Kesehatan
Cegah Kanker Payudara Sejak Dini Dengan SADARI
Banyak dari kita yang seringkali 'taken for granted' terhadap anugerah kesehatan yang diberikan Tuhan. Kesehatan sebenarnya harus terus diupayakan, kita perlu memberdayakan diri agar tidak terlena dengan kondisi tubuh. Seringkali penyakit tertentu baru terdeteksi pada fase lanjut karena kita abai. Salah satunya adalah kanker payudara. Sebenarnya, kita bisa mencegah kanker payudara sejak dini dengan melakukan SADARI.
Apa itu SADARI?
SADARI merupakan singkatan dari PerikSA PayuDAra SendiRI. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan cara termudah agar kita bisa mendeteksi kelainan pada bentuk, ukuran, serta tekstur payudara.
Pemeriksaan ini juga bisa membantu memprediksi kemungkinan kanker payudara maupun penyakit lainnya sedini mungkin.
Apa saja poin penting yang harus kita ketahui dalam proses SADARI ini?
1. Tahu kondisi normal payudara kita sendiri.
Agar tahu bahwa ada sesuatu yang berbeda dengan kondisi payudara kita, maka kita juga perlu tahu bagaimana kondisi payudara kita dalam keadaan normal.
Cara terbaik untuk mengenalinya adalah pada saat kita sedang tidak menstruasi. Pada saat tidak menstruasi payudara relatif normal dan tidak terjadi pembengkakan atau terasa mengeras.
2. Waktu terbaik untuk melakukan SADARI adalah beberapa hari setelah periode menstruasi kita berakhir.
Lakukan satu bulan sekali. Biasanya pada saat menstruasi, payudara cenderung mengeras atau terasa lebih kencang yang disebabkan karena perubahan hormon saat menstruasi.
Untuk wanita yang telah menopause, atau tidak menstruasi lagi, mereka dapat melakukannya kapan saja, dan disarankan untuk memeriksanya sendiri setiap awal atau akhir bulan.
3. SADARI dapat dilakukan oleh perempuan mulai dari usia 20 tahun.
Remaja putri yang mulai tumbuh payudaranya juga perlu mendapatkan informasi sejak dini tentang langkah-langkah melakukan SADARI serta apa manfaatnya.
4. Lakukan SADARI sambil bercermin.
Berikut adalah langkah-langkahnya :
Berdiri di depan cermin dengan bahu lurus sejajar, kemudian letakkan tangan di pinggang. Perhatikan bentuk, ukuran, dan warnanya.
Amati kelainan yang mungkin ditemukan, seperti kerutan, benjolan, lekukan, posisi puting yang tidak normal, atau struktur kulit yang tidak normal (merah, kasar, berkerut), atau bahkan nyeri.
Bandingkan dengan kondisi payudara normal kita, apakah ada sesuatu yang berubah atau berbeda.
Selanjutnya, angkatlah kedua lengan untuk melihat kelainan bentuk payudara lagi. Lihatlah apakah kedua payudara terangkat bersama-sama.
Lanjutkan dengan mengangkat salah satu tangan ke atas pada bagian payudara yang ingin diperiksa, kemudian tangan yang satunya bertugas untuk meraba seluruh bagian payudara dan menilai beberapa tanda penting.
Lakukan hal ini secara bergantian pada kedua payudara. Dengan menggunakan ujung jari, tekan perlahan permukaan payudara dan rasakan apakah ada benjolan.
Rabalah sesuai dengan pola berikut: melingkar, dari atas ke bawah, dari tengah ke samping, sampai area ketiak. Lakukan langkah ini pada kedua payudara. Selain dengan pola melingkar, juga bisa melakukan pola diagonal.
Peras puting secara perlahan, lihatlah apakah ada keluar cairan berwarna putih, atau kekuningan, atau bahkan darah.
5. Lakukan SADARI sambil berbaring.
SADARI juga bisa dilakukan dengan posisi berbaring, dengan posisi ini jaringan payudara akan menyebar merata di sepanjang dinding dada. Untuk menyangga letakkan bantal di bawah bahu kanan.
Gunakan tangan kiri untuk memeriksa. Gerakkan tiga jari utama, yaitu jari telunjuk, jari tengah, dan manis. Gerakkan jari-jari ini ke area payudara dengan lembut dengan gerakan melingkar kecil yang menutupi seluruh area payudara dan ketiak.
Gunakan tekanan ringan, sedang, dan kuat saat menekan area payudara. Cubit puting susu perlahan kemudian periksa apakah ada cairan yang keluar atau benjolan.
Ulangi langkah yang sama untuk payudara satunya. Kita juga bisa menggerakkan jari-jari ke atas dan ke bawah secara vertikal seperti sedang mengurutnya.
Biasanya cara ini mampu menyisir semua jaringan payudara dari depan ke belakang.
Jangan lupa selain area payudara, periksa juga area atas dada yaitu tulang selangka dan dekat ketiak.
Berbagai Dukungan Bagi Penyintas Kanker Payudara Serta Bulan Kesadaran Akan Kanker Payudara.
Semakin tingginya kemungkinan terserang kanker payudara yang disebabkan karena gaya hidup dan pola makan membuat berbagai pihak turut serta dalam usaha menaikkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan kanker payudara sejak dini.
Menurut data, saat ini sudah ada penyintas dengan usia paling rendah, yaitu 17 tahun. Padahal dulunya, angka penderita kanker payudara berada di rata-rata usia 40 tahun ke atas.
Sumber foto : news.beritabali.com |
Salah satu perusahaan yang cukup concern turut berperan serta meningkatkan kesadaran masyarakat adalah PT Indonesia Wacoal, yang baru-baru ini menggandeng Yayasan Bali Pink Ribbon untuk menggugah kesadaran pentingnya pengetahuan tentang pencegahan kanker payudara lewat kegiatan "Wacoal Pink Ribbon Act" di Mall Bali Galeria.
Selain melakukan kampanye secara offline dan online, Wacoal juga menyiapkan kotak donasi di masing-masing toko agar masyarakat bisa ikut berdonasi sebagai bentuk kepedulian.
Selama 10 tahun, Program Wacoal Breast Cancer Awareness menjadi bentuk dukungan dan kepedulian Wacoal kepada seluruh perempuan Indonesia untuk mendukung Yayasan Kanker Payudara Indonesia dan untuk mencegah semakin meluasnya penyakit kanker payudara.
Selain itu, Wacoal juga berkolaborasi dengan komunitas blogger perempuan dalam“Breast Cancer Blogger Perempuan Movement, in Collaboration with Wacoal” agar gaung dari kampanye ini dapat didengar semakin meluas.
Dengan harapan, semakin banyak perempuan yang menyadari pentingnya menjaga pola hidup sehat, serta semakin banyak yang saling bergandengan tangan untuk saling support dan mengingatkan tentang melakukan SADARI juga tentang penyakit kanker payudara.
Dengan gerakan ini diharapkan para perempuan tidak lagi 'taken for granted' dengan kondisi kesehatannya, selalu berusaha memberikan perhatian atau self love untuk tubuhnya dengan menjalani pola hidup, pola makan, dan pola pikir yang sehat.
Referensi tulisan :
news.beritabali.com
hallosehat.com
No comments