Dapurku
Keseharian
Kesehatan
Pengasuhan Anak
Kiat Praktis Menyiapkan MPASI Satu Bulan Pertama
Akhirnya nulis tentang Mpasi (lagi) setelah sekian purnama terbebas dari drama-drama Mpasi. Saking mencintainya (males move on dari) masa menyusui, dimana bayi lapar kapan aja tinggal buka warung, kurleb sebulan yang lalu saya kembali terjun menjadi koki untuk si kecil. Ini beberapa kiat praktis menyiapkan MPASI yang bisa diterapkan untuk satu bulan pertama, atau hingga usia delapan bulan dengan menyesuaikan jumlah dan tekstur.
Tidak seperti sebelumnya, Alhamdulillah tahap Mpasi kali ini minim drama. Pas anak pertama tuh, paling heboh, dan rasanya karena mengerahkan seluruh fokus, begitu ada kegagalan kecil aja jadi terasa besar dan mengecewakan. Belajar dari pengalaman tersebut, Mpasi anak ketiga ini saya berusaha memenej energi di kondisi excited but not too much.
Saya berusaha menjaga optimisme dengan beberapa fakta menyenangkan tentang pemberian Mpasi :
1. Yeay! Di usia 6 bulan (8 April) bakal mulai mengenal tekstur makanan yang selama ini sudah pernah ia rasakan lewat ASI.
Saya diberitahu sahabat, seorang pengurus AIMI, yang bilang kalau bayi ASI itu sangat menyukai rasa. Jadi jangan khawatir, lidah mereka udah terbiasa dengan aneka rasa ASI yang ((meledak)) di lidahnya.
Dan pada saat Mpasi meraka sebenarnya kayak semacam mengingat ulang rasa tersebut dalam bentuk tekstur yang lebih nyata. Jadi mereka ngga bakal susah nerima rasa apa pun selama Emaknya juga pernah makan jenis makanan tersebut. Termasuk kalau Emaknya suka makan pete juga kalik ya.
Kata-kata itu saya pegang erat. Dan emang bener. Hampir sebulan ini, nggak ada menu yang ditolak sama Si Bayi. Mbuh juga kalau bikin bubur pete ya, hehehe.
2. Karena penyuka rasa, masaklah Mpasi dengan hati. Eh, gimana caranya masak pakai hati? Saya masak pakai tangan soalnya hihihi.
Ternyata masak pakai hati itu maksudnya, libatkan tidak hanya indera pengecapan tetapi juga penciuman.
Makanya di juklak Mpasi terkini dikenal istilah bumtik atau bumbu aromatik. Fungsinya memang agar rasa makanan lebih kaya. Karena bayi ASI itu concern banget soal rasa juga aroma.
Selain itu, coba deh habis masak Mpasi cicipi dulu hasil masakannya. Enak nggak menurut lidah dewasa?
Emang sih, kan ga pake gulgar pasti agak flat, tapi muncul ngga rasa umami dari masing-masing bahan? Kalau ngga muncul, coba revisi cara masaknya. Misal, tomat kudu keluar rasa manisnya saat dimasak, daging juga harus gurih dan mengikat lidah si kecil untuk terus mencecap.
Setiap bahan makanan punya cara masak sendiri-sendiri agar rasa umaminya muncul. Misalnya, labu dan jagung itu enaknya dikukus dulu biar rasa manisnya keluar. Lalu untuk bahan masakan yang cenderung amis, lebih baik ditumis dulu.
Kemampuan membedakan mana jenis makanan dan cara pengolahannya ini nggak bakal didapat kalau kita hanya mengandalkan satu alat, misalnya slow cooker atau steam and blend. Karena ngga semua bahan enak diolah dengan cara tersebut.
3. Sebelum di persoalan masak, udah tau dulu kan pedoman Mpasi rekomendasi IDAI yang terkini? Kalau belum pelajari dulu apa itu menu empat bintang, tekstur, waktu pemberian makan, dll.
Saya termasuk yang ngerasain zaman Mpasi masih menu tunggal waktu anak pertama. Kemudian lanjut menu campur tapi dimasak asal. Pernah juga menjalani BLW di anak kedua. Dan saat ini saya paling sreg dengan rekomendasi Mpasi dari IDAI.
4. Selalu ingat bahwa, setelah 6 bulan bayi butuh tambahan kalori dan energi makanya harus diberikan Mpasi. Meski ini pendamping, perannya penting. Ya iyalah apalah kita tanpa pendamping yekan. Ups.
Jadi Mpasi bukan hanya soal belajar atau latihan makan, tetapi juga soal pemenuhan zat gizi yang mulai nggak cukup dari ASI saja.
Sadari bahwa bayi butuh zat besi, protein, dan lemak untuk tumbuh. Makanya terkini yang dianjurkan adalah menu 4 bintang tadi. Agar stunting tidak mengintai tumbang Si Bayi. Ya emang sih, kalau menu tunggal puree buah misalnya, apakah bisa memenuhi kebutuhan zat besi, lemak, dan proteinnya?
Jadi meski tampak ribet, usahakan 4 bahan bintang tadi selalu ada di menu : karbo, protein, lemak, dan sayur.
5. Jadikan momen Mpasi sebagai momen petualangan rasa bersama si kecil, jangan terlalu memberikan penekanan berlebih supaya kita ngga tertekan. Karena itu, jangan terlalu mengada-adakan bahan dan alat.
Gunakan bahan masakan yang sama dengan yang sedang dimasak di rumah. Untuk alat, cukup pisahkan : talenan untuk daging dan sayur khusus Mpasi, pisau tersendiri, dan saringan atau blender tersendiri, juga sabut cuci piringnya. Jaga kebersihan dan higienitasnya.
Pengalaman anak pertama dan kedua, slow cooker cuma kepake sebentar banget abis itu dianggurin, begitu juga alat steam and blend. Saya prefer pake nutribullet versi orang dewasa karena abis itu bisa saya pake buat bikin smoothies. Ada juga baby bullet tapi kapasitasnya lebih kecil.
Sebelum ke resep, ini beberapa hal yang harus diperhatikan saat pemberian Mpasi untuk pertama kalinya.
Pertama, tekstur.
Untuk pengenalan berikan tekstur Mpasi yang agak cair, kalau di adonan kue, saat ditarik dia bisa membentuk pita yang tidak putus. Kalau masih netes, berarti masih terlalu cair. Kalau ngga netes, berarti terlalu kental.
Kenapa jangan terlalu cair, pertama bakal jadi susah pas menyuapi, bayi juga jadi sulit membedakan ini Asip atau Mpasi.
Tekstur pengenalan ini kunci agar awal Mpasi berkesan baik dan bayi mau merespon Mpasi dengan baik. Kita juga bisa mengatur kapan naik tekstur dengan melihat respon bayi dari cara makan pertamanya.
Kedua, soal jumlah.
Jangan terlalu terobsesi dengan ukuran karena tiap bayi beda-beda. Di awal makan, rata-rata bayi bisa menghabiskan 2 sampai 3 sdm. Kalau diukur sekitar 30 sampai 40 ml, biasanya seiring hari jumlahnya bisa meningkat dua kalinya atau lebih.
So far, Kia selama hampir sebulan ini sekali makan bisa menghabiskan antara 70 sampai 100ml.
Ketiga, waktu makan.
Waktu pemberian makan usahakan konsisten setiap harinya. Saya biasanya memberikan makan pagi pukul setengah 7 bersamaan dengan waktu sarapan kakak-kakaknya. Kemudian makanan selingan antara pukul 11-12 dan makan sore sekitar jam empatan. Lama makan juga saya batasi selama 30 menit.
Saat ini, di usia 6 bulan, juklaknya masih dua kali makan berat dan satu kali makanan selingan. Sesuaikan juklak dengan kebutuhan si kecil ya. Kalau memang mulai butuh 3 kali makan berat satu kali snack di usia 6 bulan juga nggak apa.
Keempat, perhatikan sistem pembuangannya.
Apakah si kecil bisa BAB dengan mudah? Jika kesulitan BAB, perbaiki tekstur dan variasikan jenis makanan. Catat juga jenis makanan apa saja yang membuat BAB keras.
Kelima, perhatikan grafik kenaikan BB.
Biasanya anak usia 6 bulan sudah mulai aktif bergerak. Kia saat ini sudah mulai merangkak sehingga butuh energi ekstra. Hal ini pasti berpengaruh juta ke kenaikan BB. Selama kurvanya terus berada di garis hijau tua, artinya proses pemberian Mpasi masih aman.
Bahan makanan yang utama apa aja, saya mencoba mengenalkan karbohidrat kompleks sejak awal makan. Jadi nggak berkutat sama nasi putih saja, tapi ada singkong, labu, ubi ungu, dll.
Lemaknya apa? Lemak sehat, paling sering dari VCO, olive oil, dan santan. Protein juga tetep dikasih dengan jumlah sekepalan tangan bayi dalam sehari. Untuk sayur gimana? Katanya bayi belum bisa nyerna serat? Saya tetep kasih sayuran, karena mengamati dari kondisi pup lebih lancar tuh, kalau makannya ada serat sayurnya. Dan ini juga buat membiasakan agar si anak gampang makan sayur kelak.
Nah, itu tadi lima hal yang perlu diperhatikan saat memberikan Mpasi di bulan pertama.
Lalu yang sering menjadi pertanyaan adalah, di hari pertama atau minggu pertama menu Mpasinya apa?
Kalau saya pribadi, lebih prefer mengenalkan bahan pangan yang sama dengan yang dikonsumsi di rumah. Saya juga masih menggunakan sistem 1 jenis untuk tiap menu 4 bintang di hari pertama. Jadi, belum double karbo dan protein. Misal, karbo mengenalkan dulu nasi, proteinnya ayam, sayurnya wortel, lemaknya butter, dst.
Berikut ini adalah beberapa contoh menu Mpasi hari dan minggu pertama yang sudah saya berikan pada Kia.
Untuk hari pertama, saya membuatkan nasi ayam. Bahannya : 50 gr ayam kampung, kaldu dari ayam kampung, 3 sdm nasi putih, setengah buah wortel, bawang putih, daun salam, unsalted butter.
Tumis rebusan daging yampung bersama baput dan daun salam, masak hingga harum tambahkan air kaldu yampung, saat mendidih masukkan potongan wortel dan nasi putih. Aduk kemudian tambahkan air, masak hingga nasi pecah. Setelah itu angkat, masukkan ke nutri bullet atau bisa juga disaring sambil ditekan-tekan.
Hari kedua menunya masih sama, variasikan dengan tambahan buncis untuk protein nabatinya. |
Hari ketiga mulai kenalkan dengan hati yampung, hari keempat bisa dikombinasikan dengan tempe goreng untuk tambahan prona. |
Nasi ayam brokoli dan selingan alpukat santan. |
Mulai mengenalkan menu daging, dikombinasikan dengan menu sebelumnya. |
Untuk tambahan informasi, ini beberapa infografis dari IDAI tentang MPASI ya :
Itu tadi beberapa panduan tentang pemberian makanan pendamping ASI, semoga tulisannya bermanfaat yaa.
Ternyata kemarin bintang ga mau makan karena tekstur mpasi terlalu kasar. Begitu aku alusin lagi langsung mau. Kalo ikan yang halus seratnya kan jadi halus begitu dkblend. Untuk ati gitu ternyata aku ngeblend nya kurang lama. Alat nutri bullet kayak gimana penampakannya?
ReplyDeleteKumplit sekali post ini. Izin kubagikan utk kerabat yg putranya juga sedang masa MPASI begini ya mba. Insya Allah bermanfaat bagi banyak ibu2 nih.. Trims mba..
ReplyDeleteMbak Nia telaten banget...aku dulu karena terbentur kesibukan kantor bisa uplek di dapur kalau weekend aja alhamdulillah anaknya nggak pernah GTM dan sekatrang sudah ikut makan menu keluarga
ReplyDeleteLengkap banget itu peralatan bikin MPASinya mbak. Aku jadi pengen nyobain alpukat santan deh kayanya gurih2 yummy gtu ya hehehhr...
ReplyDeletePeralatan MPASI lumayan lengkap itu Mb. Dulu Maya buat MPASI yg simpel2 aja. Gak ada yg disimpan di kulkas soalnya waktu itu masih numpang rumah mertua. Skrng rumah ngontrak ada kulkas jadi bisa lebih ngatur2 persediaan makanan
ReplyDeleteNia keren deh, telaten..MPASI dedek nampak enak pisan..jadi ingat pas zaman MPASI dulu tantangan banget ya apakah bahan yang lagi dicicipi ini cocok untuk anak ngga..semoga lancar Nia..
ReplyDeleteKusimpan, ya, Mbak, ntar kalau aku hamil anak kedua bisa aku buka lagi sebagai pengingat.
ReplyDeleteNguprek MPASI tuh nyenengin, aku bayanginnya kayak mainan pas kecil, pasar-pasaran gitu. Hihi.
Itu saringannya mantab surantab. Aku dulu sampai beli beberapa kali saringan, Mbak. Soalnya di sini adanya yang biasa.
Ilmu tentang mpasi selalu update ya mbak. .terus berkembang. .Jaman anakku dulu tahunya disuapin pisang aja hehe.. Ternyata udah bisa kumplit, tanpa gula garam tentunya
ReplyDeleteSeru yaaa masa-masa memberikan MPASI ini. Jadi kreatif nih bundanya. Dulu aku waktu MPASI kedua anakku seadanya aja. Andalan banget tim ati ayam dan bayam. Menu wajib setelah pemberian buah-buahan. :))
ReplyDeleteAku ingat dulu suka nyicipi MPASI anak-anak, pengen tahu rasanya. Perjuangan ya nyiapin menu untuk pengenalan baby, aku dulu sebelum Subuh udah siapin. Dan harus beragam juga bahannya ya
ReplyDeleteAku lihat MPASI yang disiapkan mbak Nia kok jadi pengen nyicipin. Kayanya enak banget, udah gitu cantik gitu penampilannya. Waktu anak pertama aku puyeng banget tuh malah MPASI, yang anak kedua malah nggak mau makan puree sama sekali, sampai sekarang pun nggak doyan bubur. Akhirnya ambil cara BLW deh.
ReplyDeleteSuka banget sama cara2 nia motret. Ngegemesin. Ini bakal kurekomendasiin buat sepupuku yg lg bikin mpasi jg nih. Komplit!
ReplyDeleteMba Niaaa aku pengen nyontek resepnya untuk debay nantinya wakakaka enak banget ini kelihatanya ya lembut gitu. Bayik pasti suka. Namanya debay mba Nia yang terakhir siapa mbaa. Makasih resep penuh cintanya
ReplyDelete