Bagi pelaku food combining, sahur tidak jauh bedanya dengan sarapan. Sarapan di saat bulan puasa memiliki peran krusial karena akan menjadi dasar bagaimana satu hari nanti akan dijalani. Sarapan atau sahur harus dilakukan dengan tepat guna, nggak asal makan, dan mengacu pada siklus cerna 8 jam dalam ritme tubuh (sirkadian). Sahur juga perlu mengadaptasi kebiasaan makan saat sarapan, yaitu sifatnya ringan. Salah satu yang bisa menjadi pilihan adalah mengonsumsi potongan buah segar karena selain ringan, substansinya cukup lengkap, dan kaya enzim. Tapi apakah harus selalu buah? dan bagaimana caranya agar bisa konsisten menjalaninya. Berikut ini adalah cara mempersiapkan menu sahur sehat a la food combining.
1. Sahur = Sarapan bagi pelaku food combining.
Oleh karena itu, yang utama dikonsumsi adalah buah. Menyiapkan buah jauh lebih mudah dan praktis ketimbang memasak makanan berat saat sahur. Kuncinya adalah selalu menyiapkan buah-buahan yang mudah dikonsumsi saat sahur. Misalnya apel, jeruk, pisang, salak. Semua buah-buahan juga sudah dicuci bersih, dan ketika saat sahur tiba kita tinggal mengambilnya dari kulkas. Buah-buahan yang harus dikupas dan dipotong seperti semangka, nanas, dan pepaya, bisa disiapkan sebelumnya, lalu dikemas dalam kotak tertutup.
2. Selalu lakukan food preparation untuk memudahkan kita saat makan sahur.
Bagi yang sebagian tidak terbiasa hanya mengonsumsi buah saja saat sahur, bisa menambahkan menu makanan lain dengan padu padan yang tepat. Setelah jeda 15-30 menit setelag mengonsumsi buah, kita bisa mengonsumsi, misalnya menu sayuran dan karbo. Yang harus diperhatikan, elemen utama yang harus dikonsumsi adalah sayuran segarnya, bukan karbonya agar tidak memberatkan tubuh saat siang hari nanti. Dengan melakukan food preparation maka kita bisa mengatur menu harian kita dengan lebih mudah. Sayuran sudah dicuci bersih, sudah disiangi dan disimpan dalam kemasan khusus. Ketika sahur nanti tinggal dihidangkan.
Baca tentang "Masak Makanan Favorit Tanpa Baper Di Bulan Ramadhan", di sini.
Baca tentang "Masak Makanan Favorit Tanpa Baper Di Bulan Ramadhan", di sini.
3. Pilih menu pendamping nasi berupa protein nabati seperti jamur, tahu, tempe, dll.
Makanlah dengan perlahan, biarkan gigi mengunyah dengan baik. Bila mengonsumsi jus sayuran, biarkan jus tercampur lebih dulu dengan air liur sebelum ditelan. Saya biasanya lbih memilih protein nabati untuk menggantikan porsi nasi. Perbedaan ketika saat shur mengonsumsi nasi dan tidak cukup terasa. Biasanya, kalau mengonsumsi nasi dan sayuran, saya justru mudah merasa lapar di jam-jam makan siang. Namun, jika hanya mengonsumsi protein nabati dan sayuran, tubuh justru tidak merasakan lapar.
Setelah selesai mengonsumsi buah, dilanjutkan dengan jeda, dan makanan tambahan berupa sayur dan nasi, atau sayur dan protein nabati, lanjutkan dengan menutup sahur dengan air putih. Ini untuk menjaga tubuh agar tidka mengalami dehidrasi selama menjalani puasa.
Kira-kira pada hari keberapa tubuh mulai terbiasa dengan pola makan saat puasa ini?
Sekitar setelah satu minggu atau setelah lima belas hari, tubuh sudah bisa menyesuaikan diri dengan kondisi berpuasa. Pada saat tubuh beristirahat dari mencerna makanan yang berat-berat maka ia pun mulai melakukan fungsi penyembuhan dan regenerasi. Detoksifikasi yang sebenarnya baru terjadi ketika memasuki hari ke-16 sampai hari ke-30. Usus besar, hati, ginjal, dan juga kulit menjalani periode detoksifikasi atau penetralan racun di dalam tubuh. Saat kelaparan, tubuh kehilangan suplai, dimana ia bereaksi mencari pengganti. Protein cacat tak terpakai bisanya yang akan menjadi pengganti. Kondisi berpuasa membuat tubuh ‘menghabiskan protein cacat’ sampah sel, dan otomatis meregenerasi komposisi sel.
Sebenarnya, perlu waktu 36-48 jam agar detoksifikasi tubuh berjalan sempurna dengan puasa ringan. Puasa Ramadhan tidak masuk kriteria karena hanya mengistirahatkan tubuh selama 13-14 jam saja. Namun meskipun begitu ini merupakan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki pola makan dan membangun kebiasaan yang lebih baik.
Sebenarnya, perlu waktu 36-48 jam agar detoksifikasi tubuh berjalan sempurna dengan puasa ringan. Puasa Ramadhan tidak masuk kriteria karena hanya mengistirahatkan tubuh selama 13-14 jam saja. Namun meskipun begitu ini merupakan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki pola makan dan membangun kebiasaan yang lebih baik.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete