Dapurku
Keseharian
Kesehatan
Kuliner
Kitchen Life : Daily Cooking Management
"Aku tuh, suka masak tapi ngga mau masak itu jadi beban. Cooking should be fun."
Itu komentar saya waktu pertama kali merintis bisnis Little Organic Kitchen di tahun 2013. Kalau dipikir-pikir sudah tiga tahun (dikurangi masa hibernasi selama setahun lebih karena kehamilan kedua ngga sanggup terjun ke dapur) saya menjalankan peran sebagai tukang masak.
Dari yang awalnya ngerasa ujung-ujung kuku kayak mau copot saking capeknya bikin pesanan sampai mulai terbiasa bangun menjelang dini hari tanpa alarm. Tahun kemarin termasuk yang lumayan capek dan bikin banyak belajar.
Terutama belajar manajemen waktu. Dan bab itu, duuh, belum lulus juga. Pelajaran penting banget yang lain adalah tentang mengatur menu masakan untuk keluarga. Ini jadi alert banget karena sejatinya saya ini koki keluarga. Kalau saya bisa memerhatikan pola makan, bikin resep dan pesanan konsumen harusnya sudah khatam dalam hal melayani konsumen utama yaitu, keluarga.
Pelajaran berharga di tahun kemarin salah satunya saya dapat juga dari dr. Tan terutama dalam hal mengatur menu makan anak-anak.
Pertama saya coba figure out masalah anak-anak yang berkaitan dengan makan adalah : BB rendah atau di bawah grafik normal usia, suspect untuk keduanya asupan protein yang belum memadai, si sulung picky eater dan susah mengikuti pola makan sehat. Si toddler gagal dalam ber-BLW. Makan sih, alhamdulillah lahap, tapi multitasking sambil mainnya itu lhoo.
Duh, peer saya banyak banget kan. Belum lagi PR pola makan kedua orangtuanya yang jadi sedikit berantakan karena kesibukan.
Tahun ini, pelan-pelan memperbaiki bersama. Salah satunya dengan memakai lagi trik lama menyiasati daily cooking. Antara lain:
1. Belanja Mingguan di luar keperluan Little Organic Kitchen.
2. Membuat menu mingguan dan menaatinya.
3. Semua bahan masakan disiapkan saat wiken, seolah akan memasak semua menu dalam seminggu. Taruh di tupperware atau plastik klip. Simpan di kulkas.
4. Memelajari cara mengolah masakan. Misalkan kalau sayuran apakah harus raw atau melalui proses tertentu. Pelajari juga cara penyimpanan berbagai jenis bahan makanan. Salah menyimpan juga bisa mengurangi kandungan gizi makanan tersebut.
5. Membuat bumbu dasar, misal baceman bawang putih, bumbu dasar putih, kuning, dan merah. Menyetok dressing sauce rumahan.
6. Mengolah bahan masakan yang tidak tahan lama dan menambahkan zat gizi tambahan. Misalkan membuat otak-otak ikan, tempura, frozen homemade nugget dengan menambahkan bahan pangan lain untuk menaikkan nilai gizinya, misal nugget ayam, brokoli, dan keju.
7. Membuat sendiri bekal praktis harian dengan cara yang sama seperti menyiapkan menu masakan harian.
Seperti contoh gambar di bawah: Stok pizza yang dipanggang setengah matang dan dibekukan plus adonan dan isian untuk stok bekal sekolah. Pizza setengah matangnya nanti bisa dihangatkan lagi. Praktis buat bekal pagi hari. Gambar di bawahnya, stok menu olahan berbahan dasar ikan.
Saya percaya, makanan rumahan itu lebih enak. Bumbunya lebih spesial karena ada doa, kasih sayang, ketulusan dari pembuatnya.
Oya, selamat hari gizi nasional juga, ya. Semoga anak-anak Indonesia makin sehat karena tangan-tangan terampil para Ibu dalam mengolah makanan di rumah. #Giziterbaikdarirumah 😊😊
Itu komentar saya waktu pertama kali merintis bisnis Little Organic Kitchen di tahun 2013. Kalau dipikir-pikir sudah tiga tahun (dikurangi masa hibernasi selama setahun lebih karena kehamilan kedua ngga sanggup terjun ke dapur) saya menjalankan peran sebagai tukang masak.
Dari yang awalnya ngerasa ujung-ujung kuku kayak mau copot saking capeknya bikin pesanan sampai mulai terbiasa bangun menjelang dini hari tanpa alarm. Tahun kemarin termasuk yang lumayan capek dan bikin banyak belajar.
Terutama belajar manajemen waktu. Dan bab itu, duuh, belum lulus juga. Pelajaran penting banget yang lain adalah tentang mengatur menu masakan untuk keluarga. Ini jadi alert banget karena sejatinya saya ini koki keluarga. Kalau saya bisa memerhatikan pola makan, bikin resep dan pesanan konsumen harusnya sudah khatam dalam hal melayani konsumen utama yaitu, keluarga.
Pelajaran berharga di tahun kemarin salah satunya saya dapat juga dari dr. Tan terutama dalam hal mengatur menu makan anak-anak.
Pertama saya coba figure out masalah anak-anak yang berkaitan dengan makan adalah : BB rendah atau di bawah grafik normal usia, suspect untuk keduanya asupan protein yang belum memadai, si sulung picky eater dan susah mengikuti pola makan sehat. Si toddler gagal dalam ber-BLW. Makan sih, alhamdulillah lahap, tapi multitasking sambil mainnya itu lhoo.
Duh, peer saya banyak banget kan. Belum lagi PR pola makan kedua orangtuanya yang jadi sedikit berantakan karena kesibukan.
Tahun ini, pelan-pelan memperbaiki bersama. Salah satunya dengan memakai lagi trik lama menyiasati daily cooking. Antara lain:
1. Belanja Mingguan di luar keperluan Little Organic Kitchen.
2. Membuat menu mingguan dan menaatinya.
3. Semua bahan masakan disiapkan saat wiken, seolah akan memasak semua menu dalam seminggu. Taruh di tupperware atau plastik klip. Simpan di kulkas.
4. Memelajari cara mengolah masakan. Misalkan kalau sayuran apakah harus raw atau melalui proses tertentu. Pelajari juga cara penyimpanan berbagai jenis bahan makanan. Salah menyimpan juga bisa mengurangi kandungan gizi makanan tersebut.
5. Membuat bumbu dasar, misal baceman bawang putih, bumbu dasar putih, kuning, dan merah. Menyetok dressing sauce rumahan.
6. Mengolah bahan masakan yang tidak tahan lama dan menambahkan zat gizi tambahan. Misalkan membuat otak-otak ikan, tempura, frozen homemade nugget dengan menambahkan bahan pangan lain untuk menaikkan nilai gizinya, misal nugget ayam, brokoli, dan keju.
7. Membuat sendiri bekal praktis harian dengan cara yang sama seperti menyiapkan menu masakan harian.
Seperti contoh gambar di bawah: Stok pizza yang dipanggang setengah matang dan dibekukan plus adonan dan isian untuk stok bekal sekolah. Pizza setengah matangnya nanti bisa dihangatkan lagi. Praktis buat bekal pagi hari. Gambar di bawahnya, stok menu olahan berbahan dasar ikan.
Menu protein olahan untuk satu minggu: Eeomuk alias fish cake, pempek kulit, nugget ayam keju wortel, kekian ayam. |
Blueberry Cream cheese Bun. Roti favorit anak-anak belakangan ini. Biasanya saya nyetok sekalian buat bekal sekolah. |
Kalau pagi hari berhasil menyiapkan bekal dengan paripurna itu rasanya puaas 😁😀 |
Saya percaya, makanan rumahan itu lebih enak. Bumbunya lebih spesial karena ada doa, kasih sayang, ketulusan dari pembuatnya.
Oya, selamat hari gizi nasional juga, ya. Semoga anak-anak Indonesia makin sehat karena tangan-tangan terampil para Ibu dalam mengolah makanan di rumah. #Giziterbaikdarirumah 😊😊
Keren nih tipsnya. Saya contek ya mak, semoga bisa konsisten ikutin kayak gini. Hehe
ReplyDeleteSip, Mba. Silakan...semoga bermanfaat tipsnya 😊😊
DeleteWah, saya sering keteteran masalah bekel anak sekolah. Biasanya karena males bikinnya sih Mak heheheh. Terimakasih info mengelola menunya, semoga saya semangat ya...
ReplyDeleteSemangat Mba...saya klo pas keteteran andalan utamanya beli onigiri di mart2 itu, hihihi praktis n enak
DeleteTerima kasih sharingnya mbak..aku nih yg suka bingung bgt kalo udah urusan bekal skolah. Ntar kalo mentok ujung2nya frozen food :p
ReplyDeleteSama Mba Muna...aku frozen food juga jd andalan kok. Praktis soalnya
DeleteWah, salut deh buat mba nia. Bener2 komplit plit plit ya... hiks ak mlh jarang nerhatiin kandungan makanan. Asal ga junk food, ada menu sayur da proteina uda lengkap deh menurutku. Baca tulisanna jleb sekali. Harus lbh giat belajar soal menu makanan biar bisa jd ibu hebat kyk mba nia niy
ReplyDeleteSaya juga masih tertatih2 Mba...blm bisa menaklukkan pagi yg pakpikpuk makanya trick itu ngebantu bgt 😊😊
DeleteRajin banget mba nyetok mingguan kaya gitu.. ish jadi pengen deh.
ReplyDeleteIya Mba, buat menghemat waktu masak nanti tinggal bikim sayur atau goreng2 yg lain😊😊
DeleteRajin banget mba nyetok mingguan kaya gitu.. ish jadi pengen deh.
ReplyDeleteWah mantep mba. Aku juga pengen nyetok begitu tapi di sini langganan mati lampu. hiks :(
ReplyDeleteDi daerah mana Mba...wah repot ya klo sering mati listriknya..hikss
Delete