Acara
Kesehatan
Ulasan Produk
Anemia, Bahaya Laten yang Sering Disepelekan Ibu Hamil.
Anemia, bahaya laten yang sering disepelekan ibu hamil.
Habis rebahan, pas bangun tiba-tiba pandangan jadi buram, terus kepala sedikit pening kayak ngga ada darah yang mengalir ke otak. Atau pas lagi duduk, tiba-tiba pas berdiri pandangan jadi berkunang-kunang dan kayak mau rubuh gitu badannya. Kondisi kayak gitu sering banget saya alami.
Dan kalau dipikir-pikir, kayaknya sudah sejak sekolah menengah atas saya ngalamin hal itu. Bertahun-tahun kemudian, baru sadar kalau saya mengalami yang namanya anemia atau kurang darah.
Tahunya dari mana saya anemia? Ya, selain karena gejala-gejala di atas juga setelah melakukan tes HB, dan ketahuan kalau HB saya di bawah normal. Normalnya, perempuan memiliki rentang kadar Hb 12-17. Waktu pertama tes, Hb saya Cuma di angka 10.
Ya, pantes aja sering ngalamin gejala keliyengan kayak di atas. Udah gitu karena merasa bisa melalui gejala-gejala tersebut tanpa kenapa-kenapa, saya jadi cuek dan nggak coba untuk memperbaiki kondisi yang ada. Padahal ternyata, anemia itu nggak bisa disepelekan. Apalagi kalau kita sedang dalam kondisi hamil.
Dari hasil penelitian ternyata penyebab anemia, yaitu kekurangan zat besi adalah kekurang gizi yang paling umum di seluruh dunia, dan hampir mempengaruhi 3 miliar orang. Wanita dewasa, ibu hamil, anak-anak dan manula memiliki risiko tinggi untuk terkena anemia.
Apa saja gejala umum yang sering muncul pada kondisi kekurangan zat besi adalah mudah lelah, penurunan kinerja, penurunan sistem kekebalan tubuh, hingga gangguan tumbuh kembang pada anak.
Dengan kondisi yang sempat saya alami di atas, saya mencoba bertanya-tanya apakah pusing dan kunang-kunang juga bagian dari gejala kurang darah?
Ternyata itu jugamerupakan gejala dari rendahnya tensi atau kadar gula di tubuh, namun untuk mengetahui apakah benar kita kurang darah atau tidak, selain memerhatikan gejala seperti mudah lelahnya tubuh, juga harus melakukan test Hb.
Pentingnya Zat Besi di 1000 Hari Kehidupan Pertama.
Sudah tahu belum seribu hari pertama itu, dimulai sejak kapan? Ternyata, itu dimulai sejak hari 0, yaitu masa sejak anak ada di dalam kandungan hingga seorang anak berusia 2 tahun (24 bulan).
Di seribu hari ini juga disebut periode emas karena pada periode ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat, yang mendukung seluruh proses pertumbuhan anak dengan sempurna. Yang bikin ngeri, kalau mengalami kekurangan zat besi pada 1000 hari kehidupan pertama, nggak bakal bisa diperbaiki di masa kehidupan selanjutnya.
Jadi, zat besi ini penting banget buat 1000 hari pertama kehidupan, pertama untuk kehamilan dan pertumbuhan janin, dan yang kedua untuk pertumbuhan bayi dan anak. Zat besi penting dalam hal pertumbuhan otak, dibutuhkan untuk membangun tinggi dan berta badan potensial. Untuk itu butuh gizi mikro dan protein, juga kalori.
Zat besi mempunyai peranan penting bagi transportasi oksigen ke seluruh tubuh dan menghasilkan energi. Apa dampak dari terjadinya anemia defisiensi besi pada ibu hamil? Selama kehamilan, kebutuhan penyerapan besi akan meningkat secara signifikan.
Peningkatan kebutuhan ini terjadi hampir 10 kali lipat pada kehamilan trimester ke tiga. Biasanya makanan kaya zat besi saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi selama kehamilan.
Meskipun Ibu hamil sudah banyak mengonsumsi daging sapi, ayam, kacang-kacangan dan sayuran hijau, namun karena kebutuhannya meningkat tetap harus diberi suplemen yang mengandung zat besi, salah satunya adalah maltofer.
Seringnya defisiensi zat besi ini terjadi hingga 40 % pada ibu hamil di trimester ketiga, dan anemia yang terjadi pada ibu hamil terjadi karena kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi pada ibu dapat memengaruhi status zat besi dan perkembangan otak pada janin, serta memungkinkan terjadinya peningkatan risiko defisiensi besi dan perubahan perilaku bayi.
Sementara itu, kekurangan zat besi pada bayi dapat memberikan efek berupa buruknya kinerja kogntifnya di jangka pendek dan jangka panjang, perilaku sosio-emosional, dan perkembangan motorik.
Suplementasi Zat Besi Pada 1000 Hari Pertama Dengan Maltofer.
Nah, pas banget waktu diundang ke acara Woman Community yang diadakan sama Maltofer di Hotel Noormans, Semarang, aku pas lagi hamil 10 minggu. Nah, biar ayem aku mau cek kadar Hb dulu. Dan Alhamdulillah ternyata Hb ku ada di angka 13. Jadi ada di area aman.
Cuma ya, buat nanti kalau udah trimester ketiha kan kebutuhannya naik 3 kali lipat, jadi ya harus diberikan suplemen tambahan dong.
Dengan datang di acara tersebut, aku jadi tahu kalau Maltofer bisa jadi pilihan suplementasi zat besi selama periode kehamilan. Dengan kandungan zat besi iron (III) Polymaltose Complex yang melepaskan kandungan zat besi secara aktif dan terkontrol sesuai kebutuan ke dalam tubuh sehingga tidak terjadi penumpukkan zat besi.
Nah, kandungan yang dimiliki Maltofer ini beda dengan suplemen zat besi pada umumnya. Iron Plymaltose Complexnya diserap secara aktif dan terkontrol sehingga tidak menimbulkan kelebihan zat besi yang dapat menyebabkan mual, luka lambung, gangguan jantung, dan susah BAB.
Soal rasa juga nggak perlu khawatir bakal nemuin rasa amis dan bikin ngga nyaman di mulut karena Maltofer ini punya rasa coklat yang enak, plus aman kalau mau dikonsumsi bersama makanan dan minuman bahkan obat-obatan yang lain karena tidak menimbulkan stress oksidatif.
Pilihannya juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan, mulai dari maltofer fol untuk bumil, Maltofer Chew untuk segala usia, Maltofer Syrup isi 150 ml dengan kandungan 1 ml = 10 mg Fe untuk anak dan dewasa, serta kemasan tetes isi 30 ml untuk bayi dan anak.
Dengan ada Maltofer, jadi tenang karena bisa menangkis bahaya laten selama hamil, yaitu anemia. Kalau mau baca-baca dan cari informasi mengenai Maltofer, bisa lho dibaca di sini.
makasih mbak infonya kebetulan kemarin istri saya hbnya 9 dan cenderung darah rendah terus kayanya bagus pake produk ini
ReplyDelete