Buku Bacaan
Kiat Menulis
Pengasuhan Anak
Ulasan Buku
10 Cara Melatih Anak-Anak Di Era Millenial Untuk Menyukai Aktivitas Membaca
Saat sedang berada di tempat umum, seperti di stasiun kereta, atau tempat-tempat yang memungkinkan seseorang harus menunggu, coba amati, saat ini kira-kira ada berapa orang yang memegang buku dan membacanya? Lebih spesifik lagi, berapa jumlah anak-anak yang saat itu mengisi waktu luangnya dengan membaca? Bagaimana cara untuk melatih anak-anak di era millenial untuk menyukai aktivitas membaca?
Alih-alih membaca buku, yang sering kita temukan di ruang-ruang tunggu adalah orang-orang yang sedang menunduk mencermati gawainya. Jika di tempat tersebut ada televisi maka kebanyakan orang yang sedang menunggu lebih suka untuk menontonnya.
Berdasarkan survei tiga tahunan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2012, masyarakat Indonesia lebih memilih untuk menonton TV daripada membaca buku (*Dengan persentase 91,67% menonton dan 17,66% membaca buku). Tak heran kalau bermain game di gawai lebih menarik ketika seseorang sedang menunggu.
Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh UNESCO, pada tahun 2012 indeks tingkat membaca orang Indonesia hanyalah 0,001. Itu artinya, dari seribu penduduk, jumlah orang yang benar-benar serius membaca buku hanya 1 orang.
Tantangan Anak-Anak Milenial Untuk Tetap Membaca Buku.
Menularkan kegemaran membaca buku kepada anak-anak penghuni kampung global yang merupakan generasi digitally born merupakan tantangan tersendiri bagi aktivitas parenting.
Era visual telah menggeser kedudukan tradisi berkisah secara lisan. Anak-anak lebih tertarik dengan film yang audio-visual ketimbang dibacakan buku.
Tampilan grafis aneka warna yang dapat bergerak menggantikan deretan huruf hitam-putih yang monoton. Masihkah buku menarik bagi anak-anak generasi digital ini?
Era visual telah menggeser kedudukan tradisi berkisah secara lisan. Anak-anak lebih tertarik dengan film yang audio-visual ketimbang dibacakan buku.
Tampilan grafis aneka warna yang dapat bergerak menggantikan deretan huruf hitam-putih yang monoton. Masihkah buku menarik bagi anak-anak generasi digital ini?
Menurut riset dari UNESCO, dalam setahun anak Indonesia hanya membaca buku sebanyak 27 halaman.
Indonesia juga menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal literasi, hanya satu tingkat lebih baik dari Bostwana, sebuah negara yang berada di Afrika Selatan.
Hal tersebut membuktikan bahwa tingkat literasi di Indonesia masih sangat rendah. Anak-anak di Indonesia menghadapi dua masalah: pertama gempuran teknologi yang kian masif yang tidak diimbangi dengan filter yang kuat, sekaligus rendahnya minat baca.
Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, apakah orangtua akan menyerah dengan gempuran teknologi yang semakin membuat anak-anak kita berjarak dengan buku?
Ataukah orangtua mau kembali belajar menjadi pendongeng yang menyenangkan bagi mereka, apakah orangtua mau melatih mereka untuk mencintai buku-buku dan menumbuhkan minat baca?
Hal tersebut membuktikan bahwa tingkat literasi di Indonesia masih sangat rendah. Anak-anak di Indonesia menghadapi dua masalah: pertama gempuran teknologi yang kian masif yang tidak diimbangi dengan filter yang kuat, sekaligus rendahnya minat baca.
Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, apakah orangtua akan menyerah dengan gempuran teknologi yang semakin membuat anak-anak kita berjarak dengan buku?
Ataukah orangtua mau kembali belajar menjadi pendongeng yang menyenangkan bagi mereka, apakah orangtua mau melatih mereka untuk mencintai buku-buku dan menumbuhkan minat baca?
10 Cara Melatih Anak-Anak Di Era Millenial Untuk Menyukai Aktivitas Membaca.
Lalu bagaimana cara melatih anak-anak agar menyukai aktivitas membaca dan mencintai buku-buku?
Baca juga cara memudahkan anak belajar dengan mind mapping.
Berikut ini adalah beberapa tips singkat yang saya kumpulkan dari beberapa pakar dan juga sudah dimodifikasikan sesuai pengalaman yang pernah saya coba lakukan dengan anak-anak di rumah.
1. Kenalkan buku kepada anak-anak sedini mungkin.
Ketika anak masih berada di periode bayi, kita pasti mengenal yang namanya soft book atau boneka buku. Buku yang terbuat dari kain lembut yang dijahit sedemikin rupa sehingga bayi bisa melakukan eksplorasi dengan membuka sampul serta lembar demi lembarnya.
Dek Kia, bermain dengan soft booknya |
Pengenalan ini akan melatih anak untuk mengenal apa itu 'buku'. Kemudian ketika mereka sudah lebih besar, soft book pun bisa digantikan dengan buku-buku yang memiliki lembaran yang tebal, sehingga tidak mudah robek.
Saat itu, orangtua bisa mulai mengenalkan bagaimana menyenangkannya membuka sebuah buku karena di dalamnya terdapat sebuah cerita; tawa, gambar-gambar yang mewakili dunia di sekitarnya, aktivitas, dan berbagai bentuk emosi lainnya.
Dampingi anak pada aktivitas ini agar mereka meniru (role playing) bagaimana kesenangan kita ketika bermain dengan buku-buku.
2. Mengenalkan kisah-kisah kepada anak-anak dengan menjadi pendongeng.
Jadilah duta buku bagi anak-anak.
Orangtua yang tidak membaca buku mustahil dapat menularkan kesenangan membaca buku pada anak-anaknya.
Tunjukkan kepada mereka bahwa membaca memberikan sebuah pengalaman yang tak tergantikan dengan aktivitas lainnya.
Cara paling mudah untuk mempromosikan aktivitas itu adalah dengan menjadi pendongeng.
Ceritakan isi sebuah buku kepada mereka; jalan ceritanya, karakternya, tokoh-tokoh, dan kejadian yang ada di dalamnya. Ini akan membantu anak-anak untuk belajar memahami unsur 'cerita'.
3. Bermainlah dengan huruf-huruf bersama mereka.
Bisa dimulai dengan huruf yang mengawali nama mereka. Buku-buku yang memuat alphabet dan ilustrasi gambar yang mengiringinya mulai bisa dikenalkan kepada anak-anak di atas satu tahun.
Mereka sudah mulai membentuk gambaran bahwa semua benda di sekitarnya memiliki nama.
Saat usianya semakin besar, dua tahun ke atas, mereka mulai bisa mengaitkan nama-nama benda dengan susunan alphabet.
4. Masukkan 'buku' dalam aktivitas harian.
Saat yang tepat adalah ketika seluruh anggota keluarga tidak lagi sibuk mengerjakan pekerjaan rumah atau yang lainnya.
Televisi dalam keadaan mati, dan anak-anak memiliki perhatian penuh terhadap buku. Momen ini bisa dilakukan saat menjelang tidur, atau jam santai menjelang makan malam.
Waktu yang luang dan kondisi yang relaks, ada buku. Pembiasaan itu memudahkan anak untuk membuat asosiasi kapan saat yang tepat untuk membaca buku.
5. Anak-anak yang sudah lebih besar dan telah rutin mengunakan buku sebagai sarana belajar mulai dapat diberikan target mingguan menyelesaikan buku bacaan.
Kak Ezra, menyelesaikan target bacaan mingguannya |
Sementara itu, anak usia TK bisa mulai diajarkan keterampilan melakukan observasi sederhana di lingkungan mereka untuk melihat tulisan di dunia nyata. Ini untuk mengajarkan bahwa hal-hal di kehidupannya butuh diberikan 'nama' atau 'cerita'.
Ketika mereka sudah mengenal alphabet, kita mulai bisa mengajaknya melakukan permainan sederhana, misalnya membaca tulisan-tulisan yang terdapat di papan reklame di jalan. Atau membaca tulisan di bungkus kemasan makanan.
6. Berikan variasi dan pilihan bacaan bagi mereka.
Untuk mengalihkan anak-anak visual dari layar gawai atau televisi, kita bisa menyuguhkan kepada mereka buku-buku yang memiliki ilustrasi yang menarik.
Berbagai jenis gambar, baik itu yang berupa grafis maupun foto dapat merangsang rasa ingin tahu anak-anak lebih jauh lagi.
Meskipun saat ini, gambar-gambar sangat mudah diperoleh lewat internet, namun menyuguhkan kepada mereka proses bagaimana sebuah gambar dibuat akan memberikan daya tarik dan apresiasi tersendiri.
Eksplorasi genre buku bacaan juga perlu dilakukan untuk merangsang minat baca anak. Contohnya, anak saya yang pertama menyukai bacaan bertema sejarah dan science.
7. Berikan buku-buku yang merangsang anak-anak untuk melakukan aktivitas yang melibatkan keterampilan motorik dan fisik.
Buku-buku yang berisi percobaan-percobaan fisika sederhana, buku-buku yang mengajak mereka untuk membuat jurnal tentang alam dan lingkungan. Buku-buku jenis ini akan merangsang rasa ingin tahu dan kemampuan eksplorasi mereka.
Buku jenis ini dapat diberikan pada anak-anak yang menyukai aktivitas fisik saat bermain dan seringkali susah anteng membaca.
8. Sediakan buku dan tempat membaca untuk mereka.
Ini merupakan hal yang cukup penting. Buku-buku harus tersedia di rumah. Letakkan buku-buku khusus anak di tempat yang mudah dijangkau oleh mereka.
Ajak anak-anak untuk memilih bukunya sendiri saat ke toko buku.
Ini juga membantu kita sebagai orangtua untuk melihat bagaimana perkembangan ketertarikan mereka atas tema-tema yang ditawarkan pada sebuah buku.
9. Luangkan waktu untuk menemani mereka membaca, berdiskusi tentang isi buku, bahkan bercerita soal buku yang pernah kita baca.
Pengalaman-pengalaman apa saja yang kita temukan ketika membaca sebuah buku. Tularkan kegembiraan saat membaca buku kepada anak-anak.
10. Latihan menulis dan membuat buku mereka sendiri.
Jika sudah sampai di tahap ini, dapat dikatakan anak-anak sebenarnya sudah membentuk ketertarikan yang spesifik terhadap buku. Mereka sudah mengetahui bahwa buku disusun dari kalimat-kalimat yang ditulis oleh seseorang yang menangkap kisah-kisah. Di tahap ini, anak-anak mulai dapat membangun imajinasi dan ada keinginan untuk menuangkannya kembali.
Pada akhirnya membaca harus menjadi practical life skill yang dikuasai oleh anak-anak usia SD.
Manfaat Membaca bagi Anak-Anak www.brama-sole.com |
Latihan membaca untuk anak menjadi kegiatan reflektif |
Itu tadi sepuluh kiat yang bisa diterapkan untuk meningkatkan minat baca anak-anak.
Dulu waktu masih gadis dan masih sibuk mengajar ke sana kemari. Aku selalu punya mimpi. Salah satu mimpiku itu pengen bikin anak aku suka dengan membaca buku. Karena aku ingin anakku menjadi anak yang berilmu dan buku itu adalah jendela ilmu. Jendela dunia. Dan allhamdulillah ya Allah mimpiku itu mulai terwujud, anak aku udah suka ama buku. Semoga sampai kelak nanti. Amin
ReplyDeleteWah tips-tipsnya bagus sekali ini diterapkan untuk meningkatkan minat baca anak-anak terhadap buku di era visual seperti sekarang. Buku2 pelajaranpun sekarang banyak e-booknya ya. Tapi untuk buku-buku pelajaran, anak-anakku lebih senang baca bukunya langsung dibanding baca via e-book.
ReplyDeleteAktifitas beli dan baca buku ini untungnya anak anak udah dapat, karena kebetulan di rumah kan saya sering bacain mereka cerita dulunya
ReplyDeletejadi akhirnya satu satu punya buku favorit dan kalo ke toko buku, kita bisa mencar sendiri sendiri beli dan ketemu lagi sesudah setengah jam bawa belanjaan masing masing hehehe
saat ini, aktifitas membaca didominasi wattpad dan webtoon, dan itu juga sering saya pantau dan kepo ikutan baca bareng, takut ada konten tidak senonoh
Anakku yang bungsu waktu seusia Kia, suka meremas majalah yang aku kasih. Gemes banget karena kakaknya dulu suka banget lihat majalah meski masih bayi. Tapi memang harus sabar sih ngadepin mereka karena tiap anak punya kesukaan yang berbeda. Kalo udah dibiasakan nanti kelamaan juga akhirnya suka baca
ReplyDeleteMantap nih mbak tips-tipsnya... Anak saya seneng baca buku dari kecil, tapi tetep aja susah kalau diajak nulis cerita sendiri, hihihi...
ReplyDeleteMelatih menulis dan membuat buku sendiri, ini perlu banget ini untuk mendekatkan anak-anak dengan literasi. Jadi tak sekedar memaksa anak utk membaca, tapi juga menumbuhkan kecintaan mereka pada menulis. Membaca dan menulis itu ibarat sepasang sayap yang akan menerbangkan pecintanya pada pemahaman yang tinggi.
ReplyDeletetantangan banget bikin anak generasi milenial jadi gemar membaca. kalo anak sulung n anak tengah masih kepegang membimbing mereka cinta buku. ini yg bungsu susah banget dan anaknya tipe audio visual kalo belajar
ReplyDeleteKarena aku belum punya banyak buku dan sering mengandalkan perpus daerah sementara sekarang tutup karena pandemi, jadi membaca ini agak PR. Kuncinya memang di ortunya sih
ReplyDeleteAlhamdulillah anak-anakku juga terbiasa membaca buku jadi walau hobi game dan youtube, tetap baca buku..
ReplyDeleteAnakku yg pertama suka banget sih sama buku juga menulis dia suka, cuma yg kedua dan bungsu baru mulai kenalan. Semoga semua pd suka buku nantinya
ReplyDeleteAnak-anakku sudah SMA dan SMP saat ini, dan masih terus mengupayakan mereka untuk mau juga mmebaca buku lebih sering ketimbang gadget, karena memang gadget itu cenderung lebih menarik untuk mereka. Padahal hampir setiap hari aku baca buku. Dan akhirnya, meski pelan, mereka mau membaca, meskipun masih termasuk jarang banget
ReplyDeleteYup mbak membaca itu penting, makanya kudu dikenalin sejak dini ke generasi penerus kita, biar Indonesia gak diolok2 mulu jd bangsa yang rakyatnya males baca.
ReplyDeleteAnak2 udah kenal buku sejak lahir, dulu sblm pandemi hampir tiap wiken kami pasti ke toko buku, kdng beli, kdng cuma numpang baca haha. Ah jd kangen deh ke toko buku :(
Wah, ada target mingguannya ya mbk. Harus ditiru ini, makadihbubtuk tips-tipsnya. Alhamdulillah sampai hari ini setiap hari aku selalu usahain baca buku bareng anak, seringnya dan yang rutin itu sebelum tidur.
ReplyDeleteTarget mingguan ini yang akan coba aku terapkan buat anakku yang pertama, mbak. Makasih masukannya..
ReplyDeleteUntuk anak kedua nih kok rada sulit ya bikin dia cinta pada buku. Dia kayak bukan tipe yang bisa tekun melihat tampilan statis buku. Mungkin buku yang ada banyak percobaan fisika dan kimia nih cocok. Dia suka loh mempraktekkan percobaan model gitu.
ReplyDeletePoin yg ke sepuluh belum saya terapkan.maulah nyobainnya. Mana anak cocok dengan cara ini jd makin semangat membaca
ReplyDeletesuamiku nerapin ini ke ponakanku sejak kecil jadinya sampai sekarang mereka senang membaca buku
ReplyDeleteSedih banget ya mba liat data urutan rangking literasi Indonesia di 60 jadi 2 terakhir dan tips2 ini sudah kulakukan meski kadang emang gawai tuh menjadi musuh besar huhuhu
ReplyDeleteDuh, PR banget buatku untuk bisa membuat anak-anak suka membaca. Gadget yang semakin marak bikin susah untuk baca buku. Palingan mereka baca e-book. Kudu diteladani dari aku sendiri. Banyak pegang buku akunya. Kalo dongeng mereka suka. Lagi-lagi, akunya yang males. Huhu
ReplyDeleteMasya Allah, terima kasih atas tipsnya Mbak. Ini PR saya bagaimana membiasakan anak saya yang kini menginjak remaja untuk rajin baca buku. Untuk mencintai buku. Ini juga sedang memilih-milih buku apa yang dia sukai.
ReplyDeletesaya pun mengenalkan buku sejak dini pada anak. malah hal2 yg baru diketahuinya dipelajari dari buku. seperti ketika kami makan kepiting, dia udah pernah liat di buku jd langsung tahu dan senang sekalu bs liat langsung
ReplyDeleteBun...kayak di buku, katanya
Hey aku fokus sama softbooks-nya
ReplyDeletePersis punya Shanum juga ini, lungsuran kakaknya yang masih awet hahaha
Siap. Aku coba aplikasikan satu satu
Anakku yang pertama ini agak bikin aku tanda tanya. Dia ini semua buku dilahap, termasuk buku-buku ku (yang rada berat, misalkan buku tentang Iman, Islam, Akidah) tapi kalau ditanya, "Yang dibaca apa tadi kak?"
ReplyDeleteDia bilang "Gak tahu."
Huhuu...jadi selama ini ia hanya membaca, tapi belum paham maknanya.
Tapi karena aku takut negurnya, aku biarin dulu aja deeeh...yang penting baca buku dulu.
Gitukah?
Setuju banget ini sama cara2 nya untuk bikin anak anak suka membaca kaya gitu. Semangat mengajarkan anak anak
ReplyDelete