Buku Bacaan
Keseharian
Kiat Menulis
Self Healing Journal
Tentang Waktu
Waktu. Ia ada sebelum aku, kamu, kita ada, dan akan tetap ada meski kita telah menghilang dari muka bumi ini. Namun, bisa jadi waktu mengada karena keberadaan kita. Karena kita memberinya makna. Kita sering kali mengendalikan waktu, tapi waktulah yang malah mengendalikan kita. Bukannya menguasai waktu, kita malah dikuasai olehnya.
Lalu dibuatlah sebuah konsep bernama manajemen waktu. Sebuah usaha dari manusia untuk berkumpul, bersama-sama mempelajari waktu; bagaimana menaklukkannya, bagaimana menjinakkannya. Tapi benarkah kita bisa melakukan itu? Mengaturnya? Alih-alih mengatur waktu, sebenarnya kitalah yang sedang berusaha mengatur diri sendiri.
Manusia menciptakan penanda waktu: jam pasir, jam matahari, analog, digital--untuk mengukur, merasakan, mengenggam, dan melihat waktu. Seolah dengan begitu kita dapat mengaturnya, mengendalikannya. Sementara kita sibuk melakukan semua itu, waktu tetap berdetak dengan tenang.
Banyak hal yang sering kita lupakan tentang waktu, dan baru-baru ini saya membaca sebuah buku yang dapat mengangkat kembali kesadaran saya soal waktu. Judulnya : The Time Keeper ditulis oleh Mitch Albom. Salah satu penulis favorit saya, yang juga menulis Tuesday with Morrie, For One More Day, The Five People You Meet In Heaven.
Ada beberapa penggalan kalimat yang saya suka dalam buku tersebut, ini beberapa di antaranya:
"Dia menjelaskan bahwa begitu kita mulai menghitung waktu, kita kehilangan kemampuan untuk merasa puas." (hal 290)
"Ada sebabnya Tuhan membatasi hari-hari kita."
"Mengapa?"
"Supaya stiap hari itu berharga." (hal 288)
"Einstein pernah mendalilkan bahwa jika kita bergerak dengan kecepatan yang luar biasa, waktu kan berjalan lebih lambat, setara dengan dunia yang kita tinggalkan," (hal 264)
Ahh, dan masih banyak lagi kalimat-kalimat yang menohok hati, membuat saya tersadarkan tentang makna waktu dalam kehidupan ini. Esensi berharga yang bisa saya tangkap tentang waktu setelah membaca buku tersebut adalah "Meskipun waktu terdiri atas masa lalu dan sekarang, dengan potensi masa depan, waktu hanya benar-benar ada pada masa sekarang."
NB: Selain The Time Keeper, kalau mau membaca buku dengan tema waktu, bisa juga membaca karya Alan Lightman yang berjudul Mimpi-Mimpi Einstein. Happy reading!
Ada sebabnya Tuhan membatasi hari-hari kita."
ReplyDelete"Mengapa?"
"Supaya stiap hari itu berharga." (hal 288)
seneng banget dengan quotes yg ini
Iyaa....saya pun suka bagian ini
DeleteDan mesti pandai pandai membagi waktu ya Mak..
ReplyDeleteAndai saja waktu seharinya 25 jam..
akan ku pake 1 jamnya untuk memandang wajahmuu #eeaa..
Betulll....lagilagi bagian membagi2 itu yg susah yaa, hehehe...btwmemandangi siapa nih :D
ReplyDeleteKalo lg dikejer kerjaan, waktu rasanya bgitu cepat.. tp klo lg nunggu ssuatu jadinya lama.. hihi... salam kenal, mak... :)
ReplyDeleteSalam kenal juga Nita, maaf late reply, nih
ReplyDelete