Belajar Bantuan Hidup Dasar Dan Mendongkrak Tingkat Kebahagiaan Serta Kesehatan Penduduk Kota Semarang Dengan Inovasi Pelayanan Kesehatan


Apa yang teman-teman takutkan ketika harus menetap dalam jangka waktu lama di suatu kota? Enam tahun lalu, ketika memutuskan untuk kembali bermukim di Kota Semarang, saya takut tidak bisa merasa bahagia tinggal di kota tersebut. Punya pengalaman nggak menyenangkan yang berhubungan dengan kemacetan, sanitasi lingkungan, pelayanan kesehatan, dan waktu yang banyak terbuang di jalan membuat saya jadi sangat pemilih soal di kota mana saya dan keluarga akan tinggal. Saya bercita-cita untuk tinggal di kota yang membuat saya dan keluarga merasa bahagia.

Konon, Semarang adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki indeks kebahagiaan yang tinggi. Dalam acara Blogger & Media Gathering bersama Dinas Kesehatan Kota Semarang (23-24 November 2018), saya mendapati fakta-fakta yang mendukung pernyataan terkait Semarang sebagai kota dengan indeks kebahagiaan yang tinggi. Terutama yang berhubungan dengan kualitas kesehatan. Sembari belajar mengenai cara melakukan bantuan hidup dasar, saya semakin memahami bagaimana kualitas pelayanan kesehatan di suatu kota mampu mendongkrak indeks kebahagiaan sebuah kota.


Kesehatan Sebagai Indikator Kebahagiaan. 

Ngomong-ngomong soal Indeks Kebahagiaan sebuah negara, saat ini Indeks Kebahagiaan Indonesia berada di angka 70,69. Ada beberapa kota yang nilainya berada di atas 70, 69 dan ada yang berada di bawahnya. Jawa Tengah termasuk provinsi dengan nilai indeks kebahagiaan di atas indeks rata-rata. Mengukurnya dengan menggunakan skala yang ditentukan oleh tiga dimensi, yaitu Kepuasan Hidup (Life Satisfaction), Perasaan (Affect), dan Makna Hidup (Eudaimonia).

Khusus Kepuasan Hidup, dimensi ini terdiri atas Subdimensi Kepuasan Hidup Personal dan Subdimensi Kepuasan Hidup Sosial. Dari 3 dimensi yang memiliki kontribusi terhadap Indeks Kebahagiaan tahun 2017 ini, ada 19 indikator yang menyusunnya. 19 indikator tersebut adalah sebagai berikut.


Kelihatan kan, bahwa salah satu indikator yang menyusunnya adalah dalam hal kesehatan.

Untuk mengukur Indikator Kesehatan, ada beberapa hal yang bisa dicermati, yaitu dengan melihat angka harapan hidup, angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka kematian ibu maternal, sampai angka kesakitan atau morbiditas.

Saat ini, Kota Semarang mengalami kenaikan angka harapan hidup, dari 77, 18 di tahun 2013 menjadi 77, 21 di tahun 2017. Tentu saja angka ini masih akan terus didongkrak naik dengan berbagai program terkait kesehatan yang digerakkan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang.

Salah satu visi yang menjadi tolak ukur kerja keras Dinas Kesehatan Kota Semarang adalah untuk mewujudkan pelayanan kesehatan lima besar terbaik Se-Indonesia pada tahun 2021. Visi tersebut sudah mulai dipecah menjadi target-target yang harus dicapai setiap tahunnya.

Kadinkes Bapak Widoyono memaparkan tentang visi-misi dan program kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang.

Ada beberapa pencapaian berupa inovasi layanan kesehatan yang sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang, antara lain :

  1. Adanya Universal Health Care. Dengan UHC maka semua warga dapat memperoleh pelayanan kesehatan dengan gratis melalui BPJS. Syaratnya cukup mudah. Calon peserta UHC yang merupakan warga kota Semarang, berdomisili di Semarang minimal selama 6 bulan, cukup menunjukkan KTP dan KK Kota Semarang sebagai bukti, dan bersedia ditempatkan di kelas 3.
  2. Ambulans Siaga yang diperuntukkan bagi pasien non gawat darurat.
  3. Si-Cepat atau Ambulans Hebat yang diperuntukkan bagi kasus gawat darurat.
  4. Motor Ambulans.
  5. Konter Konsul Dokter dengan menghubungi 1500-123 untuk konsultasi kesehatan sampai menemukan panduan rumah sakit, dokter, dan apotek. 
  6. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
  7. PUSTAKA atau Puskesmas Tanpa Antrian.

Inovasi-inovasi tersebut dilakukan untuk mendongkrak angka harapan hidup masyarakat Semarang. Tentunya juga diiringi dengan adanya perkembangan sarana pelayanan kesehatan. Di tahun 2018 ini, Semarang sudah memiliki 19 Rumah Sakit Umum, 37 Puskesmas, dan ada sekitar 2000an dokter umum praktek yang tersebar di 16 kecamatan.


Dari 37 Puskesmas yang ada, 1 berstatus Puskesmas paripurna, 4 utama, 22 madya, dan 10 Puskesmas berstatus dasar. Semua Puskesmas tersebut juga telah terakreditasi.

Dengan melihat pergerakan dari program-program kesehatan yang dijalankan oleh pemerintah tersebut maka sangat mungkin Kota Semarang akan bisa mencapai visinya sebagai kota dengan pelayanan kesehatan terbaik. Kondisi tersebut tentunya juga berkontribusi pada indeks kebahagiaan masyarakatnya.


Belajar Bantuan Hidup Dasar Bersama Bloger dan Media di Hotel Atria Magelang. 


Siang hari para peserta acara 'Blogger & Media Gathering Bersama Dinas Kesehatan Kota Semarang' tiba di Hotel Atria Magelang. Agenda kami siang menjelang sore hari itu adalah untuk belajar dan berlatih mengenai teknik-teknik Bantuan Hidup Dasar.

Menurut saya ini adalah salah satu life skill yang seenggaknya perlu kita ketahui, meski tidak berharap suatu saat harus mempraktekkannya. Jadi, ketika suatu waktu berhadapan dengan keadaan darurat, lalu ditemukan korban dengan penilaian dini terdapat gangguan tersumbatnya jalan nafas, tidak ditemukan adanya nafas, dan atau tidak ada nadi, maka kita sebagai penolong harus siap untuk melakukan tindakan yang dinamakan dengan istilah BANTUAN HIDUP DASAR (BHD).

Bantuan hidup dasar terdiri dari beberapa cara sederhana yang dapat membantu mempertahankan hidup seseorang untuk sementara. Beberapa cara sederhana tersebut adalah bagaimana menguasai dan membebaskan jalan nafas, bagaimana memberikan bantuan penafasan dan bagaimana membantu mengalirkan darah ke tempat yang penting dalam tubuh korban, sehingga pasokan oksigen ke otak terjaga untuk mencegah matinya sel otak. Tindakan ini juga dikenal dengan istilah RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP).

Kalau yang dijabarkan berupa teori memang rasanya ribet, untungnya tim dari DKK Semarang, yang terdiri dari Dokter Satya Ariza, dan Dr. Hifni Hakim Prabowo menunjukkan secara langsung kepada kami bagaimana melakukan praktek BHD dan RJP, plus teknik Heimlich juga.

Mula-mula, kita diminta untuk menyimak video tentang bagaimana proses BHD ini dilakukan, selanjutnya dilakukan praktek untuk melakukan RJP. Ternyata yang dibutuhkan hanya dua tangan saja. Tentunya ada pula urutan-urutan yang harus diikuti, antara lain :


  1. Pastikan penolong berada dalam kondisi aman dan tidak membahayakan diri sendiri. Dikenal dengan istilah D (Dangerous).
  2. Periksa respon korban apakah masih bisa menjawab ketika ditanya, apakah menunjukkan bagian yang sakit, atau justru tidak memberi respon. Tahap ini disebut tahap R (Response).
  3. Selanjutnya panggil bantuan atau (Shout).
  4. Lakukan penilaian sirkulasi (Circulation). Kita bisa melakukan dengan meraba denyut nadi yang ada di leher dekat dengan bagian bawah dagu.
  5. Lakukan pemeriksaan jalan nafas (Airways).
  6. Kompresi Dada. Pastikan posisi tubuh tegak lurus, tangan atau siku tidak ditekuk.Tindakan paling penting pada bantuan sirkulasi adalah Pijatan Jantung Luar. Pijatan Jantung Luar dapat dilakukan mengingat sebagian besar jantung terletak diantara tulang dada dan tulang punggung sehingga penekanan dari luar dapat menyebabkan terjadinya efek pompa pada jantung. 
  7. Nilai pernafasan (Breathing). Lihat apakah dada mulai naik turun, rasakan denyut nadinya apakah kembali muncul, dan rasakan apakah mulai ada hembusan nafasmya. 
Itu tadi beberapa teknik BHD dan RJP yang kami pelajari selama kegiatan berlangsung. Keesokkan harinya, untuk mempererat kebersamaan kami melakukan kegiatan Arung Jeram di Sungai Elo, Magelang. Kegiatan tersebut sekaligus menjadi penutup acara 'Blogger & Media Gathering' dalam rangka diseminasi informasi kesehatan. 


Tak pelak lagi rasa bungah dan kebersamaan antar peserta semakin menguatkan indeks kebahagiaan kami sebagai penduduk Kota Semarang. Karena individu-individu yang sehat secara mental maupun jasmani akan berkontribusi pada kesehatan mental dan jasmani keluarga, yang pada akhirnya akan berkontribusi untuk menyehatkan sebuah kota.




11 comments:

  1. Horeee pertamaxxxx...

    Klo kerasan di Semarang, berarti bisa ditraktir makan kuliner dong nih. Yuh yuh...

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah pemerintah semakin peduli baik kesehatan mental maupun fisik. Jadi warganya pun hepii

    ReplyDelete
  3. Aku suka dengan acara kesehatan gini, jadi nambah wawasan. Apalagi ada program-program kesehatan untuk warga kota Semarang yang perlu disampaikan pada masyarakat luas.

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah ya mbak warga semarang hepi karena kesehatan masyarakat diperhatikan dan tingkatkan lagi melalui program dinkes. Semoga dinkes bisa berinovasi terus untuk program pelayanan kesehatannya.

    ReplyDelete
  5. Wah penting banget tuh life skill kek gini ya mbak jadi kalo tetiba kita dihadapkan pada situasi gawat darurat setidaknya kita bisa berikan bantuan dasar. Thanks for sharing ilmunya

    ReplyDelete
  6. Wah semarang bagus makin maju dong ya, sehat dan bahagia adalah indikator buat hidup lebih sejahtera ya mbak :)

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah pemkot Semarang makin sigap..semoga semua fasilitas yang sudah disediakan bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya

    ReplyDelete
  8. Enak kok sekarang di Semarang. Macetnya teratasi dg jln tol. Banjirnya udah berkurang dg adanya waduk dan kanal. Air bersih harganya murah. Kesehatan jg fasilitasnya keren bgt. Aku bahagia di sini ��

    ReplyDelete
  9. Aku belum pernah tinggal di Semarang-nya. Yang kuingat panas dan macet. Semoga saja makin ke depan dengan harapan kebahagiaan tiap warga bisa tercapai, Semarang makin betah untuk ditinggali juga berbisnis.

    ReplyDelete
  10. Wah penting banget ya materi RJP ini sayang ngga ikutan acaranya..

    ReplyDelete
  11. BHD ternyata gak segampang yang ditontonin di film baywatch yak.

    Di acara kemarin aku jadi tahu dan tercengang "owh, segitu banyak program kesehatan yang masayarakat perlu tahu"

    ReplyDelete

Powered by Blogger.