Kesehatan
Pasar Sehat Semarang : Sehat Itu Mudah & Murah
Soal keberadaan pasar berkonsep komunal yang menjual makanan atau bahan pangan sehat dan organik, Semarang bisa dikatakan termasuk yang tertinggal dibandingkan Jogja atau beberapa kota lain di Indonesia, misalnya Surabaya atau bahkan Tidore. Namun, bukan berarti tidak ada komunitas yang memiliki perhatian akan kebutuhan masyarakat terhadap makanan sehat dan bahan pangan lokal serta organik. Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memilih bahan pangan dan makanan sehat, semakin besar pula kebutuhan mereka akan sumber-sumber atau support system yang menunjang bagi perubahan perilaku makan berkesadaran yang lebih sehat. Salah satunya adalah Pasar Sehat Semarang yang mengusung tajuk : Sehat itu mudah dan murah.
Pasar Sehat Semarang Versi 2017
Tahun 2017, Pasar Sehat Semarang yang merupakan bagian dari Jaringan Pasar Sehat Indonesia__yang diinisiasi oleh Pak Wied Harry selaku penyelanggara Pasar Sehat Ciheuleut, Bogor__mulai membuat jejak pasar pertamanya di daerah Sri Rejeki, tepatnya di Kafe Repoeblik Nongkrong.
Saat itu, pasar yang hanya melibatkan beberapa mitra mencoba melakukan cek ombak dengan berjualan makanan dan produk pangan sehat. Ada Kitchen Corner milik Wening (@wen_lien_ing) yang menjual kue-kue sehat non gluten, Little Organic Kitchen milik Nia Nurdiansyah yang menjual aneka minuman sehat; salah satunya cincau hijau. Kemudian ada Eliza Organik yang concern dengan bahan pangan organik, seperti beras, mie sayur. Ada juga Kampung Palis Food yang menjajakan Pempek Non Gluten, juga Princess Ani Kitchen yang mengujicobakan kue kering berbahan non terigu ke khayalak. Oh ya, ada juga Mas Ari dari Sayur Organik Merbabu yang kala itu bukan hanya sekadar berjualan sayur tapi juga mengajak para pembeli mengadopsi gaya hidup zero waste dengan membagi-bagikan tas kain untuk berbelanja di Pasar Sehat Semarang.
Saat itu, pasar yang hanya melibatkan beberapa mitra mencoba melakukan cek ombak dengan berjualan makanan dan produk pangan sehat. Ada Kitchen Corner milik Wening (@wen_lien_ing) yang menjual kue-kue sehat non gluten, Little Organic Kitchen milik Nia Nurdiansyah yang menjual aneka minuman sehat; salah satunya cincau hijau. Kemudian ada Eliza Organik yang concern dengan bahan pangan organik, seperti beras, mie sayur. Ada juga Kampung Palis Food yang menjajakan Pempek Non Gluten, juga Princess Ani Kitchen yang mengujicobakan kue kering berbahan non terigu ke khayalak. Oh ya, ada juga Mas Ari dari Sayur Organik Merbabu yang kala itu bukan hanya sekadar berjualan sayur tapi juga mengajak para pembeli mengadopsi gaya hidup zero waste dengan membagi-bagikan tas kain untuk berbelanja di Pasar Sehat Semarang.
Acara yang diadakan bersamaan dengan workshop Yoga yang dipandu oleh Arum Sukma Kinasih selaku salah satu penggagas Pasar Sehat Semarang itu cukup menarik perhatian teman-teman sesama komunitas yang selama ini menjalani pola hidup sehat, salah satunya komunitas food combining.
Seperti gula yang menarik kerumunan semut, pasar kecil itu pun menarik orang-orang dengan minat dan kebutuhan yang sama. Tempat yang agak jauh dari jalan besar, lokasi yang kurang familiar, tidak menyurutkan kedatangan teman-teman dari lokasi lain yang berjauhan. Meskipun begitu, rupanya gaung Pasar Sehat Semarang kala itu belum terdengar secara luas.
Di acara yang diselenggarakan kedua kalinya, tepat pada saat Ramadhan, Pasar Sehat Semarang kembali digelar. Salah satu aktivitas yang dimasukkan ke dalam rangkaian Pasar Sehat Semarang adalah cooking class; membuat raw cake bersama Little Organic Kitchen.
Di Pasar Sehat Semarang yang kedua, orang-orang yang hadir masih terbatas dalam lingkaran yang sama, belum sepenuhnya bisa mengajak masyarakat di luar lingkaran komunitas. Kondisi tersebut menjadikan misi dari Pasar Sehat Semarang untuk mensosialisasikan gaya hidup sehat belum terlalu maksimal.
Selanjutnya Pasar Sehat Semarang, atau yang dikenal dengan sebutan PSS memasuki mode hibernasi. Para penggagas dan mitra tetap menjalani usahanya masing-masing, namun belum kembali bergerak untuk menggelar Pasar Sehat Semarang berikutnya.
Re-Opening Pasar Sehat Semarang di 2018.
Tahun 2018 merupakan momen dimana para mitra sekaligus penggagas merasakan kebutuhan untuk kembali bergerak. Kebutuhan ini tidak hanya didasari oleh keinginan komunitas untuk lebih mensosialisasikan pola makan sehat, namun ternyata kebutuhan masyarakat pun sudah mulai tumbuh.
Lapak milik Mas Ari dari Sayur Organik Merbabu yang diserbu Ibu-ibu. |
Sayuran organiknya bikin ngiler. |
Dengan menggandeng Basilia Grup, sebuah jaringan restoran yang telah menjadi pioner dalam menyajikan makanan sehat__terutama yang bebas MSG__ di Semarang, Pasar Sehat Semarang terdorong untuk melakukan beberapa pembenahan internal, dan setelah persiapan selama beberapa saat siap melakukan Re-Opening.
Segarnya pecel uleg Ning Halimah dari Basilia Group |
Lapak Eliza Organik. Anak kecil lucunya ngga dijual, ya...hihihi |
alpukat organik yang yummy |
Re-Opening sekaligus rilis ulang Pasar Sehat Semarang diadakan di halaman parkir Basilia Cafe and Dine di Jalan Menteri Supeno pada hari Minggu, 13 Mei 2018.
Re-Opening ini melibatkan mitra yang lama, dan juga penambahan mitra-mitra baru yang semakin memberi warna bagi Pasar Sehat Semarang, salah satunya Ibu Organik, House 219, dan tentu saja Basilia Group.
Mba Indri selaku pemilik Basilia Group mengatakan bahwa Re-Opening kemarin berjalan cukup lancar, pengunjungnya pun cukup banyak, tetapi masih menjangkau lingkaran komunitas yang sama. Harapan Mba Indri, ke depannya adalah semakin banyak masyarakat Kota Semarang yang tahu bahwa di Semarang pun ada Pasar Sehat macam Milas, Kebun Roti, Pasar Kamisan, Pasar Sagan seperti di Jogja.
Lapak kue basah non gluten dari Kitchen Corner |
Kue-Kue kering Princess Ani |
sate jamur dari Little Organic Kitchen |
Aneka Minuman dari Little Organic Kitchen |
Susu Mede dan Cold Press Juice House 219 bersanding dengan pecel uleg ning halimah |
Nasi telang dari Ibu Organik |
Pempek dari Kampung Palis food |
Imam Santosa selaku PR dari Basilia Group juga memiliki andil yang cukup besar untuk membesarkan jaringan Pasar Sehat Semarang, melalui komunitasnya, Semarang Runners, ia mempromosikan keberadaan Pasar Sehat Semarang.
Di acara Re-Opening Pasar Sehat kemarin, Mba Arum selaku psikolog juga bagi-bagi ilmu tentang meditasi mindfulness untuk teman-teman blogger yang hadir, lho. Seru ya.
Di acara Re-Opening Pasar Sehat kemarin, Mba Arum selaku psikolog juga bagi-bagi ilmu tentang meditasi mindfulness untuk teman-teman blogger yang hadir, lho. Seru ya.
Apa saja yang dijual di Pasar Sehat Semarang, dan hal apa saja yang bisa kalian dapatkan di sana, sebaiknya dalam waktu dekat ini teman-teman bersiap dengan kehadiran Pasar Sehat Semarang Vol. 2. Catat tanggal dan tempatnya, ya.
Pasar Sehat Semarang Vol. 2 tahun 2018 ini akan hadir di lokasi yang sama, yaitu halaman depan Basilia Cafe & Dine di Jl. Menteri Supeno. Waktunya, Minggu 3 Juni karena bertepatan dengan bulan Ramadhan, dari pukul 15.00-18.00 WIB.
Jangan lewatkan Pasar Sehat Semarang Vol. 2 ini karena kalian bisa buka puasa bersama dengan menu-menu sehat, sekaligus saling berbagi ilmu, lho. Sampai jumpa di sana.
Pasar Sehat Semarang Vol. 2 tahun 2018 ini akan hadir di lokasi yang sama, yaitu halaman depan Basilia Cafe & Dine di Jl. Menteri Supeno. Waktunya, Minggu 3 Juni karena bertepatan dengan bulan Ramadhan, dari pukul 15.00-18.00 WIB.
Jangan lewatkan Pasar Sehat Semarang Vol. 2 ini karena kalian bisa buka puasa bersama dengan menu-menu sehat, sekaligus saling berbagi ilmu, lho. Sampai jumpa di sana.
Waah kayaknya seru banget ya? sayang kemarin belum bisa ikutan..kapan ada lagi mbak?
ReplyDeleteMinggu besok Mba, tgl 3 Juni
DeleteWah seandainya dekat sini juga ada pasar sehat kayak gitu ya
ReplyDeleteBuat Mba di Demak, pasar sehat demak
DeletePSS ini akan diadakan secara rutin y mba? Mudah2an bisa ikutan ah...mupeng makmin sehatnya...
ReplyDeleteIya, InsyaAllah begitu Mba..akan rutin setiap bulannya
DeleteMakin banyak yg peduli sama apa yg dimakan ya mbak. Ngeliatnya juga jadi ngiler. Freshh semua
ReplyDeleteIyaa, betul sekali Mba
Delete