada di tas ketika bepergian agar tetap bisa menjalankan protokol kesehatan. Tahukah teman-teman, kalau sebenarnya fungsi barang-barang di atas, selain untuk menjaga kesehatan dan kebersihan diri sendiri, membeli dan menggunakan barang-barang tersebut juga bisa membantu menggerakkan perekonomian rakyat. 

Ya, perekonomian Indonesia memang mengalami perlambatan, atau kontraksi kalau istilah ekonominya, di masa pandemi ini. Di tingkatan atas, kita sama-sama bisa melihat bagaimana industri ritel dan pariwisata mengalami keterpurukan. Namun, tahukah teman-teman apa yang masih tetap bergeliat dan menyumbang pergerakan nadi ekonomi di tingkat bawah? Jawabannya adalah UMKM. 

Tanpa terasa kini kita menjadi salah satu roda kecil penggerak ekonomi di tingkat bawah. Coba saja bayangkan, bagaimana kita bisa membuat toko penjual bahan-bahan membuat kue kembali ramai hanya karena kita membeli kue buatan tetangga sebelah rumah. 

Iya ternyata langkah kecil nglarisi dagangan tetangga atau teman sendiri bisa memiliki imbas besar pada pergerakan ekonomi skala besar lho. Kalau toko bahan roti ramai lagi, otomatis supplier juga mulai bergeliat menyuplai barang, sementara produsen terus memproduksi bahan-bahan. 

Nah, sudah terbayang kan bagaimana sebenarnya peran kita dalam memulihkan kondisi ekonomi tanah air. Lalu, kira-kira bisa nggak ya, kita membantu memulihkan kondisi ekonomi Indonesia hanya dengan membeli barang-barang yang wajib dimiliki selama masa adaptasi kebiasaan baru, yaitu hand sanitizer, sabun cuci tangan, tisu atau minyak kayu putih? 

Saya mulai kepikiran tentang hal itu, ketika melihat daftar belanja bulanan yang selalu diwarnai dengan barang-barang tersebut. Bisa dibilang hampir tiap bulan, pasti membeli setidaknya 5 botol kecil hand sanitizer untuk orang serumah. Saya jadi mikir, kalau saja saya membeli barang-barang ini dari UKM pasti bakal ada timbal balik yang positif, dan hitung-hitung bisa membantu Usaha Kecil Menengah untuk bertahan di situasi pandemi gini. 

Tapi rata-rata produk yang saya beli tiap bulan tersebut buatan pabrik besar. Bukan berarti pabrik besar nggak perlu pembeli macam saya untuk menggerakan  roda ekonomi ya, hanya saja sepertinya kalau ada UKM yang menjual produk-produk sejenis, saya mau juga dong membantu keberlangsungan usaha mereka. 

Pencarian itu pun terjawab ketika akhirnya saya mengenal ISC atau Indo Supply Chain. ISC ini merupakan perusahaan penyedia barang kebutuhan dasar / sehari-hari yang memasarkan  produknya dengan metode penjualan langsung atau direct selling. Bentar-bentar jangan langsung yang dibayangkan itu MLM yang teman-teman suka enggan berurusan yaah. 

ISC ini dibangun dengan dasar kemitraan, semangat kebersamaan dan gotong royong, termasuk dalam memasarkan produk-produk lokal dari para UKM.

Nah, saya sendiri sempat kepikiran soal model pemasaran yang tepat untuk temen-temen UKM, karena banyak banget dari mereka yang menghasilkan produk-produk lokal berkualitas tapi secara pemasaran dan distribusi masih mengalami kendala. Dan untuk UKM kalau harus terjun ke marketplace rasanya bakal berdarah-darah karena persaingan harganya. 

Setelah membaca soal ISC ini, menurut saya direct selling bisa jadi langkah pemasaran yang tepat untuk produk-produk UKM. Apalagi nih, PT. Indo Supply Chain yang sudah didirikan sejak Tahun 2017 tersebut telah berkembang dengan memiliki cabang-cabang di Bandung, Surabaya, Semarang dan Bali. ISC Store ada di Cibubur, Denpasar, Surabaya, Semarang dan Bandung sedangkan Distribution Center ada di Tangerang Selatan dan Yogjakarta, sementara kantor pusatnya ada di Jakarta Timur, tepatnya di MTH Square. 

Dengan memiliki cabang-cabang di beberapa kota besar maka jangkauan distribusi dan pemasaran produk UKM bakal lebih mudah. Apalagi kalau sudah ada sistem atau regulasi yang menaunginya. Sering kali, UKM mandek karena memang tidak bisa berkembang karena sistem  pemasaran masih konvensional dan hanya mengikuti insting berdagang yang sederhana. 

Dengan adanya ISC, siapa pun bisa bergabung dengan bisnis ISC ini, misalnya dengan menjadi mitra ISC, yaitu dengan cara menjualkan produk secara dropship. Keuntungan menjadi mitra adalah bisa mulai berbisnis tanpa modal. Nah, ini bisa jadi peluang juga kan untuk masa-masa sulit seperti sekarang ini. Selain nggak perlu modal, kalau menjadi mitra kita nggak harus nyetok produk atau barang di rumah karena mitra dapat melakukan order barang secara online untuk dikirim langsung ke alamat pembeli. 

Dan yang semakin mempermudah, ISC ini juga sudah memiliki aplikasi mobile sejak tahun 2018, yaitu ISCGlobe. Ini tentu saja menjadikan ISC ikut mewujudkan UKM Go Digital, program yang juga digalakan pemerintah sejak tahun 2019. Tentunya ini dapat mempermudah mereka dalam hal pendataan, juga mempermudah mitra ketika terjun dalam bisnisnya. 

Selain berpeluang menjadi mitra, kita juga membantu menggerakkan roda ekonomi kerakyatan karena produk-produk di ISC ini memang sangat beragam dan menyasar kebutuhan sehari-hari, dari mulai produk pangan hingga non pangan. 

Awalnya saya juga agak bingung nih, karena mengira yang dijual ISC hanya produk bahan pangan seperti beras, kecap, mie, dan gula saja, tetapi setelah saya cermati ternyata ada produk non pangannya juga. 

Sebelum ke produk non pangan, saya sempat berselancar di lamannya dan cukup senang juga karena ISC ini juga menjual bahan pangan lokal yang ramah kesehatan, seperti beras merah, gula aren, kaldu jamur, madu multiflora, dan lain-lain. Yang juga menarik perhatian adalah produk-produk ISC ini memiliki label 'gotong royong' yang artinya jika kita membeli produknya berarti telah sama-sama mendorong laju roda perekonomian ke arah pemulihan. 

Untuk produk non pangan yang sudah saya coba antara lain adalah : hand sanitizer, sabun cuci tangan, dan minyak kayu putih. Nah ketiga barang tersebut akan saya ulas di bawah ini ya : 

Hand Sanitizer 

Dikemas dalam botol transparan dengan label stiker anti air. Hand sanitizer 100 ml ini memiliki aroma mild, yang mengesankan bersih. Setelah disemprotkan ke tangan, tekstur cairnya lebih mudah menyerap dan tidak meninggalkan rasa lengket. Di bagian belakang botol juga sudah tertera komposisi, cara pemakaian, tanggal kedaluwarsa, serta izin produksi dari Kemenkes. 

Kalau membandingkan dengan produk buatan pabrik, saya cukup suka hand sanitizer ini karena tidak ditambahkan pewarna pada cairannya, sehingga rasanya aman karena tidak meninggalkan bahan pewarna. Aromanya juga tidak terlalu pekat, dan yang penting fungsinya sama-sama bisa menjadi antiseptik dan disinfektan. 

Sabun Cuci Tangan. 

Untuk sabun cuci tangannya, saya paling suka varian yang cool mint. Dikemas dalam botol pump 500 ml, handwash ini bisa bertahan untuk pemakaian rutin selama sebulan. Aromanya menyegarkan dan nggak meninggalkan sensasi kering setelah cuci tangan. 

Minyak Kayu Putih. 

Sama halnya dengan kedua produk di atas minyak kayu putih dari ISC juga berlabel Gotong Royong. Saya paling suka minyak kayu putihnya karena hangatnya tahan lama, dan kalau menilik kandungannya, 83 % adalah minyak kayu putih dengan tambahan Eucalyptus 17 %. Sama seperti minyak kayu putih pada umumnya, aromanya khas. Minyak kayu putih dari ISC ini juga cukup tahan lama dan nyaman digunakan di kulit karena tidak ada bahan tambahan lainnya yang tidak diperlukan. 

Dari ketiga produk ISC yang sudah saya coba tersebut, saya bisa menilai bahwa untuk produk-produk non pangan dari ISC memang tidak semeriah buatan pabrik dalam hal desain kemasan, namun secara fungsional cukup bagus dan memiliki kualitas yang sama. Nilai lebihnha tentu saja dengan menggunakan produk-produk non pangan dari ISC kita bisa membantu produsen yang merupakan UKM agar bisa memajukan usahanya. 

Buat kalian yang tertarik dengan produk-produk dari ISC ini, apakah akan membelinya untuk konsumsi pribadi atau ingin menjadi mitra, teman-teman bisa mencari tahu lebih jauh lagi melalui website atau laman sosial medianya di Instagram @iscglobe 

Semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa menjadi inspirasi ketika teman-teman mencari peluang bisnis atau ingin membantu pemulihan ekonomi negeri ini dengan terus mendukung UKM.