Berkesempatan untuk hadir di acara penutupan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK 2019 tingkat nasional yang ke-27 di Yogyakarta, tepatnya di Sleman City Hall, membuka mata saya tentang perkembangan anak-anak SMK dan bagaimana kompetensi mereka bisa memenuhi tuntutan era industri 4.0. Berikut adalah laporan acara penutupan tersebut.
Dalam LKS SMK ke-27 ini, Yogyakarta didapuk menjadi tuan rumah. Acara berskala nasional ini digelar dari tanggal 7-13 Juli 2019 dan mengusung tema : “Kompeten Menyongsong Revolusi Industri 4.0”. Lomba Kompetensi Siswa SMK kemudian digelar di empat lokasi, yaitu Jogja Expo Center (JEC), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), SMKN 6 Yogyakarta dan Hotel Grand Dafam.
Ada 1600 orang berpartisipasi, termasuk di dalamnya adalah peserta, kepala kontingen, juri dan pendamping. Ditambah lagi ada sekitar 4000-an tamu undangan dari Kepala SD, SMP, SMA, SMK pada saat acara pembukaan dan penutupan. Bisa dibayangkan meriahnya acara LKS SMK ini.
Pembukaan acara LKS SMK 2019 sendiri diadakan pada tanggal 8 Juli 2019 pukul 08.30 di Sportorium Univeristas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan penutupannya diselenggarakan di Sleman City Hall pada tanggal 12 Juli 2019 pukul 19.00. Kebetulan, pada acara penutupan itulah saya berkesempatan untuk hadir dan menyaksikan kehebatan siswa-siswi SMK masa kini.
Sejak pukul 18:30 para peserta LKS SMK yang berasal dari berbagai kontigen daerah di Indonesia mulai memasuki ballroom tempat akan diadakan acara penutupan. Ketika para peserta mulai menempati kursinya masing-masing, lantunan musik yang dibawakan oleh para siswa-siswi SMKN 2 Kasihan Bantul mulai terdengar.
Saya langsung terperangah mendengar alunan suara yang begitu matang dan apik dalam menghibur para hadirin. Rupanya SMKN 2 Kasihan Bantul merupakan satu-satunya sekolah menengah kejuruan dengan jurusan musik di Indonesia.
Yang juga tidak kalah menarik adalah penampilan tarian “Nyai Ahmad Dahlan” yang diperagakan oleh 33 penari dari Duta Seni Pelajar Kontingen DIY. Tarian ini menceritakan perjuangan Nyai Ahmad Dahlan yang turut merintis kelompok pengajian untuk memberi ilmu membaca, menulis, membatik, dan keterampilan serta tidak lupa mempelajari ilmu agama.
Dari sesi hiburan itu saja saya bisa menyimpulkan bahwa anak-anak SMK sekarang sangat kompeten dan sudah bisa merespon era industri 4.0, salah satunya adalah dalam hal industri kreatif. Acara LKS SMK ini juga terbuka untuk masyarakat yang ingin mengetahui kompetensi-kompetensi yang dimiliki siswa SMK. Biar tahu apa saja sih, yang bisa dipelajari di SMK, dan ke depannya lapangan kerja apa yang bisa disasar oleh lulusan SMK.
Dalam acara LKS juga ada sejumlah kegiatan menarik meliputi pameran hasil kreativitas siswa, worskhop, fashion show, pentas musik dan juga job fair. Terdapat pula program OSOP (One School One Provinces) yang merupakan program pengenalan SMK dengan mengunjungi 1 sekolah di wilayah DIY.
Penutupan LKS SMK Tingkat Nasional 27 ini dihadiri oleh gubernur yang diwakili Sekertaris Daerah Provinsi DIY, Direktur Pembinaan SMK, Bupati Sleman, Kepala Dinas Pendidikan Pendidikan dari 34 provinsi, para tamu undangan, dan seluruh peserta LKS 2019. Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan, dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh Khomsul Latifin.
Bapak M. Bakrun selaku Direktur Pembinaan SMK kemudian naik ke atas panggung untuk menyampaikan bahwa secara umum terjadi penambahan peserta sekitar 30% pada setiap kategori lomba. Ada dua bidang lomba yang diikuti oleh 34 propinsi, yaitu IT Network System Administration dan Electrical Installation. Dicatat pula adanya kenaikan jumlah peserta dari luar Jawa.
Ada lomba favorit, yang hampir diikuti oleh seluruh provinsi, yaitu lomba graphic design technology, fashion technology, dan automobile technology yang diikuti oleh 33 peserta, sedangkan bidang lomba landscaping & gardening, mobile robotic, dan welding diikuti oleh 32 peserta.
Dalam acara penutupan, Bupati Sleman, Sri Purnomo, juga turut memberikan sambutan. Beliau memberi penekanan pada potensi wisata dan pendidikan yang ada di Kabupaten Sleman. Di Kabupaten Sleman ada 7 dari 8 perguran tinggi yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal tersebut tentunya menjadi salah satu potensi wisata berbasis pendidikan. Sambutan terakhir diberikan oleh gubernur yang kemudian diwakili oleh Sekertaris Daerah DIY, Gatot Saptadi.
LKS ini sendiri bertujuan untuk mendorong siswa meningkatkan kualitas kompetensi dan keterampilan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), yaitu sebagai ajang unjuk kemampuan kompetensi, capaian pembelajaran serta memantau dan memetakan kualitas kompetensi SMK.
Kegiatan LKS ini juga bermanfaat untuk mempromosikan keterampilan-keterampilan siswa-siswi SMK serta memberi kesempatan siswa berkompetisi secara positif, menumbuhkan kebanggaan bidang yang ditekuninya.
Puncak acara penutupan tentunya diwarnai dengan sorak bahagia para peserta karena dari setiap kategori yang dilombakan mulai diumumkan para pemenangnya. Setelah semua pengumuman selesai dibacakan, ditetapkan bahwa juara umum LKS SMK Tingkat Nasional 2019 adalah kontingen Provinsi Jawa Tengah. Kontingen ini berhasil merebut 11 dari 32 emas yang diperebutkan.
Bersamaan dengan penyerahan piala bergilir maka berakhir pula kegiatan LKS SMK Tingkat Nasioanl 2019 di Yogyakarta. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Jumetri, turut memberikan selamat serta ucapan kebanggannya kepada para siswa, guru pembimbing, dan sekolah atas kerja kerasnya.
Melihat sorak bahagia dan semangat anak-anak SMK dalam mengukir prestasi di bidangnya masing-masing membuat saya optimis dengan masa depan lulusan SMK dalam menghadapi era industri 4.0. Sampai jumpa dalam LKS SMK tahun depan.
Untuk informasi lebih lanjut, simak akun media sosial Dikdasmen Kemendikbud:
Twitter: https://twitter.com/DikdasmenDikbud
Instagram: https://www.instagram.com/dikdasmen_kemdikbud/
No comments