Acara
Ulasan Produk
Ciptakan Kenangan Manis di Dapur Dengan Mebo Dan Mederma
Dapur adalah tempat favorit para ibu sekaligus jantungnya rumah. Di dapurlah, ibu membuktikan dedikasi dan rasa cintanya kepada keluarga. Melalui tangan terampilnya, tercipta hidangan penuh cinta, yang akan selalu dirindukan anak-anak ketika mereka jauh dari rumah. Namun, dapur juga bisa menyimpan potensi bahaya dan trauma. Kini ada Mebo dan Mederma yang akan membantu para ibu menciptakan kenangan manis di dapur. Simak yuk, ceritanya.
Sebagai seorang ibu, kita pasti cukup banyak menghabiskan waktu di dapur. Meski menjadi tempat favoritnya para ibu, tetapi dapur terkadang juga menjadi tempat yang 'terlarang', terutama untuk anak-anak yang masih balita.
Saat sedang sibuk beraktivitas di dapur, tidak jarang anak-anak dengan rasa ingin tahu yang tinggi jadi penasaran dan ingin tahu apa yang kita lakukan di dapur.
"Kenapa sih, kok Bunda sering banget ke dapur? Ada hal menarik apa di sana?" mungkin begitu pikir mereka.
Tidak jarang, kita menghalangi anak-anak untuk masuk dan bermain-main di dapur. Bahkan, ada juga yang sengaja membuat pembatas dengan menggunakan pagar khusus atau pintu, agar anak-anak balita tidak bisa masuk ke dapur.
Saya juga pernah berada di masa dimana saya melarang Si Kecil mendekati dapur. Ada rasa takut dan cemas kalau-kalau ia akan memecahkan atau menumpahkan sesuatu, terkena uap panas dari air mendidih, terciprat minyak di penggorengan, atau terkena api di kompor.
Tapi suatu hari karena sedang tidak ada yang menjaga Si Kecil, saya juga pernah dengan sengaja mengajaknya ikut ke dapur dan bermain di sana, sementara saya menyiapkan camilan untuknya.
Meskipun sadar terdapat potensi bahaya di dapur, namun sebenarnya di dapur anak-anak bisa belajar banyak hal. Mereka bisa mengembangkan kemampuan motorik halus dan mengasah kemampuan sensoriknya. Waktu itu dengan perhatian ekstra, saya pun memberanikan diri mengajak Si Kecil dan membiarkannya bermain di dapur.
Hal senada juga diungkapkan oleh Chef Andreas dari Hotel Noormans Semarang pada saat melakukan demo memasak di acara Mebo-Mederma Women's Community Talk Show "Regret Comes Later" Bebas Beraktivitas Di Rumah dengan Meminimalkan Resiko Luka Bakar Ringan yang diadakan oleh Combiphar di Hotel Noormans, Semarang (29/09/2019)
Sambil mendemokan cara mengolah Spaghetti Aglio Olio, Chef Andreas mengatakan bahwa selama orang tua atau Ibu bisa mengelola dapur secara tepat dan aman, anak-anak sebenarnya bisa diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan memasak atau aktivitas lainnya di dapur.
Saya setuju sih, dengan hal itu. Apalagi saya juga ingin anak-anak punya kenangan yang indah dan menyenangkan tentang dapur, bukan sebaliknya. Kalau dilarang-larang terus, bagaimana mereka bisa menyimpan kenangan yang indah tentang dapur.
Selain itu, saya juga ingin melatih anak-anak untuk belajar mandiri, dimulai dari melakukan kegiatan sederhana di dapur. Terutama melatih Si Sulung yang usianya sudah sebelas tahun. Beberapa kali, ia terjun ke dapur untuk belajar memasak sendiri. Meski anak lelaki, saya ingin dia juga menguasai keterampilan memasak.
Lalu sebenarnya bagaimana mengelola dapur yang baik dan aman agar anak-anak dan juga kita sendiri bebas beraktivitas di dapur tanpa cemas dan takut dengan potensi bahayanya?
Tata Kelola Dapur Yang Baik dan Aman Untuk Meminimalisir Potensi Bahaya.
Dalam kesempatan mendemokan hidangan Spagheti Aglio Olio dengan side dish berupa Ikan Salmon panggang, Chef Andreas memberikan beberapa kiat agar dapur kita aman dari berbagai potensi bahaya. Yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Tata letak kompor. Kompor harus diletakkan pada tempat yang mudah terjangkau. Posisi kompor sebaiknya sejajar dengan pinggang orang dewasa. Posisi memasak lebih ideal dengan berdiri daripada duduk.
Begitupula dengan peletakkan microwave. Bagian atas microwave tidak boleh ditaruh benda-benda yang berat. Perhatikan kelistrikan di dapur. Dimana meletakkan stop kontak, dan gunakan stop kontak yang aman bagi anak-anak. Salah satunya dengan menggunakan stop kontak yang tertutup.
2. Perhatikan sirkulasi udara di dapur. Upayakan dapur memiliki ventilasi yang baik. Tidak harus menggunakan peralatan yang mahal, tapi sebisa mungkin ada jendela yang langsung terhubung ke luar ruangan.
3. Letakkan perlengkapan masak dengan rapi dan sesuai dengan fungsinya. Terutama untuk berbagai jenis pisau. Letakkan pada tempat khusus yang terbuat dari kayu. Biasanya kalau di hotel, pisau ditempel di dinding yang terdapat magnet, dan bagian yang runcing menghadap ke bawah.
4. Jangan panik saat ada api. Apabila ada kejadian yang tidak wajar sehingga menimbulkan percikan api, hal yang pertama dilakukan adalah jangan bersikap panik. Tetap tenang. Gunakan lap lembab apabila ada api yang naik dari permukaan wajan atau kompor. Bisa juga menyediakan fire blanket di rumah.
Jangan gunakan lap yang basah, karena ditakutkan airnya justru menetes, sementara apinya naik ke bagian atas. Perhatikan juga pakaian yang dikenakan saat memasak, jangan sampai kain baju mudah disambar oleh api.
5. Sediakan APAR. Alat Pemadam Kebakaran Ringan perlu disediakan untuk berjaga-jaga terhadap potensi bahaya kebakaran. Namun, usahakan agar APAR ini menjadi pilihan yang terakhir.
6. Perhatikan selang-selang kompor gas, apakah kendor atau terdapat kebocoran. Biasanya ledakan terjadi bukan karena tabung gasnya melainkan karena ada selang yang bocor.
7. Perhatikan pula kebersihan kompor, terutama burner-nya. Bagian burner yang kotor dan berminyak bisa memicu percikan api.
8. Saat hendak mengiris sesuatu menggunakan talenan, alasi talenan yang digunakan dengan kain agar posisi talenan kokoh dan tidak mudah bergeser.
Pelajari cara memegang pisau yang baik dan benar, yaitu dengan cara menekuk jari membentuk huruf 'L' dan masuk ke arah dalam. Begitupula ketika hendak membawa pisau, bagian yang runcing menghadap ke arah tubuh si pembawa, dan bagian yang tumpulnya menghadap ke arah dalam.
9. Ketika akan memasak sesuatu dengan menggunakan microwave, perhatikan peralatan makan atau alas yang akan dimasukkan ke dalamnya. Jangan gunakan piring yang memiliki ornamen tambahan berbahan logam, seperti kuningan atau tembaga. Bagian dalam microwave juga harus selalu dalam keadaan bersih agar tidak memicu terjadinya kebakaran.
10. Saat membuka tutup panci yang berisi air mendidih atau uap air yang panas, gunakan tutup panci sebagai pelindung. Buka tutup ke arah badan kita untuk melindungi. Jadi, kita tidak membiarkan wajah langsung terkena uap panas, melainkan dihalangi oleh tutup panci.
Itu tadi 10 tata kelola dapur yang aman dan dapat meminimalisir potensi bahaya, terutama bahaya yang dapat menimbulkan kebakaran serta luka bakar ringan.
Videonya juga bisa ditonton di bawah ini :
Jika kita sudah mengikuti tata laksana dapur yang baik dan aman, lalu bagaimana menghadapi potensi bahaya di dapur yang sempat disinggung di atas tadi? Kira-kira potensi bahaya apa saja yang mungkin terjadi di dapur?Begitupula dengan peletakkan microwave. Bagian atas microwave tidak boleh ditaruh benda-benda yang berat. Perhatikan kelistrikan di dapur. Dimana meletakkan stop kontak, dan gunakan stop kontak yang aman bagi anak-anak. Salah satunya dengan menggunakan stop kontak yang tertutup.
2. Perhatikan sirkulasi udara di dapur. Upayakan dapur memiliki ventilasi yang baik. Tidak harus menggunakan peralatan yang mahal, tapi sebisa mungkin ada jendela yang langsung terhubung ke luar ruangan.
3. Letakkan perlengkapan masak dengan rapi dan sesuai dengan fungsinya. Terutama untuk berbagai jenis pisau. Letakkan pada tempat khusus yang terbuat dari kayu. Biasanya kalau di hotel, pisau ditempel di dinding yang terdapat magnet, dan bagian yang runcing menghadap ke bawah.
4. Jangan panik saat ada api. Apabila ada kejadian yang tidak wajar sehingga menimbulkan percikan api, hal yang pertama dilakukan adalah jangan bersikap panik. Tetap tenang. Gunakan lap lembab apabila ada api yang naik dari permukaan wajan atau kompor. Bisa juga menyediakan fire blanket di rumah.
Jangan gunakan lap yang basah, karena ditakutkan airnya justru menetes, sementara apinya naik ke bagian atas. Perhatikan juga pakaian yang dikenakan saat memasak, jangan sampai kain baju mudah disambar oleh api.
5. Sediakan APAR. Alat Pemadam Kebakaran Ringan perlu disediakan untuk berjaga-jaga terhadap potensi bahaya kebakaran. Namun, usahakan agar APAR ini menjadi pilihan yang terakhir.
6. Perhatikan selang-selang kompor gas, apakah kendor atau terdapat kebocoran. Biasanya ledakan terjadi bukan karena tabung gasnya melainkan karena ada selang yang bocor.
7. Perhatikan pula kebersihan kompor, terutama burner-nya. Bagian burner yang kotor dan berminyak bisa memicu percikan api.
8. Saat hendak mengiris sesuatu menggunakan talenan, alasi talenan yang digunakan dengan kain agar posisi talenan kokoh dan tidak mudah bergeser.
Pelajari cara memegang pisau yang baik dan benar, yaitu dengan cara menekuk jari membentuk huruf 'L' dan masuk ke arah dalam. Begitupula ketika hendak membawa pisau, bagian yang runcing menghadap ke arah tubuh si pembawa, dan bagian yang tumpulnya menghadap ke arah dalam.
9. Ketika akan memasak sesuatu dengan menggunakan microwave, perhatikan peralatan makan atau alas yang akan dimasukkan ke dalamnya. Jangan gunakan piring yang memiliki ornamen tambahan berbahan logam, seperti kuningan atau tembaga. Bagian dalam microwave juga harus selalu dalam keadaan bersih agar tidak memicu terjadinya kebakaran.
10. Saat membuka tutup panci yang berisi air mendidih atau uap air yang panas, gunakan tutup panci sebagai pelindung. Buka tutup ke arah badan kita untuk melindungi. Jadi, kita tidak membiarkan wajah langsung terkena uap panas, melainkan dihalangi oleh tutup panci.
Itu tadi 10 tata kelola dapur yang aman dan dapat meminimalisir potensi bahaya, terutama bahaya yang dapat menimbulkan kebakaran serta luka bakar ringan.
Videonya juga bisa ditonton di bawah ini :
Luka Bakar Ringan, Potensi Bahaya Yang Bisa Terjadi Di Dapur.
Salah satu potensi bahaya yang kerap terjadi di dapur adalah terjadinya luka bakar.
Dapur sangat identik dengan panas dan api. Banyak peralatan yang ada di dapur, yang berhubungan dengan api dan listrik: salah satu sumber panas yang bisa menyebabkan seseorang terkena luka bakar.
Sebenarnya, potensi bahaya berupa luka bakar yang terjadi saat beraktivitas di dapur bukan hanya bisa menimpa anak-anak saja, tetapi kita sendiri juga bisa terkena potensi tersebut apabila tidak berhati-hati.
Berdasarkan penjelasan dr. Erythrina Permata Sari dari Divisi Bedah Plastik, Departemen Bedah RSUP Dr.Kariadi Semarang, selaku salah satu narasumber yang hadir dalam acara Mebo-Mederma Women's Community, dipaparkan bahwa 2,2 % dari populasi atau sekitar 6 juta pasien mengalami luka bakar yang membutuhkan penanganan medis setiap tahunnya.
Sementara itu, potensi seseorang mengalami luka bakar 69 % paling sering terjadi di rumah, dan 80 % kejadian tersebut sebenarnya bisa dicegah.
Penangangan Luka Bakar Ringan Agar Bekas Luka Minimal.
Beruntung banget hari Minggu (29/9/2019) saya bisa ikut hadir dan menyimak penjelasan dari dr. Erythrina tentang tata laksana awal penanganan luka bakar ringan karena ternyata pengetahuan saya tentang penanganan luka bakar ringan masih minim banget.
Gimana nggak, sampai usia 30 plus-plus ini, yang nyantol di pikiran saya, kalau sampai kejadian terkena luka bakar ringan itu pertolongan pertamanya ya, dioles pakai pasta gigi.
Pernah suatu hari, saat sedang mengajak Si Sulung, ketika itu ia masih berusia 4 tahun, ke sebuah pusat perbelanjaan, tangannya tersengat panas yang dipancarkan oleh lampu display di sebuah gerai.
Saat itu Si Sulung nangis kejer dong, dan saya nggak menduga itu disebabkan karena terkena suhu panas yang dipancarkan oleh lampu display di toko. Mungkin ia penasaran sehingga memegang lampu tersebut. Hasilnya, jarinya terkena luka bakar ringan.
Tahu nggak, apa yang saya lakukan saat itu? Saya buru-buru lari ke salah satu toko obat di mal, dan yang saya beli adalah odol serta kompres untuk demam. Yang ada di pikiran saya, pokoknya luka bakar itu panas dan harus segera didinginkan dengan odol atau yang dingin-dingin. Padahal cara itu ternyata salah.
Ternyata saat di acara talkshow, Mba Ika Puspita seorang ibu yang juga dikenal sebagai lifestyle blogger juga pernah mengalami pengalaman yang sama dengan kebanyakan ibu-ibu lainnya ketika menghadapi luka bakar ringan, yaitu mengoleskan pasta gigi untuk penanganan awal.
Makanya saat hadir di acara #mebomedermawomenscommunity #mebocombiphar #medermacombiphar #combiphar #Semarang yang membahas tentang bagaimana menangani luka bakar ringan, saya langsung antusias ingin lebih banyak menimba ilmu, yang semoga bisa dibagikan lagi kepada ibu-ibu lain yang sempat mengalami pengalaman yang sama dengan saya karena minimnya pengetahuan.
Mitos Yang Salah Tentang Penanganan Luka Bakar Ringan
Ada juga yang menaburinya dengan tepung, padahal justru dapat memicu infeksi. Pasta gigi juga tidak boleh dioleskan karena mengandung zat warna dan pemutih yang dapat memperparah luka dan memicu infeksi.
Yuk, mari simak gimana sebenarnya penanganan luka bakar ringan yang benar itu.
Luka bakar sendiri merupakan kerusakan pada kulit yang sering disebabkan oleh panas atau paparan suhu yang ekstreem. Suhu yang ekstreem itu juga termasuk terpapar suhu yang sangat dingin, lho.
Menurut dr. Erythrina, luka bakar ringan ternyata justru yang paling nyeri karena lukanya masih berada dekat dengan serabut syaraf, sementara luka bakar yang parah justru tidak terasa sakit karena syarafnya sudah rusak.
Luka bakar bisa sangat menyakitkan hingga menyebabkan gejala seperti : kulit memerah, mengelupas, luka melepuh, kulit hangus, atau pembengkakan.
Dari luka bakar bisa muncul komplikasi, misanya timbul bekas luka, adanya infeksi sampai kontraktur atau bagian kulit yang tertarik.
Penyebab dan Jenis Luka Bakar
Jenis-jenis penyebab luka bakar ini bermacam-macam, dan sebagai ibu kita harus tahu agar bisa mencegah terjadinya luka bakar tesebut, serta tahu bagaimana cara penanganannya.
1. Flames Burn : Umumnya adalah luka bakar yang disebabkan karena adanya api.
Ketika berada di dapur, buatlah area bebas anak-anak di seputar kompor atau oven. Jangan memegang atau menyalakan api ketika sedang bersama atau menggendong bayi.
Ajari anak-anak untuk melakukan pertolongan pertama ketika bagian tubuh atau bajunya terkena apa, yaitu dengan : "stop, drop, and roll, over and over."
2. Scald Burn : Biasanya disebabkan oleh air atau uap panas.
Ini merupakan salah satu penyebab luka bakar tertinggi pada anak-anak. Kondisi-kondisi yang memungkinkan terjadi scald burn ini, misalnya pada saat anak hendak mandi air panas, terkena makanan atau minuman panas, dan ada uap panas yang mengenai bagian tubuh.
Potensi bahaya scald burn bisa terjadi saat anak-anak ketika berada di kamar mandi, misalnya tidak sengaja memutar keran air panas. Untuk itu, sebagai ibu kita harus waspada dan jangan membiarkan anak di bawah umur yang belum teredukasi mandi seorang diri. Apalagi ketika akan memandikan anak-anak dengan air panas atau hangat, terutama jika anak kita masih bayi.
Ada baiknya siapkan air hangat atau setel water heater di suhu 120 derajat Fahrenheit atau sekitar 48,89 derajat Celsius atau di bawahnya. Saat hendak memandikan, setelah mencampur air hangat dengan air dingin, tes lebih dulu airnya menggunakan pergelangan tangan atau siku.
Terkait dengan scald burn, bisa juga terjadi dapur. Untuk itu, saat sedang menyiapkan masakan berhati-hatilah dengan mangkuk yang berisi masakan berkuah panas. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
3. Electric Burn : Biasanya terjadi karena sengatan listrik dan bisa menimbulkan luka bakar yang parah dan dalam.
Pada saat ada seseorang yang tersetrum, jangan coba-coba menolongnya sendiri atau menghentikan aliran listrik dengan tangan kosong tanpa bantuan alat karena bisa mengakibatkan kita ikut tersengat listrik juga.
4. Radiation Burn : Terjadi salah satunya karena sengatan sinar matahari atau sunburnt.
Sunburnt membuat kulit memerah dan terasa sangat nyeri. Apabila ada anggota keluarga yang mengalami sunburnt, tata laksana yang bisa dilakukan adalah dengan mengompres dengan handuk hangat kemudian diberi pelembab.
Usahakan untuk selalu mengenakan sunscreen ketika bepergian ke luar rumah, terutama ketika bepergian ke tempat-tempat dengan suhu panas dan terpapar sinar matahari secara langsung.
Radiation burn juga bisa terjadi karena X-Ray atau terapi radiasi.
5. Chemical Burn : Terjadi karena terpapar zat-zat kimia yang keras, biasanya mengandung asam yang tinggi.
Potensi bahaya terkena chemical burn bisa dialami ketika bersentuhan dengan produk-produk pembersih rumah tangga, misalnya pembersih noda keramik dan kloset. Selalu gunakan pelindung tangan dan kaki ketika menggunakan pembersih tersebut, dan jangan sampai bersentuhan langsung dengan kulit.
Setelah mengetahui jenis-jenis dan penyebab luka bakar, selanjutnya yang harus kita ketahui sebagai seorang ibu adalah tentang tata laksana penanganan terhadap luka bakar ringan.
Menurut dr. Erythrina, tata laksana awal ini sangat penting karena akan menentukan hasil atau prognosis.
Proses penyembuhan luka bakar sangat tergantung dari pertolongan pertama yang diberikan. Waktu krusialnya terletak pada empat (4) jam pertama, sebelum bertambah parah dan terinfeksi.
Sumber : Website Mebo Combiphar |
Berikut ini adalah tata laksana penanganan luka bakar ringan yang benar :
Ajari anak-anak untuk stop, drop, dan roll jika ada bagian baju di tubuhnya yang terkena api.
Lepas semua perhiasan atau benda yang menempel pada tubuh, terutama yang mengandung logam. Segera lepas baju orang yang terkena api, tujuannya untuk mempersingkat lama kontak dengan dengan baju atau kulit.
2. Dinginkan luka.
Sumber gambar : Instagram @mebocombiphar |
Secepatnya dinginkan dengan air bersih bersuhu normal. Carilah sumber air bersih terdekat, tetapi jangan gunakan air dingin. siram atau basuh dengan air yang mengalir agar panas tidak menempel terlalu lama. Jika sudah didinginkan segera keringkan bagian yang terkena luka bakar dengan lembut.
Kalau ada gelembung jangan dipecahkan sendiri. Bula atau gelembung tidak boleh sembarang dikelupas atau ditusuk dengan benda tajam karena dikhawatirkan benda yang digunakan tidak steril.
3. Berikan salep luka bakar pada bagian yang terkena luka bakar.
Jangan oleskan bahan-bahan seperti kecap, mentega, es, bedak, maupun odol karena justru akan mempersulit penilaian kedalaman luka bakar, dan luka menjadi lebih dalam dan sulit untuk dibersihkan.
Kecap tidak boleh dioleskan pada luka bakar karena di dalamnya terdapat kandungan zat-zat tambahan dan juga pengawet yang ditakutkan dapat membuat luka terinfeksi.
sumber gambar : Instagram @mebocombiphar |
4. Setelah itu berikan balutan yang bersih dan tidak lengket.
Sumber gambar : Instagram @mebocombiphar |
Bagian yang luka jangan ditutup dengan tissue atau kapas karena serabutnya bisa menempel di luka.
5. Bawa ke rumah sakit atau dokter terdekat, terutama jika luka bakar terjadi pada anak-anak.
Tahapan terakhir ini ternyata cukup penting, lho. Meski sudah ditangani di rumah, derajat luka bakar seseorang juga butuh diperiksa oleh dokter secara lebih lanjut agar tepat penanganannya.
Misalnya luka bakar yang terjadi muncul gelembung, maka yang akan melakukan pemecahan gelembung adalah dokter yang bersangkutan dengan menggunakan jarum atau alat yang steril.
Tata Laksana Terbaik Untuk Luka Bakar Ringan Adalah Dengan Mengoleskan Mebo.
Mengapa Mebo terbaik untuk menangani luka bakar ringan?
Hal ini dikarenakan Mebo tidak mengandung bahan antibiotik kimia karena terbuat dari bahan alami atau herbal, seperti minyak wijen dan beeswax.
Fungsi minyak wijen dan beeswax adalah untuk menciptakan kondisi lembab pada area luka sehingga mempercepat penyembuhan luka. Selain itu, minyak wijen dapat menyerap sisa panas pada area luka bakar, sehingga bisa mengurangi tingkat keparahan luka bakar.
Dalam minyak wijen terdapat kandungan β-sitosterol yang berfungsi mengurangi peradangan pada luka bakar, seperti adanya pembengkakan, kemerahan, gatal, serta meredakan rasa nyeri.
Kandungan lipid serta vitamin E dan K-nya berfungsi sebagai sumber nutrisi yang dibutuhkan untuk sel-sel pada kulit serta menunjang pemulihan jaringan, sehingga mengurangi potensi timbulnya bekas luka.
Mebo membuat suasana kulit jadi lembab, mengurangi peradangan, menyerap sisa panas sehingga mengurangi tingkat kedalaman luka bakar, dan anti infeksi.
Selain itu, Mebo juga mengandung 3 bahan herbal, yaitu Phellodendri chinensis, Coptidis rhizome, dan Scutellariae radix, yang berfungsi untuk pemulihan jaringan kulit.
Dengan mengoleskan Mebo, suasana kulit akan menjadi lebih lembab, dan hal itulah yang dibutuhkan oleh kulit untuk mempercepat penyembuhan luka. Mebo juga dapat meredakan rasa nyeri, dan menyerap sisa panas pada area luka.
Menurut Mba Hernita Astriani selaku Brand Manager dari Mebo-Mederma, perbedaan Mebo dengan salep lainnya terletak pada Point of Parity-nya, yaitu Mebo ini sangat efektif untuk luka bakar.
Dan juga Point of Difference-nya adalah Mebo bisa meminimalisir bekas luka dan sakit, membuat area luka lebih lembab dan tidak kering, serta salepnya non-antibiotik kimia.
Mebo dapat mempercepat penyembuhan luka bakar sekitar 4-7 hari dengan minimal bekas luka dan sakit. Mebo ini juga sudah direkomendasikan oleh dokter-dokter di Indonesia, termasuk dr. Ery juga telah menyebutkan bahwa di rumah sakitnya, Mebo digunakan untuk menangani luka bakar.
Dengan semua keunggulan yang dimiliki Mebo, sebagai ibu saya pasti akan selalu menyiapkan Mebo di kotak P3K untuk berjaga-jaga.
Mebo saat ini bisa didapatkan di Watson, Apotek-Apotek di seluruh Indonesia, juga toko-toko online seperti Shopee dan Lazada.
Menghilangkan Bekas Luka Dengan Mederma.
Seiring dengan fase penyembuhan, luka bakar akan menjadi parut atau skar. Secara klinis ada beberapa jenis parut atau bekas luka, yaitu parut normal dan parut tidak normal.Sumber gambar : Google |
Parut tidak normal contohnya adalah : hipertrofik, keloid, dan hipotrofik
Lalu apa yang harus dilakukan jika luka bakar sudah sembuh dan kita ingin menghilangkan bekas lukanya?
Menurut Mba Hernita, ada tiga zat penting yang fungsinya bisa untuk menyamarkan luka, yaitu Cepalin, Allantoin, dan Aloe Vera.
Tiga zat itu fungsinya adalah untuk mempercepat proses penyembuhan, mengurangi warna kemerahan, membuat luka lebih halus dan tersamarkan. Ketiga zat tersebut ada di dalam Mederma.
Eh tapinya, udah tahu belum bekas luka atau skar itu apa?
Sebenarnya, skar atau bekas luka adalah proses alami tubuh untuk menutup luka. Kita pasti bisa membedakan mana kulit yang sehat dan kulit yang ada jaringan bekas lukanya.
Bekas luka jika disandingkan dengan kulit yang sehat tidak hanya tampak berbeda, namun juga berkembang dengan cara yang berbeda dibanding kulit di sekitarnya.
Pada bekas luka, kantung rambut, kelenjar minyak dan keringatnya tidak lagi diperbarui. Jaringan bekas luka tersusun atas serat elastis dalam jumlah yang lebih sedikit, dan tidak memiliki pigmen warna sebagaimana halnya kulit sehat.
Di bawah ini adalah ilustrasi dari pembentukan bekas luka :
Ada beragam faktor yang memengaruhi pembentukan bekas luka. Pembentukan bekas luka adalah proses individual yang tidak hanya tergantung pada ukuran dan kedalaman luka, namun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Faktor-faktor itu, antara lain :
1. Usia.
Semakin tua usia seseorang, proses penyembuhan kulit berlangsung semakin lambat, sehingga meningkatkan risiko terbentuknya bekas luka. Namun, pada usia antara 10 hingga 30 tahun, produksi jaringan penghubung dalam jumlah berlebihan dapat pula menyebabkan terbentuknya bekas luka yang lebih besar.
2. Jenis kulit.
Pada umumnya, pembentukan bekas luka lebih mudah terjadi pada orang berkulit gelap atau justru sangat cerah. Faktor keturunan juga berpengaruh dalam proses penyembuhan luka.
3. Hormon.
Pembentukan bekas luka lebih mudah terjadi pada wanita hamil atau remaja karena adanya perubahan pada keseimbangan hormon dalam tubuhnya.
4. Lokasi bekas luka.
Bekas luka lebih mudah terbentuk pada area tubuh yang kencang, misalnya pada sendi atau bahu.
5. Komplikasi dalam proses penyembuhan luka.
6. Infeksi dan peradangan kronis, misalnya jerawat, juga meningkatkan risiko terbentuknya bekas luka.
Nah, untuk memudarkan bekas luka tadi prosesnya harus dibantu dengan adanya tiga zat aktif yang sudah disebutkan Mba Hernita di atas, yaitu Cepalin, Allantoin, dan Aloe Vera. Ketiga zat itu menjadi kandungan utama di dalam Mederma.
Jadi, langkah selanjutnya setelah luka bakar kering dan sembuh, maka cara paling efektif untuk memudarkan bekas luka adalah dengan menggunakan Mederma.
Pengobatan dengan Mederma dapat dimulai secepatnya saat luka sudah tertutup. Untuk luka baru, Mederma digunakan 3 hingga 4 kali sehari sekurangnya selama 8 minggu. Sementara untuk luka lama, Mederma digunakan 3-4 kali sehari sekurangnya selama 3-6 bulan.
Cara mengoleskannya hanya pada luka yang sudah benar-benar tertutup. Dimulai dari tengah, ke arah sisi luar, kemudian gel dipijat lembut di area bekas luka. Dilanjutkan dengan gerakan memutar kecil sampai gel terserap sepenuhnya.
Ini beberapa alasan kenapa Mederma yang dipilih untuk memudarkan bekas luka :
1. Mederma berbeda dengan gel silikon yang hanya menjaga kelembaban luka, Mederma lebih menghidrasi dan melembabkan luka. Mederma bekerja secara aktif di bawah bekas luka, sementara gel silikon tidak.
2. Mederma terbukti efektif dan aman untuk kulit orang Asia. Hal ini dilakukan dengan penelitian pada 26 pasien Asia pasca operasi Caesar dan tidak ada efek sampingnya.
3. Mederma merupakan produk pilihan untuk perawatan bekas luka yang direkomendasikan Dokter Indonesia 9sumber : Indonesia Medical Data Index 2013
4. Secara signifikan membantu proses penyembuhan luka dalam 8 minggu pemakaian (untuk bekas luka baru)
5. Mederma tidak hanya bekerja di permukaan kulit, tetapi juga meresap dan memperbaiki bekas luka hingga ke bagian dalam kulit sehingga perawatannya lebih efektif dan secara menyeeluruh.
6. Gel Mederma mengandung bahan alami, ekstrak onion, allantoin, dan aloe vera.
7. Mederma telah dipasarkan di Indonesia oleh Combiphar sejak tahun 2001.
Setelah ada Mebo dan Mederma, sekarang kita sebagai ibu sudah tidak lagi khawatir ketika menghadapi potensi bahaya, khususnya luka bakar ringan, yang sewaktu-waktu terjadi di rumah maupun di dapur, bukan?
Kalau sudah ada solusi yang terbaik: Mebo untuk mengobati luka bakar, dan Mederma untuk memudarkan bekas luka bakar, jangan ragu lagi untuk mengajak anak-anak dan anggota keluarga beraktivitas dan menciptakan kenangan manis di dapur ya, Bu.
Semoga tulisan yang saya sarikan dari mengikuti acara Mebo-Mederma Women's Community Talk Show "Regret Comes Later" Bebas Beraktivitas Di Rumah dengan Meminimalkan Resiko Luka Bakar Ringan yang diadakan oleh Combiphar di Hotel Noormans, Semarang (29/09/2019) bisa bermanfaat, ya.
#mebomedermawomenscommunity #mebocombiphar #medermacombiphar #combiphar #Semarang
Referensi Penulisan :
Paparan dr. Erythrina Permata Sari
Paparan Brand Manager Mebo-Mederma, Mba Hernita Astriani S.Farm., Apt.
Penjelasan Chef Andreas (Hotel Noormans, Semarang)
Website : http://mederma.combiphar.com
Website : http://mebo.combiphar.com/
No comments