Pregnancy Journey : Kehamilan 32 Minggu-Gentle Birth After Cesarean Part #2

Nggak terasa kehamilan sudah memasuki usia 32 minggu. Di masa-masa ini mulai kerasa 'hamil beneran'. Kemarin-kemarin perut masih terlihat kempis kalau pakai baju yang longgar, kadang banyak orang di sekeliling yang jadi ngga ngeh kalau saya lagi hamil. Kalaupun tahu saya sedang hamil pasti dikomentari 'kok kecil'. Meskipun perut terlihat kecil, tapi sebenarnya berat janin menurut hasil USG terhitungnya normal. Saat ini, perkiraan berat janin sekitar 1,7kg. Bersyukur karena di kehamilan ini berat badan naiknya nggak kebangetan.  


Di setiap tahap kehamilan pasti selalu ada tantangannya. Memasuki usia kehamilan 32 minggu ini, pegal di bagian pinggang belakang mulai terasa, terkadang kalau habis berdiri lama kaki juga jadi gampang pegal. Ada beberapa catatan yang harus diperhatikan memasuki usia kehamilan 32 minggu ini. Jadi, ceritanya karena merasa waktu persalinan sudah dekat, tiap pagi saya rajin naik-turun tangga dan latihan jongkok berdiri, tapi ternyata setelah kontrol ke bidan, saya disarankan buat cooling down dan mengurangi aktivitas fisik yang terlalu menguras energi. Pasalnya, selain keluhan pegal-pegal tadi, dua minggu terakhir ini perut bagian atas sering banget terasa kencang dan kaku. Waktu kontrol dan berkonsultasi, kondisi seperti itu disebut juga dengan kontarksi palsu atau braxton hiks. Kontraksi palsu memang umum terjadi saat kehamilan sudah memasuki usia delapan bulan. Ada sisi positif dari kontraksi ini, tapi ada juga sisi negatifnya. 

Sisi positifnya, kontraksi ini akan semakin memantapkan posisi janin di jalan lahir, sayangnya karena usia bayi pralahir masih 32 minggu, kontraksi tersebut bisa berbahaya karena bisa memicu kelahiran prematur. Kontraksi semacam ini terjadi salah satunya karena kondisi fisik ibu yang kelelahan. Memang sih, dua minggu belakangan saya memang lagi aktif-aktifnya, nggak menyadari kalau badan sebenarnya kelelahan dan si baby-pun memberi peringatan. Selain disarankan untuk mengurangi aktivitas fisik, olahraga jongkok-berdiri dan pelvic rock juga belum disarankan di usia kehamilan ini. 

"Nanti dulu, Bu...coba sekarang aktivitasnya yang ringan-ringan dulu. Prenatal yoganya yang gentle, jalan kaki pelan-pelan tiap pagi maksimal 10 menitan, atau renang paling lama 15 menit saja. Dan kalau merasa kecapean, apalagi perut mulai terasa kencang, sebaiknya langsung istirahat."

Ternyata, melakukan persiapan persalinan juga harus disesuaikan dengan kondisi fisik ibu dan usia janin. Ada beberapa persiapan persalinan seperti pijat perineum dan pelvic rock yang sebaiknya dilakukan setelah usia kehamilan memasuki usia 35 minggu. Kalau terlalu cepat dilakukan, bisa-bisa memicu persalinan dini. Kemarin, waktu saya kontrol diberitahu oleh Bu Bidan, kalau sampai kontraksi-kontraksi palsunya berlanjut harus bersiap-siap, misalkan dengan suntik pematangan paru-paru untuk bayi. Ditakutkan bayi lahir prematur dan paru-parunya belum benar-benar matang. 

Apa sih, yang menyebabkan kontraksi palsu bisa terjadi saat kehamilan delapan bulan?
Jadi, selain kelelahan fisik tadi, kontraksi palsu juga bisa terjadi karena ibu mengalami dehidrasi, ibu dalam keadaan lelah, kurang asupan nutrisi, dan kondisi emosional yang tegang.

Apa yang bisa dilakukan agar kontraksinya mereda?
  1. Mandi berendam air hangat. 
  2. Mengoleskan minyak lavender di bagian atas perut, atau dihirup untuk membantu ibu lebih relaks.
  3. Penuhi asupan nutrisi dan cairan untuk ibu dan janin.
  4. Naikkkan kaki ke atas dinding, dan sandarkan pinggul selama beberapa saat.
  5. Tidur dengan posisi badan menghadap ke kiri. Atau tumpuk dua buah bantal kemudian letakkan guling secara melintang di atas bantal, dan berbaringlah di atas guling dalam posisi telentang, dengan punggung bagian tengah tepat berada di atas ujung guling, buka lebar kaki dan paha, dan silangkan kaki ke atas, lalu lakukan latihan pernapasan perut untuk meredakan ketegangan.
  6. Jika keluhan perut yang tegang dna kaku terus berlanjut, dokter atau bidan biasanya akan memberikan obat yang dapat mengurangi kontraksi.
  7. Perhatikan bagaimana kontraksi berlangsung, apakah hanya terjadi pada perut bagian atas atau menjalar ke bagian bawah dan diiringi dengan pegal bagian pinggul bawah? Perhatikan juga frekuensinya, jika frekuensinya semakin sering dan jarak waktunya semakin dekat, harus segera berkonsultasi dengan dokter atau bidan.

2 comments:

Powered by Blogger.