Hotel Review
Kisah Perjalanan
Wisata Cirebon : Alternatif Tempat Liburan Akhir Tahun
Buat teman-teman yang tinggal di Semarang, destinasi wisata luar kota yang menjadi tujuan saat liburan, biasanya berkisar antara ke Solo, Jogja, atau destinasi wisata lainnya di bagian selatan dan sekitarnya bukan?
Pernah nggak, teman-teman berpikir untuk mencari spot liburan ke arah barat, Cirebon misalnya.
Hmmm, memangnya ada wisata apa sih, di Cirebon? Bagaimana keadaan kotanya, menyenangkan nggak buat staycation? Tempat wisata dan kulinernya apa saja?
Mari kita bahas.
How To Get There.
Cirebon dapat ditempuh dari Kota Semarang, selama kurang lebih 5 jam setengah menggunakan mobil atau bus. Kalau malas nyetir sendiri, ada Bus Nusantara yang bertolak dari Pool-nya di daerah Kalibanteng setiap pukul 09.00 setiap harinya, dan akan membawa penumpang sampai di Terminal Bis Harjamukti Cirebon.
Bisa juga dengan menggunakan kereta api. Dari Stasiun Semarang Poncol, ada KA. Ciremai yang berangkat pukul 17:35 dan sampai di Cirebon pukul 20:52.
Alternatif lain, bisa juga memilih berbagai KA dari Stasiun Tawang, mulai dari Argo Muria sampai Gumarang yang sebagian besar pasti melewati Stasiun Cirebon. Tinggal menyesuaikan dengan bujet saja.
Setelah survei dan mencoba beberapa moda transportasi, berwisata ke Cirebon paling ekonomis dan waktunya pas adalah dengan menggunakan Bus Nusantara dengan harga Rp. 90.000.- per orang, atau menggunakan kendaraan pribadi. Tapi kalau ngga keberatan sampai di Cirebon saat malam hari, maka KA. Ciremai bisa menjadi pilihan yang ekonomis dengan waktu tempuh yang lebih singkat.
Penginapan.
Semenjak dibukanya Tol Cipali, Cirebon yang mem-branding dirinya sebagai 'Ciayumajakuning' yang menjual potensi wisata alam, budaya, dan kuliner mulai bergeser menjadi 'Cirebon Kota Wisata Hotel'. Kalau kalian berkunjung ke kota ini kalian akan mendapati belasan hotel hanya pada satu ruas jalan saja.
Banyak sekali alternatif pilihan menginap di Kota Cirebon, mulai dari guest house, kelas melati, sampai bintang empat.
Rekomendasi pertama saya jatuh pada Aston Cirebon. Lokasinya memang agak jauh dari pusat kota, yaitu di daerah Bypass, namun kalian bakal mendapatkan pengalaman staycation yang nggak terlupakan. Kalau mau menginap di Aston Cirebon, jangan lupa untuk booking jauh-jauh hari karena penawaran menarik via online app sering full booked.
Rekomendasi lainnya yang pernah saya coba adalah Santika Cirebon. Meskipun termasuk hotel zaman old, tetapi lokasinya yang berada di Jl. Wahidin sangat dekat dengan pusat kota dan pusat perbelanjaan. Salah satu kelebihan Santika Cirebon adalah kolam renangnya.
Wisata Kuliner.
Salah satu daya tarik berwisata ke Cirebon adalah karena keragaman kulinernya. Banyak ragam kuliner Cirebon yang menarik perhatian sejak dari pengucapannya. Sebut saja Nasi Jamblang, Empal Gentong, Tahu Gejrot, Nasi Lengko, dan masih banyak lagi.
Saat tiba di Cirebon, saya langsung minta rekomendasi pada orang asli daerah tersebut soal pilihan tempat kulinernya.
Untuk Nasi Jamblang, lima dari tujuh orang yang saya tanya merekomendasikan Nasi Jamblang Mang Dul, dua orang merekomendasikan Nasi Jamblang Ibu Nur.
Waktu pertama kali sampai di Cirebon, saya mencoba Nasi Jamblang di depan Hotel Santika karena sudah keburu lapar dan malas eksplor. Dari sana, jadi tahu kalau cara penyajiannya dibungkus pakai daun jati dan pilihan lauknya banyak, serta yang bikin khas itu sambelnya. Kalau sudah nyoba gini kan jadi bisa membandingkan dengan Nasi Jamblang Mang Dul.
Nasi Jamblang Mang Dul lokasinya di Jalan Dr. Cipto, daerah Kesambi. Lebih dekat sih, kalau dari Santika dibandingkan ke Nasi Jamblang Ibu Nur. Saya berkunjung pas jam makan siang, di hari Minggu pula jadinya mesti ngantri deh.
Nasi Jamblang Mang Dul ini sudah ada sejak tahun 70-an dan paling digemari sama orang asli Cirebon sendiri. Soal rasa, bisa dibilang memang lebih maknyus dan fresh dibandingkan yang saya coba sebelumnya. Pilihan lauknya juga banyak, sambelnya juga enak.
Selain Nasi Jamblang, nggak lupa saya juga mencoba tahu gejrot yang mangkal di pelataran warung makan Nasi Jamblang Mang Dul.
Wisata Sejarah dan Budaya.
Kalau merujuk pada sejarah, Cirebon merupakan salah satu tempat yang termasuk ke dalam jalur sutera. Laksamana Chengho bahkan sempat berlabuh dan melakukan perdagangan di Cirebon.
Cukup banyak tujuan wisata budaya atau sejarah di Cirebon. Salah satunya adalah Keraton Kasepuhan yang berusia 500 tahun, kemudian ada sekitar 30 masjid kuno, dan makam Sunan Gunung Jati, dan juga kelenteng tertua pada masa Laksamana Cheng Ho.
Pada saat kunjungan ke Cirebon kemarin, saya sempat berkunjung ke Taman Sari Gua Sunyaragi.
Gua Sunyaragi berada di daerah kelurahan Sunyaragi. Asal-usul nama “Sunyaragi” berasal dari 2 kata, yaitu Sunya yang memiliki arti Sepi dan Ragi yang memiliki arti Raga.
Bangunan tersebut digunakan sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya. Ada beberapa bagian dari bangunan tersebut, masing-masing memiliki nama serta fungsinya sendiri.
Misalnya, Bangsal Jinem adalah tempat Sultan memberi wejangan sekaligus melihat prajurit yang sedang berlatih. Gua Pandekemasang digunakan sebagai tempat membuat senjata-senjata tajam. Gua Simanyang digunakan sebagai tempat pos penjagaan. Gua Langse sebagai tempat untuk bersantai. Gua Peteng sebagai tempat nyepi untuk melatih kekebalan tubuh. Gua Arga Jumud sebagai tempat orang penting keraton. Gua Padang Ati digunakan sebagai tempat bersemedi. Gua Kelanggengan digunakan untuk tempat bersemedi agar langgeng jabatannya. Gua Lawa merupakan tempat berkumpulnya para kelelawar. Gua Pawon sebagai ruangan dapur dan penyimpanan makanan.
Zaman dahulu kompleks gua tersebut dikelilingi Danau Jati namun saat ini sudah mengering.
Yang menarik, ada sebuah mitos yang cukup terkenal di Gua Sunyaragi ini, yaitu mitos tentang Perawan Sunti. Konon siapapun yang memegang patung batu Perawan Sunti akan sulit jodoh.
Wisata Alam.
Kota Cirebon sendiri memang tidak memiliki spot wisata alami, namun jika berjalan ke arah Kab. Cirebon atau Majalengka ada beberapa spot wisata alam seperti Batu Lawang di Desa Cupang dan Goa Lalay di Majalengka.
Buat kalian penggemar naik gunung, ada Gunung Ciremai yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat (3078mdpl)
Sayangnya karena cuma berkunjung dua hari, saya belum sempat mengeksplorasi wisata alam tersebut. Jadi belum bisa bercerita banyak.
Panduan Liburan Akhir Tahun.
Nah, buat kalian yang merencanakan liburan akhir tahun, ada beberapa panduan yang bisa kalian ikuti, nih. Tema liburan akhir tahun ini merupakan tema yang diusulkan untuk dibahas oleh Mbak Uniek, foundernya komunitas blogger di Semarang, Gandjelrel dan Novia Domi, seorang Blogger sekaligus founder Titik Tengah Partnership.
Apa saja panduan liburan akhir tahunnya, terutama kalau kalian memilih Cirebon sebagai destinasi liburan akhir tahun.
Siapkan dana khusus sejak jauh-jauh hari. Tidak perlu terlalu besar karena biaya hidup di Cirebon relatif murah dibandingkan kota-kota tujuan wisata yang lain.
Pilih lokasi liburan yang anti mainstream. Meskipun mungkin kalian baru kali ini memilih Cirebon untuk destinasi liburan akhir tahun, tapi ada baiknya juga untuk memperhitungkan kemungkinan warga seputaran Cirebon yang juga akan berkunjung karena lokasinya yang strategis.
Pesan akomodasi sejak jauh-jauh hari. Hotel di Cirebon termasuk yang punya tingkat hunian tinggi bahkan pada saat weekdays, jadi pastikan sudah memesan hotel dari jauh-jauh hari.
Gunakan transportasi umum bebas macet seperti kereta api, karena jika kalian berkunjung ke Cirebon via Pantura pada saat libur akhir tahun maka bersiap-siaplah dengan kondisi jalanan yang padat.
Rekomendasi pertama saya jatuh pada Aston Cirebon. Lokasinya memang agak jauh dari pusat kota, yaitu di daerah Bypass, namun kalian bakal mendapatkan pengalaman staycation yang nggak terlupakan. Kalau mau menginap di Aston Cirebon, jangan lupa untuk booking jauh-jauh hari karena penawaran menarik via online app sering full booked.
Rekomendasi lainnya yang pernah saya coba adalah Santika Cirebon. Meskipun termasuk hotel zaman old, tetapi lokasinya yang berada di Jl. Wahidin sangat dekat dengan pusat kota dan pusat perbelanjaan. Salah satu kelebihan Santika Cirebon adalah kolam renangnya.
Wisata Kuliner.
Salah satu daya tarik berwisata ke Cirebon adalah karena keragaman kulinernya. Banyak ragam kuliner Cirebon yang menarik perhatian sejak dari pengucapannya. Sebut saja Nasi Jamblang, Empal Gentong, Tahu Gejrot, Nasi Lengko, dan masih banyak lagi.
Saat tiba di Cirebon, saya langsung minta rekomendasi pada orang asli daerah tersebut soal pilihan tempat kulinernya.
Untuk Nasi Jamblang, lima dari tujuh orang yang saya tanya merekomendasikan Nasi Jamblang Mang Dul, dua orang merekomendasikan Nasi Jamblang Ibu Nur.
Waktu pertama kali sampai di Cirebon, saya mencoba Nasi Jamblang di depan Hotel Santika karena sudah keburu lapar dan malas eksplor. Dari sana, jadi tahu kalau cara penyajiannya dibungkus pakai daun jati dan pilihan lauknya banyak, serta yang bikin khas itu sambelnya. Kalau sudah nyoba gini kan jadi bisa membandingkan dengan Nasi Jamblang Mang Dul.
Nasi Jamblang Mang Dul lokasinya di Jalan Dr. Cipto, daerah Kesambi. Lebih dekat sih, kalau dari Santika dibandingkan ke Nasi Jamblang Ibu Nur. Saya berkunjung pas jam makan siang, di hari Minggu pula jadinya mesti ngantri deh.
Nasi Jamblang Mang Dul ini sudah ada sejak tahun 70-an dan paling digemari sama orang asli Cirebon sendiri. Soal rasa, bisa dibilang memang lebih maknyus dan fresh dibandingkan yang saya coba sebelumnya. Pilihan lauknya juga banyak, sambelnya juga enak.
Selain Nasi Jamblang, nggak lupa saya juga mencoba tahu gejrot yang mangkal di pelataran warung makan Nasi Jamblang Mang Dul.
Wisata Sejarah dan Budaya.
Kalau merujuk pada sejarah, Cirebon merupakan salah satu tempat yang termasuk ke dalam jalur sutera. Laksamana Chengho bahkan sempat berlabuh dan melakukan perdagangan di Cirebon.
Cukup banyak tujuan wisata budaya atau sejarah di Cirebon. Salah satunya adalah Keraton Kasepuhan yang berusia 500 tahun, kemudian ada sekitar 30 masjid kuno, dan makam Sunan Gunung Jati, dan juga kelenteng tertua pada masa Laksamana Cheng Ho.
Pada saat kunjungan ke Cirebon kemarin, saya sempat berkunjung ke Taman Sari Gua Sunyaragi.
Gua Sunyaragi berada di daerah kelurahan Sunyaragi. Asal-usul nama “Sunyaragi” berasal dari 2 kata, yaitu Sunya yang memiliki arti Sepi dan Ragi yang memiliki arti Raga.
Bangunan tersebut digunakan sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya. Ada beberapa bagian dari bangunan tersebut, masing-masing memiliki nama serta fungsinya sendiri.
Misalnya, Bangsal Jinem adalah tempat Sultan memberi wejangan sekaligus melihat prajurit yang sedang berlatih. Gua Pandekemasang digunakan sebagai tempat membuat senjata-senjata tajam. Gua Simanyang digunakan sebagai tempat pos penjagaan. Gua Langse sebagai tempat untuk bersantai. Gua Peteng sebagai tempat nyepi untuk melatih kekebalan tubuh. Gua Arga Jumud sebagai tempat orang penting keraton. Gua Padang Ati digunakan sebagai tempat bersemedi. Gua Kelanggengan digunakan untuk tempat bersemedi agar langgeng jabatannya. Gua Lawa merupakan tempat berkumpulnya para kelelawar. Gua Pawon sebagai ruangan dapur dan penyimpanan makanan.
Zaman dahulu kompleks gua tersebut dikelilingi Danau Jati namun saat ini sudah mengering.
Yang menarik, ada sebuah mitos yang cukup terkenal di Gua Sunyaragi ini, yaitu mitos tentang Perawan Sunti. Konon siapapun yang memegang patung batu Perawan Sunti akan sulit jodoh.
Wisata Alam.
Kota Cirebon sendiri memang tidak memiliki spot wisata alami, namun jika berjalan ke arah Kab. Cirebon atau Majalengka ada beberapa spot wisata alam seperti Batu Lawang di Desa Cupang dan Goa Lalay di Majalengka.
Buat kalian penggemar naik gunung, ada Gunung Ciremai yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat (3078mdpl)
Sayangnya karena cuma berkunjung dua hari, saya belum sempat mengeksplorasi wisata alam tersebut. Jadi belum bisa bercerita banyak.
Panduan Liburan Akhir Tahun.
Nah, buat kalian yang merencanakan liburan akhir tahun, ada beberapa panduan yang bisa kalian ikuti, nih. Tema liburan akhir tahun ini merupakan tema yang diusulkan untuk dibahas oleh Mbak Uniek, foundernya komunitas blogger di Semarang, Gandjelrel dan Novia Domi, seorang Blogger sekaligus founder Titik Tengah Partnership.
Apa saja panduan liburan akhir tahunnya, terutama kalau kalian memilih Cirebon sebagai destinasi liburan akhir tahun.
Siapkan dana khusus sejak jauh-jauh hari. Tidak perlu terlalu besar karena biaya hidup di Cirebon relatif murah dibandingkan kota-kota tujuan wisata yang lain.
Pilih lokasi liburan yang anti mainstream. Meskipun mungkin kalian baru kali ini memilih Cirebon untuk destinasi liburan akhir tahun, tapi ada baiknya juga untuk memperhitungkan kemungkinan warga seputaran Cirebon yang juga akan berkunjung karena lokasinya yang strategis.
Pesan akomodasi sejak jauh-jauh hari. Hotel di Cirebon termasuk yang punya tingkat hunian tinggi bahkan pada saat weekdays, jadi pastikan sudah memesan hotel dari jauh-jauh hari.
Gunakan transportasi umum bebas macet seperti kereta api, karena jika kalian berkunjung ke Cirebon via Pantura pada saat libur akhir tahun maka bersiap-siaplah dengan kondisi jalanan yang padat.
Wah asyik juga ya cirebon dan ada hotel sebagus itu, aku baru tahu ini, karena cuma lewatin aja kalau pulang ke bandung 😀
ReplyDeleteBaru pernah lewat aja nih di Cirebon, semoga ada kesempatan buat wisata juga.
ReplyDeleteBaca yang pas patung Perawan Sunti kok jadi gimanaaa gitu ya Nia hehee...
ReplyDeleteAku belum pernah jalan2 ke arah Cirebon nih. Mau juga keliling Cirebon kalau destinasi wisata dan kulinernya asyik2 kyk yg ditulis Nia ini :)
Duuh..jd pengen ke Cirebon lg niih..pake KA. Oya, transportsi di sana gmn y klo g bw kendaraan sndiri?
ReplyDeleteAku belum pernah berwisata ke Cirebon, tapi cuma berkunjung ke salah satu kerabat yang tinggal disana.
ReplyDeletepengen ih kapan-kapan mengeksplor Cirebon. Bareng2 asik kali ya
Liat foto tahu gejrot jadi penegn mbak....sudah lama nggak makan tahu gejrot :D
ReplyDeleteMbaaaa.. Culik aku kesana. Tapi naik kereta yaaaa. Pan blm pernah naik keretaa
ReplyDelete