Puisi
Rindu
Ini kisahku tentang rindu. Rindu yang hanya bisa terobati jika aku bersimpuh. Duduk, dan berbisik pada tanah, namun penghuni langit mampu mendengar bisikku.
Kemudian, kudengar lantunan itu.
Kemudian, kudengar lantunan itu.
Samar, lembut, datang seperti cahaya dari sela-sela rimbunnya daun.
Samar, kudengar pula nada halus tipis, namun tajam menusuk hatiku. Anehnya, sama sekali tak sakit.
In the name of Allah, Most Gracious, Most Merciful.
By the Sun and its (glorious) splendour;
By the Moon as it follows (the Sun);
By the Day as it shows up (the Sun's) glory;
By the Night as it conceals it;
By the Firmament and its (wonderful) structure;
By the Earth and its (wide) expanse;
[By the Soul, and the proportion and order given to it;
And its enlightenment as to its wrong and its right;
Truly he succeeds that purifies it,
And he fails that corrupts it!
The Thamud (people) rejected (their prophet) through their inordinate wrong-doing.
(Ash-Shams)
Rindu....
rindu melafalkan puisi indah itu pada sujud Dhuhaku.
rindu melafalkan puisi indah itu pada sujud Dhuhaku.
Rindu merasakan aliran air yang nyaris membuatku menangis
ketika selesai membacanya...
Pagi itu, kutepis rinduku dengan menemuiNya...
mengadukan siangku yang bimbang
menanyakan malam yang rasanya terlalu panjang.
Memohon pagi dibukakan segera...
Seandainya setiap saat kutahu hanya Dhuhaku obat setia,
mungkin tak sedikitpun aku akan berpaling dariNya...
(Tadi pagi...saat aku tak lagi bisa membendung bimbangku. Dhuha adalah, juga, inspirasiku)
No comments