Kisah Perjalanan
Tiga Alasan Tambahan Kenapa Harus Ke Jepang
Ada yang pernah baca buku Bucket List Adventures yang ditulis oleh Annette atau mengunjungi laman pribadinya yang super inspiratif. Kalau belum coba deh, googling. Sedikit cerita, ya. Di laman pribadinya itu, Annette yang juga co-owner dari Sugo Trattoria mengunggah daftar aktivitas yang ingin ia lakukan dalam hidupnya, mulai yang bentuknya petualangan, hubungan pertemanan, sampai hal-hal kreatif, dan keuangan. Setiap kali ia berhasil melakukan apa yang ada di daftarnya tersebut, Annette akan mengunggah fotonya. Seru banget, kan. Laman pribadi Annette itu cukup menginspirasi saya lho. Alih-alih menuliskan daftar destinasi impian, sepertinya menuliskan apa yang ingin saya lakukan di suatu tempat bakal punya vibrasi lebih kuat untuk mengantarkan saya sampai ke tujuan. Di 'Dream Book' yang saya buat bersama Ezra, kami punya impian untuk pergi ke Jepang, salah satunya karena ingin ketemu langsung sama Totoro. Sekarang ini, ada tiga alasan tambahan kenapa kami harus ke Jepang.
Bocoran sedikit, tahun ini sebenarnya saya sendiri punya daftar destinasi impian. Gara-gara Marasoo dan Erina nih, saya jadi keingetan lagi untuk menulis dan membagikannya di sini. Sekaligus biar tahun ini lebih semangat untuk produktif dan mengatur waktu. Demi apa, demi bisa mencentang beberapa destinasi impian ini, nih.
Tahun ini nggak pengin muluk-muluk. Apalagi sudah tinggal enam bulan lagi, kan. Seenggaknya dalam sisa waktu di tahun 2018 ini mesti ada satu destinasi berupa spot pantai yang pasirnya putih dan air lautnya biru nan jernih. Pantai yang mana saja saya aminkan, deh. Penginnya ke Karimun yang nggak terlalu jauh.
Destinasi kedua, pengin ke luar dari Pulau Jawa, whereever it is, pokoknya pesawatnya terbang di atas Pulau Jawa. Kemudian, yang ketiga bisa naik ke satu buah gunung di Jawa Tengah dan bisa ngecamp di sana. Yang terakhir karena ini biasanya rutin berkaitan dengan pekerjaan penelitian, penginnya bisa ke salah satu negara di Asia Tenggara yang punya salah satu destinasi wisata yang mirip-mirip sama di Eropa.
Nah, kalau ke Jepang ini sebenarnya adalah mimpi yang sedang dicicil supaya terwujud. Karena ke Jepang nggak sendirian alias bawa anak-anak pastinya harus menyiapkan budget yang lebih. Selain dengan nabung, belakangan ini mulai sedikit mencekoki Ezra untuk mau baca-baca dan belajar bahasanya.
Saat ini rasanya sudah semakin nggak sabar supaya suatu hari mimpi tersebut bakal terwujud. Dan sudah ada tiga alasan tambahan kenapa kami harus ke sana.
Pertama, Studio Ghibli bakal membuka Ghibli Park di Nagoya pada tahun 2022.
Kenapa kami harus ke Ghibli Park karena salah satu atraksi yang ada akan menampilkan wahana dan jalur menyusuri hutan yang didasarkan pada suasana film favorit kami, salah satunya "My Neighbor Totoro," dan "Howl's Moving Castle."
Menurut pemerintah Aichi, taman ini juga akan dihiasi dengan menara bata bertema Eropa yang sering muncul dalam karya-karya Miyazaki, serta instalasi raksasa roh berbentuk laba-laba yang mengusung sejarah Jepang di masa lampau.
Membayangkan 'tempat' favorit saya, Ezra dan Tazka, yaitu rumah yang ditinggali Mei dan Satsuki dalam "My Neighbor Totoro" bakal muncul dalam bentuk nyata rasanya tuh, nggak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Cuma satu, kami pengin masuk ke dalamnya, makan di ruang kerjanya, kalau bisa mandi di baknya juga. "Dan ketemu Makuro Kurosuke," teriak Ezra. Hahaha.
Kedua, Menaiki Kereta Peluru Super Cepat.
"Bun, gimana rasanya kalau kita bisa bergerak secepat kilat?"
"Jawabannya tentu kita harus menjadi kilat untuk tahu rasanya. Mungkin yang mirip-mirip ya, naik bullet train di Jepang."
Gara-gara itu, waktu ditanya kenapa Ezra harus berkunjung ke Jepang, dia menulis karena ingin berkendara dengan kecepatan 300 km / jam atau lebih. Kalau pakai mobil sport pun, menurut Ezra nggak bakal bisa dilakukan di jalanan di Indonesia.
Cara terbaik, termudah, dan paling hemat biaya untuk menjajal kereta peluru adalah membeli Japan Rail Pass. Sebelumnya, harus membeli tiket dulu sebelum berkunjung ke Jepang. Cari info lebih lanjut tentang JR Pass, cari tahu biayanya dan beli secara online. Sebelum itu, ya pergi ke Jepang dulu lah.
Ketiga, Sakura dan Gunung Fuji.
Kalau yang kedua tadi alasan titipan karena saya pribadi nggak naik kereta super cepat pun, nggak masalah. Tapi yang nggak bisa ditawar adalah melihat langsung, dan memegang kalau bisa, bunga sakura.
Beda dengan sistem transportasi yang selalu tepat waktu, kemunculan bunga sakura ini sedikit tricky alias nggak selalu tepat waktu sesuai harapan atau ramalan cuaca. Untuk benar-benar bisa melihatnya, kita mesti survei terlebih dahulu sebelum menentukan hari kedatangan ke Jepang. Kadang-kadang, bunga Sakura mekar lebih awal apabila cuacanya hangat, namun jika suhu lebih dingin, mekarnya pun terlambat.
Secara umum, awal mekarnya di daerah Okinawa sekitaran bulan Januari, kemudian bunga-bunga Sakura di Kyoto dan Tokyo mulai bermekaran sekitar akhir Maret dan awal April, kemudian di Hokkaido pada awal Mei.
Dengan melihat kemungkinan munculnya Sakura tersebut, bisa dipastikan saat berkunjung ke Jepang kita tidak akan bisa melihat Gunung Fuji dalam kondisi yang cerah sekaligus melihat bunga sakura bermekaran. Karena di bulan-bulan dimana Sakura bermekaran, kondisi udara di sekitar Gunung Fuji masih terbilang dingin dan berkabut. Waktu terbaik untuk melihat Gunung Fuji justru pada saat musim panas, antara bulan Juni dan Agustus.
Kesimpulannya adalah, untuk bisa mencentang bucket list yang terdiri dari: melihat bunga sakura bermekaran, dan melihat gunung fuji dalam keadaan cerah, kita harus berkunjung ke Jepang dua kali.
Ada beberapa hal yang mesti kamu lakukan sebelum berkunjung ke Jepang, apa saja?
1. Mengurus Visa Waiver.
Menurut pemerintah Aichi, taman ini juga akan dihiasi dengan menara bata bertema Eropa yang sering muncul dalam karya-karya Miyazaki, serta instalasi raksasa roh berbentuk laba-laba yang mengusung sejarah Jepang di masa lampau.
Membayangkan 'tempat' favorit saya, Ezra dan Tazka, yaitu rumah yang ditinggali Mei dan Satsuki dalam "My Neighbor Totoro" bakal muncul dalam bentuk nyata rasanya tuh, nggak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Cuma satu, kami pengin masuk ke dalamnya, makan di ruang kerjanya, kalau bisa mandi di baknya juga. "Dan ketemu Makuro Kurosuke," teriak Ezra. Hahaha.
Kedua, Menaiki Kereta Peluru Super Cepat.
"Bun, gimana rasanya kalau kita bisa bergerak secepat kilat?"
"Jawabannya tentu kita harus menjadi kilat untuk tahu rasanya. Mungkin yang mirip-mirip ya, naik bullet train di Jepang."
Gara-gara itu, waktu ditanya kenapa Ezra harus berkunjung ke Jepang, dia menulis karena ingin berkendara dengan kecepatan 300 km / jam atau lebih. Kalau pakai mobil sport pun, menurut Ezra nggak bakal bisa dilakukan di jalanan di Indonesia.
Cara terbaik, termudah, dan paling hemat biaya untuk menjajal kereta peluru adalah membeli Japan Rail Pass. Sebelumnya, harus membeli tiket dulu sebelum berkunjung ke Jepang. Cari info lebih lanjut tentang JR Pass, cari tahu biayanya dan beli secara online. Sebelum itu, ya pergi ke Jepang dulu lah.
Ketiga, Sakura dan Gunung Fuji.
Kalau yang kedua tadi alasan titipan karena saya pribadi nggak naik kereta super cepat pun, nggak masalah. Tapi yang nggak bisa ditawar adalah melihat langsung, dan memegang kalau bisa, bunga sakura.
Beda dengan sistem transportasi yang selalu tepat waktu, kemunculan bunga sakura ini sedikit tricky alias nggak selalu tepat waktu sesuai harapan atau ramalan cuaca. Untuk benar-benar bisa melihatnya, kita mesti survei terlebih dahulu sebelum menentukan hari kedatangan ke Jepang. Kadang-kadang, bunga Sakura mekar lebih awal apabila cuacanya hangat, namun jika suhu lebih dingin, mekarnya pun terlambat.
Secara umum, awal mekarnya di daerah Okinawa sekitaran bulan Januari, kemudian bunga-bunga Sakura di Kyoto dan Tokyo mulai bermekaran sekitar akhir Maret dan awal April, kemudian di Hokkaido pada awal Mei.
Dengan melihat kemungkinan munculnya Sakura tersebut, bisa dipastikan saat berkunjung ke Jepang kita tidak akan bisa melihat Gunung Fuji dalam kondisi yang cerah sekaligus melihat bunga sakura bermekaran. Karena di bulan-bulan dimana Sakura bermekaran, kondisi udara di sekitar Gunung Fuji masih terbilang dingin dan berkabut. Waktu terbaik untuk melihat Gunung Fuji justru pada saat musim panas, antara bulan Juni dan Agustus.
Kesimpulannya adalah, untuk bisa mencentang bucket list yang terdiri dari: melihat bunga sakura bermekaran, dan melihat gunung fuji dalam keadaan cerah, kita harus berkunjung ke Jepang dua kali.
Ada beberapa hal yang mesti kamu lakukan sebelum berkunjung ke Jepang, apa saja?
1. Mengurus Visa Waiver.
Pasti sering denger dong, katanya kalau berkunjung ke Jepang dengan e-paspor, kita nggak perlu mengurus visa terlebih dahulu. Tapi jangan salah, sebenarnya untuk bisa masuk ke Jepang, kita harus melakukan registrasi pra-keberangkatan untuk bebas visa.
Bebas VISA bagi WNI pemegang e-paspor dapat dilakukan dengan cara melakukan registrasi pra keberangkatan. Kebijakan ini sudah aktif diberlakukan mulai 1 Desember 2014.
Bebas VISA bagi WNI pemegang e-paspor dapat dilakukan dengan cara melakukan registrasi pra keberangkatan. Kebijakan ini sudah aktif diberlakukan mulai 1 Desember 2014.
Nah, untuk melakukannya, bagi yang memegang IC passport/e-paspor (paspor dengan logo chip di bagian sampul depan) sesuai standar ICAO (International Civil Aviation Organization), bisa melakukan registrasi e-paspor di Kantor Perwakilan Negara Jepang (Kedutaan Besar Jepang/Konsulat Jenderal Jepang/Kantor Konsulat Jepang) di Indonesia sebelum keberangkatan.
WNI yang telah melakukan registrasi e-paspor akan diberikan bukti registrasi oleh Kedutaan Besar Jepang/Konsulat Jenderal/Kantor Konsulat dengan ketentuan sebagai berikut:
WNI yang telah melakukan registrasi e-paspor akan diberikan bukti registrasi oleh Kedutaan Besar Jepang/Konsulat Jenderal/Kantor Konsulat dengan ketentuan sebagai berikut:
- Pemohon atau perwakilan pemohon membawa e-paspor dan formulir aplikasi (formulir terlampir: PDF atau DOC) ke Kantor Kedutaan Besar Jepang/Konsulat Jenderal/Kantor Konsulat di Indonesia untuk diregistrasi.
- Kedutaan/Konsulat Jenderal/Kantor Konsulat akan menerima berkas permohonan, melakukan proses registrasi, menempelkan sticker bebas VISA, dan menyerahkannya pada pemohon kembali.
- Yang bersangkutan dapat melakukan perjalanan ke Jepang untuk durasi tinggal maksimal 15 hari, berkali-kali hingga masa berlaku sticker tersebut habis, tanpa perlu melakukan registrasi lagi di tiap kali perjalanan.
- Bagi pemohon Bebas VISA yang tidak dikabulkan permohonannya, harus melakukan permohonan VISA seperti biasa.
2. Belajar beberapa kosa kata Bahasa Jepang yang sederhana.
Seenggaknya kita mesti tahu kalau mau mengucapkan terima kasih harus bilang apa. Mau membeli makanan atau minuman, dan menanyakan tempat pun bisa.
Seenggaknya kita mesti tahu kalau mau mengucapkan terima kasih harus bilang apa. Mau membeli makanan atau minuman, dan menanyakan tempat pun bisa.
3. Cari tahu kondisi cuaca dan musim di sana.
Nggak pingin kan, OOTD-nya gagal karena ternyata pakaian yang kita bawa tidak sesuai dengan kondisi cuaca atau musim di sana.
Nggak pingin kan, OOTD-nya gagal karena ternyata pakaian yang kita bawa tidak sesuai dengan kondisi cuaca atau musim di sana.
4. Sewa Wifi Portable.
Nah, kalau yang ini sebenarnya lebih cocok kalau kita perginya rombongan , jadi bisa patungan. Karena selama di Jepang, tentu kita masih ingin bisa terhubung ke internet, kan. Sebenarnya, kalau kita perginya hanya seorang diri, ada juga alternatif provider dalam negeri yang menawarkan promo murah. Biasanya di aplikasi pembelian tiket perjalanan online sering ada yang memberikan penawaran.
Nah, kalau yang ini sebenarnya lebih cocok kalau kita perginya rombongan , jadi bisa patungan. Karena selama di Jepang, tentu kita masih ingin bisa terhubung ke internet, kan. Sebenarnya, kalau kita perginya hanya seorang diri, ada juga alternatif provider dalam negeri yang menawarkan promo murah. Biasanya di aplikasi pembelian tiket perjalanan online sering ada yang memberikan penawaran.
5. Beli Japan Rail Pass.
Kalau berenana untuk pergi ke kota lain selain Tokyo, maka ada baiknya kita membeli Japan Rail Pass ini. Dengan tiket ini, kita bisa melakukan perjalanan tanpa batas dengan tipe kereta apapun (kecuali Nozomi dan Mizuho Shinkansen), bus, dan kapal ferry Japan Rail. Setelah beli pass ini, kita bisa mengunduh aplikasi HyperDia untuk melihat jadwal akurat transportasi publik.
Kalo diminta pilih yang mana dari ketiga pilihan diatas .. aku pengin jajal naik kereta peluru super cepat.
ReplyDeleteWaah ... kayak gimana rasanya ya berada di dalam kereta 😁 ?
Hehehe, iya Mas, apalagi ransportasi di sana terkenal sangat on time ya. Jadi penasaran juga sih
Deletesaya mau ke jepang untuk studi lanjutan.. itu sih masih dalam batas keinginan..hehe
ReplyDeleteSemoga keinginannya terwujud Mas
DeletePengin ke Jepang buat naik bullet train itu, wow banget pasti anak-anak bakal suka. Plus ketemu kenalan lama yang entah di mana. Dulu aku sempat menulis draf novel hingga 3 bab dan salah satu settingnya bakal berlangsung di Jepang. Sayang, udah ga lanjut hihi
ReplyDeleteDuh sayang, dilanjutin dong Mas. Pasti seru baca2 tulisanmu dalam bentuk novel
DeleteBisa mba nia liat bunga sakura dg latar gunung fuji. Liatnya ya agak jauhan ga di kaki gunung fujinya persis hehehe..
ReplyDeleteMau dong, Mba. Dibagi cerita dan kiatnya bisa ngeliat Gunung Fuji dan Sakura berbarengan
Delete